Ikatan batin

934 49 0
                                    



Kini kinan dan dika sedang dalam perjalan menuju supermarket,sesuai niat awal mereka akan berbelanja,suasana dalam mobil sama persisi seperti saat perjalanan ke rumah sang mertua,baik kinan maupun dika tidak ada yang memulai obrolan,keduanya sibuk dengan pikirannya masing masing,sepanjang perjalan kinan fokus melihat jalanan lewat jendela tak terasa air mata yang dia tahan agar tidak runtuh akhirnya runtuh juga,lolos sudah diatas pipi mulusnya,sungguh dia tak tau harus berbuat apa atas perkataan dika tadi ditambah perkataan ibu mertua serta Kaka iparnya.

Mobil mewah dika sudah masuk ke area parkir supermarket dimana keduanya akan berbelanja,dika memarkirkan mobilnya melirik sang istri.

"Neng"

Kinan yang merasa dipanggil mengusap air matanya cepat sebelum menoleh ke arah suaminya,tapi dika tau istrinya itu sedang menangis.

"Udah dong jangan nangis " ucap dika mengusap pipi mulus sang istri dengan ibu jarinya " kalau neng masih ingin kerja aa izinkan kok" lanjut dika

"Beneran aa izinin?Tapi ibu gimana? "

"Kalau itu buat neng seneng gpp aa izinkan,Soal ibu itu biar jadi urusan aa,nanti biar aa bicara sama ibu Insyallah ibu pasti paham "

Kinan menganggukkan kepalanya,dika tersenyum.sebenarnya dia sendiri pun tak menginginkan istrinya itu bekerja sama seperti ibunya,tapi melihat kinan menangis sungguh dika tak tega,dan dika tak akan setega itu membiarkan istrinya harus memilih hal yang sulit bagi dia,apalagi pernikahan ini cukup mengagetkan bagi istrinya,biarlah dika yang mengalah.

"Yaudah hapus dulu air matanya kita sudah sampai,kalau orang orang liat kamu nangis nanti orang ngira aa ngapa ngapain eneng"

Kinan mengangguk membuka seatbelt nya dika sudah turun terlebih dahulu,Seperti biasa dika akan setia membukakan pintu untuk istrinya,kini dua sejoli itu sudah berada disalah satu supermarket dengan satu tangan dika yang menggandeng tangan istrinya dan satunya sibuk mendorong troli.

"Aa mau dimasukin apa? "

"Apapun yang neng masak aa suka"

Kinan senyum tersipuh sungguh suaminya ini romantis sekali.

"Ambil aja neng kalau emang butuh dan neng mau" ujar dika saat menyadari istrinya itu sungguh sibuk membulakbalikan barang dan teliti melihat semua harga.

"Tapi disini pada mahal a,harusnya kita ke pasar aja"

Dika tersenyum,

"Gpp kan aa sudah bilang kalau emang eneng mau dan suka terus emang kita butuh ambil aja jangan mikirin harga"

"Itu namanya pemborosan tau a"

"Pemborosan dari mananya,ini kan buat kebutuhan kita sendiri,lagian kita belanja satu troli penuh pun gak akan menghabis uang ratusan juta. Jadi kalau kamu  mau apalagi kita emang membutuhkannya ambil aja gak udah liat harganya"

Kinan membelalakkan matanya ke arah sang suami tak habis pikir dengan kata-katanya,bisa bisanya suaminya itu bicara enteng sekali, dika pikir cari uang itu gampang,eh...gampang sih bagi dika mungkin gak kerja pun dika akan mendapat uang yang dika mau tinggal minta sama orangtuanya yang kaya raya itu  pasti langsung di transfer.

Sungguh dika tidak main main dengan kata katanya,dika mengambil barang sesuka hati memasukannya dalam troli tanpa melihat harga terlebih dahulu.sungguh miris,suaminya itu seperti ibu ibu melihat barang diskonan.

"Ada yang mau dibeli lagi neng? "

"Udah a, yu kita bayar" jawab kinan sudah jalan terlebih dahulu meninggalkan dika.

Kinan menghela nafas kasar saat melihat belanjaannya sepeti orang ya mau buka warung,kinan heran dengan suaminya itu seperti anak kecil,apa yang dia lihat pasti dia ambil dan memasukannya ke dalam troli.

KINANTHI - selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang