Ceo

909 50 0
                                    



Kinan masih setia duduk di kursi taman belakang sendirian masih di temani semilir angin malam,kinan memejamkan matanya jujur dia gelisah sekaligus bingung harus berbuat apa,sungguh kata kata sang ibu Mertua masih sangat mengganggu pikirannya saat ini.

"Neng"

Monoleh menoleh ke arah sang suami saat menyadari ada yang memanggilnya,

"Kenapa ?" Tanya dika berjalan menghampirinya dan duduk bergabung bersamanya di kursi kayu dekat kolam ikan

"Gpp tadi aku cuma gak bisa tidur aja,liat kanu masih sibuk jadi turun ke bawah deh"

"Ohh...Pasti ada yang neng pikirkan..mau cerita sama aa? " ujar dika menawarkan diri menggenggam kedua tangan sang istri

"Entahlah aku harus mulai dari mana a,soal omongan ibu tadi siang memang benar tugas seorang istri melayani suaminya,dan soal aku yang memilih untuk tidak berhenti bekerja yang pasti alasannya bukan aku tidak mau berbakti terhadap aa atau tidak mau melayani aa,sumpah a bukan itu,walaupun aku kerja aku akan berusaha sekuat tenaga aku untuk Melayni dan berbakti terhadap aa dengan baik"

Dika mengelus pipi mulus sang istri,

"Aku percaya kok makanya aa ngizinin neng buat tetep kerja,neng jangan pikirkan omongan ibu pokonya soal ibu biar nanti aa yang bicara dan aa yakin ibu pasti paham"

Kinan menganggukkan kepalnya,dika membawa kinan dalam pelukannya dan tibat tiba dika menyatukan bibir mereka.

Dengan rakus dika mengecupi tiap inci wajah kinan tanpa terlewat berakhir di benda kenyal milik sang istri,mencoba menghilangkan kegelisan yang sedang istrinya rasakan.

Yang awalnya menempel kini sudah saling memangut,ditemani semilir angin malam yang merasuk ke dalam tubuh,tanpa sadar kinan sudah berada dipangkuan sang suami,kinan melepaskan ciuman sang suami saat dia mulai kehilangan oksigen.

"Lanjut di kamar ya"

Istrinya itu belum menjawab pertanyaanya tapi Dika sudah menggendong kinan ala bridalstyle ke kamar,membuka pintu dengan kakinya serta membaringkan tubuh kinan secara perlahan diatas kasur dan dika merangkak naik ke atas tubuh sang istri.

Mereka kembali menghabiskan Malam panjang dengan saling menghangatkan, membahagian satu sama lain,bertukar rasa serta menumbuhkan rasa yang belum tumbuh sempurna.

////////////////////////////////////////////

Dari pukul empat subuh kinan sudah repot dengan segala urusan per rumahtanggaannya  , karna hari ini dia harus kerja jadi mau tak mau dia harus bangun lebih awal untuk membereskan semua urusan per rumahtanggaannya,saat kinan melihat jam di didinding menujukan pukul enam pagi dia naik ke atas untuk membangunkan sang suami.

"A bangun yu mandi ini udah pagi" ujar kinan sambil berjalan ke arah jendela membuka gordeng

Perlahan dika membuka matanya,mendapat sang istri yang begitu terlihat cantik walaupun masih menggunakan daster dan tanpa makeup sedikitpun.

"Yu mandi,mau aku buatkan kopi atau teh? "

kinan yang sibuk membuka lemari mencari setelan baju kerja sang suami tiba tiba tersentak kaget saat tiba tiba tangan kekar dika membelit pinggangnya  dan menciumi setiap inci bahunya.

"Mandi a ini udah jam enam loh katanya pagi ini aa ada meeting pagi" ujar kinan membalikkan tubuhnya ke arah sang suami.

Dika tak menjawab tapi dia menciumi setiap inci wajah sang istri dan terakhir memangut bibir sang istri singkat  sebelum dia berlalu masuk ke kamar mandi,kinan masih diam di tempatnya tersenyum sungguh suamimu itu memang susah di tebak.

KINANTHI - selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang