Mejadi seorang ibu

881 45 0
                                    


Hari sudah gelap, kinan sedang duduk berkumpul bersama mamah Bapak dan semua keluarganya di ruang keluarga sambil menonton tv, kecuali suaminya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya yang harus ditinggal tiba tiba karna kinan melahirkan.

Ibu sudah pulang tadi siang karna temannya datang bertamu.awalnya, ibu bersikeukeuh tak mau pulang tapi kata bapak tak enak membiarkan tamu begitu saja, dengan jurus seribu rayuan akhirnya ibu menurut.

Sedangkan Mba Indah dan Mba Intan baru saja pulang tadi, karna mereka baru dapat kesempatan menggendong setelah ibu pulang mungkin kalau ibu tak Pulang sampai sekarang pun di pastikan gak akan ada yang bisa menggendong nara.

Nara terlihat tertidur sangat pulas Sekali di pangkuan mamah Nani, mungkin dia sangat lelah setelah di oper sana sini.

Nara terlihat tertidur sangat pulas Sekali di pangkuan mamah Nani, mungkin dia sangat lelah setelah di oper sana sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#fromgooglefotosebagaipemanis

"Dia cantik banget neng, tapi gak ada kamu kamunya " ucap teh Rani

"Walaupun gak ada aku akunya tapi tetap saja dia cantik kaya bundanya " jawab kinan dengan sangat pede, toh memang iya kan masa iya cantik seperti ayahnya .

"Kata bunda, kamu cantik kaya bunda padahal ini muka ayah semua ya bunda ngaku ngaku aja" ucap mamah mengajak ngobrol cucunya itu dengan mengelus pipi nara sayang.

Kinan berdecak mendengar ucapan mamahnya sepertinya kecantikan kinan tak ada yang mengakui saat ini kecuali suaminya yang masih memujinya cantik.

"Lah orang kamu cantik dika ganteng ya pasti warbiasah lah hasilnya " tutur a iki Sedikit membela kinan.

"Warbiasah apaan ? " tanya bapak penasaran

"Warbiasah itu lebih tinggi di atas kata luar biasa artinya sempurna"

Bapak hanya mengangguk-angguk , entahlah antara paham atau pusing dengan penjelasan a iki.

"kulitnya juga mulus banget putih bersih gak ada kili-kili nya sama sekali " puji teh Ika

"Sama persisi dengan kulitku" jawab kinan dengan entengnya

"Nah kalau kulitnya baru teteh setuju persis kaya kamu" ujar teh Rani kembali

"Yang penting kan cantiknya kaya bunda, ya nak ya" Seperti paham nara menggeliat di pangkuan neneknya itu"tuh dia menggeliat berarti dia mengakuinya" lanjut kinan

"Udah ah , sudah malam bawa ke kamar neng naranya, kamu istirahat mumpung nara sedang nyenyak tidur"

"Iya mah " jawab kinan bangkit meraih nara dari pangkuan mamah Nani.

KINANTHI - selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang