Kontraksi

1.1K 52 0
                                    


Hanya mengeliling dua toko saja kinan sudah sangat lelah, tak seperti biasanya yang kuat mengelilingi seluruh penjuru mall tapi kali ini sungguh dia menyerah bukan hanya kakinya yang pegal pingganya pun terasa sakit,setelah makan dika memutuskan untuk pulang saja karna awalnya kinan menolak karna tak enak dengan ibu dan Mba intan tapi mereka paham kalau orang hamil apalagi sudah besar pasti gampang sekali kecapean.

Ibu dan Mba Intan minta diantarkan ke bengkel saja karna menurut tukang bengkelnya mobil Mba Intan sudah selesai dibetulkan, kini di mobil hanya tersisa kinan dika dan bi ecih yang duduk di belakang sibuk melihat pemandangan luar.

Perjalanan kali ini lumayan macet dika beberapa kali berhenti karna kinan merasa pengen buang air kecil,tak seperti biasanya dalam sejam kinan sudah empat kali buang air kecil, biasanya hanya sejam sekali, dia beberapa kali merubah posisi duduknya, perutnya yang tadi hanya terasa sedikit kencang sekarang terasa kram biasanya akan hilang sendiri tapi ini semakin terasa.

"Kamu kenapa? " tanya dika saat melihat kinan meringis

"Gak apa apa a perut ku kram dan kencang biasanya suka ilang tapi ini semakin terasa " jawab kinan mengelus perutnya

"Neng mau melahirkan kali "

Mau melahirkan kinan jadi teringat kata kata dokter Dita pas pertemuan terakhirnya kemarin kalau keluar lendir darah atau bloddy show  itu artinya tanda tanda siap melahirkan ditambah sekarang kram di perutnya semakin terasa.

"Kita ke rumah sakit ya? " tanya dika cemas

"Gak usah a kita pulang aja ini kram perutnya masih bisa di tahan kok paling ini kontraksi palsu kaya biasanya "

"Yakin ? "

"Iya beneran deh"

Kini mobil dika sudah memasuki perkarangan rumah dika turun terlebih dahulu untuk membantu istrinya turun memapahnya masuk ke dalam kamar, sedangkan bi ecih sibuk dengan belanjaan.

"Gimana udah mendingan ? " tanya dika saat masuk kamar

"Sedikit "

"Kita ke rumah sakit aja deh neng"

"Gak usah a kalau sakitnya makin terasa baru deh kita ke rumah sakit ini masih aman kok nanti juga ilang" pasalnya hpl menurut dokter Dita tiga hari lagi paling cepat jadi kinan merasa ini kontraksi palsu seperti beberapa hari ini.

"Yaudah kalau gitu kamu istirahat ganti bajunya dulu biar aa ambilkan" dika berjalan ke arah lemari kinan, menarik salah satu daster kinan dan memberikannya pada sang istri.

Saat kinan sudah merebahkan tubuhnya di kasur dika turun ke bawah untuk membantu bi ecih mambawa belanjaan yang sangat banyak itu.

Kinan berusaha memejamkan matanya tapi sakitnya makin terasa tak seperti biasanya yang akan hilang dengan sendirinya apakah ini sudah saat nya dia akan melahirkan .

Dia bangkit dari tidurnya sakit nya sungguh sudah tidak bisa di tahan tapi kenapa dika tak kunjung datang lagi katanya tadi hanya membantu bi ecih membawa barang barang tapi kenapa lama sekali.

"A...a dika.."

"A...A dika...." teriak kinan kedua kalinya berharap suaminya atau bi ecih mendengar teriakannya.

Bi ecih yang mendengar kinan berteriak, dia melempar sapunya begitu saja bergegas lari naik ke atas masuk ke kamar majikannya .

"Ya Allah neng kenapa ? "

"Perut saya sakit bi, a dika mana" ucap kinan terbata bata menahan rasa sakitnya

" ya Allah sebentar bibi panggilan bapak dulu di bawah "

KINANTHI - selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang