Hari mulai gelap, sosok mungil Dita berdiri di teras. Dia akan menyambut kedatangan teman lama. Sudah menjadi kebiasaan bagi Dita, menyambut mereka dengan baik.
Dia berdiri tidak begitu lama. Karena Lisa datang lebih cepat dari yang diperkirakan nya.
Wajah itu terus tersenyum. Lisa menghambur pada Dita.
"Dita. . . Dita. . . Dita. . ." Serunya senang.
Dita tertawa, Lisa selalu bersikap seperti gadis kecil. "Kau datang lebih awal, eoh?" Tanya Dita sembari memeluk erat tubuh yang lain.
"Aku menyelesaikan schedule ku dengan cepat." Gumamnya terus memeluk Dita penuh kemanjaan. "Aku merindukan kaliannnnnn. . . . ." Lanjut Lisa meringsek ke pelukan Dita.
Tubuh Dita lebih pendek dari Lisa, mau tidak mau, Lisa harus merendahkan tubuhnya untuk menempatkan dirinya dengan pas di pelukan Dita.
"Udara semakin dingin. Masuk kedalam rumah terlebih dahulu. Aku akan membuatkan teh pu'er untuk mu."
Dita melepaskan pelukan Lisa dan menuntunnya untuk datang kedalam rumah.
Seohyun tengah merapikan meja makan. Dia tersenyum lebar saat melihat kehadiran Lisa dan Dita. Tidak jauh berbeda, Lisa berlari menghambur ke pelukan Seohyun.
"Bibi SEO!!!!!! Aku merindukan mu." Gumam Lisa manja diperlukan Seohyun.
"Aku juga merindukanmu. Tapi kau terlalu tidak berperasaan. Kau berada di Seoul selama ini dan tidak mengunjungiku? Betapa baiknya hal itu, eoh?" Tegur Seohyun memukul pelan kepala Lisa.
Bibir Lisa mengerucut. Dia tidak benar-benar sengaja melupakan keberadaan Seohyun, ini murni karena schedule yang cukup padat. "Schedule padat. Aku diperas hingga kedasar. Bibi, tidakkah kau merasa kasihan pada putrimu, yang ini? Lihatlah, aku menyisakan tulang." Lisa mengulurkan lengan kecilnya, agar Seohyun meraih dan merasa kasihan saat merasakan lengan lurus miliknya.
"Kau tau hal itu pasti terjadi, kenapa harus menyiksa diri, menjadi seorang idol, eoh?" Ini adalah sergahan Dita yang dingin namun kaya akan perhatian.
Lisa sudah tau konsekuensi saat memilih profesi sebagai idol namun dia tetap melakukannya. Dan saat Lisa memberikan keluhan, Jinny dan Dita hanya akan memberinya tatapan datar tanpa kemanusiaan.
"Lihat, bibi! Putrimu benar-benar seorang iblis. Dia bahkan tidak berusaha meraihku dari perasaan tertekan." Keluh Lisa pada Seohyun.
Seohyun akan membuka mulutnya namun Dita memotong niatan itu.
"Ibu! Jangan memanjakan nona muda ini. Atau dia akan terus bersembunyi dibalik ketiakmu."
Seohyun tidak tau harus menangis atau tertawa untuk menanggapi ucapan Dita. Dia senang Dita lebih bersahabat, saat ini. Meskipun menurutnya itu hanyalah kamuflase belaka.
Seohyun kembali akan membuka suara namun kemunculan Jinny mengalihkan eksistensi nya.
"Hamzieeeeeee!!!!!!!" Seru Lisa lagi berlari menerjang Jinny.
"Kalian benar-benar tidak berperasaan. Aku baru saja terjun dari ketinggian dan kau ingin aku merangkak dari Incheon?" Gerutu Jinny memukul pantat Lisa dan bersiap melempar sepatu kearah Dita.
Dita merotasikan bola matanya. "Aku datang ke Incheon tapi kau pergi bersama ambulance. Kami bahkan mengikutimu sampai pada halym houspital. Apa yang kau lakukan? Kenapa tidak menghubungi ku, sebelumnya?"
"Kau kerumah sakit? Apa kau sakit, Hamzie?" Tanya Lisa terlihat sangat khawatir.
"Tidak seperti itu. Seseorang mengalami kondisi buruk saat di dalam pesawat. Dan aku membawanya kerumah sakit." Kata Jinny menjelaskan kronologi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pampering Little wife
FanfictionDita datang dengan begitu banyak keluhan. Dia ingin memukul seluruh anggota keluarga Cho, Dia akan melakukan berbagai cara agar mereka menerima kejatuhan. Dita akan menjual jiwanya pada iblis, jika hal itu bisa menghancurkan dan memuaskan keluhannya...