Bab 22

376 55 13
                                    

Dita datang dengan perasaan yang ringan. Dia sekarang memiliki keluarga lebih besar dan semua memberinya perasaan yang positif.

Setiap langkah menjadi penuh semangat. Dia berjalan begitu santai, mengedarkan senyuman yang ramah pada semua orang.

"Apa yang terjadi? Ku lihat kamu sangat bahagia?" Tanya salah satu kru dari proyek Dita.

Senyum Dita belum luntur, dia akan melontarkan beberapa omong kosong tetapi kata-katanya tertahan saat siluet Taeyong dan Ning-Ning terlihat tidak jauh darinya.

"Apa yang Mereka lakukan disini?" Tanya Dita dengan nada tidak bersahabat.

Kepala tua mengalihkan pandangan, mengikuti kemana tatapan dita pergi. "Eoh, bukankah mereka pemilik dari Mension yang sedang kita kerjakan?"

Petir seolah menyambar puncak kepalanya. Bagaimana itu bisa terjadi? Mana mungkin dia akan mengambil pekerjaan untuk kedua bajingan tidak tahu malu, eoh? Siapa yang sudah bermain dengannya? "Siapa yang sudah mengambil proyek ini?"

Pria tua heukwon kebingungan. Dia adalah orang yang melakukan lobi dan Dita menyetujui proyek ini. Kenapa dia masih mempertanyakan hal itu? "Bukankah itu kamu? Aku memberikan berkas kontrak itu dan Kamu menandatangani-nya."

"Mustahil! Aku tidak mungkin begitu bodoh!"

"Apa yang salah?"

Bibir Dita berkerut, dia sangat tidak senang.

"Eonni! Aku sangat senang kamu yang mengambil proyek ini." seru Ning-Ning berlari meraih tangan dita.

Seketika wajah Dita menjadi jelek. Dia menepis tangan Ning-Ning kasar.

"Dia adikmu?" Mandor Heukwan nyaris pingsan. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia telah menyakiti Dita tanpa sadar.

Heukwon adalah pekerja buangan saat di sydney, ketekunannya untuk merubah nasib keluarga, menggetarkan hati Dita dengan ketulusan penuh dia membawa Heukwan untuk bekerja bersamanya.

Cerita kelam Dita tidak ada Siapa pun yang tidak tahu. Bagaimana wanita kecil ini diperlakukan dengan tidak adil oleh keluarganya sendiri.

"Dita, demi tuhan aku tidak tahu." Heukwan menyambar lengan Dita berusaha meyakinkannya bahwa tidak ada pengkhianatan di sini.

Ning-Ning masih dengan tampilan lotus putih. Matanya berkaca-kaca seolah keruntuhan dunia baru saja terjadi. Dia masih mencoba meraih tangan Dita. "Eonni, maafkan aku jika aku bertindak sangat lancang. Ini karena kamu tidak memberiku kesempatan. Eonni, aku datang karena kakek sedang sakit. Dia sangat ingin bertemu denganmu."

Dita memberi tatapan datar pada Ning-Ning. Seolah apa yang dia bicarakan hanyalah kentut.

"Dita, berhenti bersikap kekanak-kanakan. Aku tahu kamu kecewa dengan keputusanku dan marah kepada keluargamu, tetapi kakek sangat mencintaimu. Dia selalu berada di pihak mu. Bisakah kamu mengesampingkan egomu?" Taeyong merasa kasihan kepada Ning-Ning, karena Dita tidak juga menanggapi.

Ego apa? Bahkan aku tidak memikirkan apapun di kepalaku. Marah dengan keputusanmu? Jangan bercanda, aku sangat bersyukur sampahku telah di pungut.

"Ini semua salahku. Eonni, aku tahu kamu sangat marah sekarang. Seharusnya aku menolak Taeyong Oppa sejak dulu. Tapi jika saja hal-hal itu tidak terjadi aku yakin kalian masih tetap bersama."

Taeyong menarik lengan Ning-Ning. " apa maksudmu? Kita sudah bersama bahkan akan memiliki anak, haruskah kamu mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal?"

"Oppa, sejak kami bersama, eonni semakin jauh dengan keluarga, ini sangat salah. Hatiku selalu berkata bahwa aku telah menganiaya saudariku. Tidak masalah jika kamu memiliki anak dari pria lain, Taeyong oppa pasti akan memaklumi mu. Aku baik-baik saja. Untuk putraku, dia pasti akan memahami."

Pampering Little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang