Bab 21

157 30 7
                                    

Dita mengikuti Ning-Ning dan Taeyong ke rumah sakit. Sudah sangat lama mereka berada di dalam sana, tidak ada dari Taeyong ataupun tenaga medis yang keluar untuk ditanyai. Dita sangat khawatir, bagaimanapun juga, bayi itu bersih. Tidak memiliki pertengkaran dengannya, jadi merasakan khawatir bukan sesuatu yang salah.

Pikiran Dita tersentak oleh raungan dari ibu Ning-Ning, dia melompat, menerjang Dita seperti anjing gila. Mencakar dan memukul kepala Dita begitu keras.

"Jalang sialan aku akan membunuhmu! Kamu dan ibumu adalah pelacur mengerikan. Jika sesuatu yang buruk terjadi kepada cucuku, aku akan membunuhmu! " teriakannya meraih lengan Dita hingga goresan tertinggal.

Wajah Dita sangat datar, dia menatap ibu Ningning seperti dinding.

Jalang? Pelacur? Siapa yang dia maksud? Apakah wanita ini sedang menyebutkan tentang dirinya sendiri?

"Bibi, kamu sangat mengenali dirimu sendiri, eoh?"

"Kamu bajingan! Beraninya! Itu kamu dan ibumu. Kalian wanita rendahan hanya tahu membuka kakimu untuk merayu pria lain?"

Lelucon apa ini? Dia dan Ningning memiliki usia terpaut beberapa bulan, hanya jika dia cidera otak orang akan berpikir ibunya adalah Penggangu.

Dita menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Aku seperti sedang menggertak orang gila.

"Tuam Kim, apakah keluargamu mulai bangkrut? Kalian bahkan tidak mampu memberi istrimu perawatan psikiater. Dia tidak mampu menghitung dengan baik (ini mengacu pada kelahiran antara Dita dan Ningning). "

"Begitukah caramu berbicara dengan orang yang lebih tua? " Kim Nam Gill memiliki kekerasan pada ekspresinya.

Dita memutar mata. Ini bukan hal baru. Dia sudah sering mendengarnya berbicara seperti itu. "Tergantung dengan siapa aku berbicara. Sedangkan kamu, tidak layak. (Menerima kehormatan dari Dita). "

"Kamu! "

Nam Gill hendak menampar Dita tapi kesakitan yang dia tunggu tidak juga datang. Saat Dita membuk matanya, Taeyong berdiri menahan tangan itu.

"Ayah mertua, dokter memanggilku keruangan. Akan baik jika kamu juga ikut. " katanya lirih.

Dita bertemu pandangan dengan Taeyong.

Kesan Dita terhadapnya tidak menjadi baik hanya karena dia telah membantu hal kecil ini. Sebaliknya, Dita semakin kesal.

"Jika sesuatu terjadi pada cucu dan putriku, aku benar-benar akan membunuhmu. "

Ancaman ibu Ningning tidak mempengaruhinya. Dia berdiam diri menatap datar pada ketiganya.

Tidak lama langkah Taehyung terdengar di Koridor. Wajah Dita terlihat cemas, dia menggigit ujung kuku hingga pucat. "Jangan lukai dirimu. " ujar Taehyung menarik jari dari jepitan bibir Dita.

"Apa yang harus aku lakukan? Bayi itu tidak bersalah. Bagaimana jika hal buruk terjadi? "

Taehyung menariknya kedalam pelukan. "Apa yang terjadi tidak ada hubungannya denganmu."

Dita mengangkat pandangannya. Bagaimana itu tidak ada hubungan dengannya? Jelas Ningning jatuh karena dia.

"Aku tidak sengaja mendorongnya, tidak tahukah kamu??? Jika sesuatu terjadi wanita tua itu tidak akan membiarkanku. "

"Apa kamu takut?" Tanya Taehyung mengamati reaksi Dita.

"Tidak. Hanya bayinya tidak bersalah. "

"Dengarkan aku! Itu bukan kesalahan mu. Percaya padaku. "Kata Taehyung meyakinkan Dita.

Hyunjin datang, wajah pria itu seperti dasar pot yang menghitam (kesal).

" bisakah kalian berhenti menyeretku, juga. Banyak hal yang harus aku urus. " keluh Hyunjin ingin mencekik Kim Taehyung.

Saat panggilan masuk, dia sedang menemani Yeongju-nya sarapan. Ini adalah bayi pertama mereka tapi momen penuh kasih telah disabotase olehnya (Taehyung).

"Kamu masih menginginkan pengakuanku? Jika ya, tutup mulutmu. "

Hyunjin memutar mata. Jika bukan karena cintanya untuk Yeongju, dia tidak akan tahan. Detik ini kamu meminta dan detik ini kamu harus memberikannya. Semua dilakukan dengan cepat bahkan Hyunjin lupa bagaimana cara bernafas dengan benar (bersantai) . Dia berlarian kesana juga kemari untuk memenuhi perintah Kim Taehyung.

Dia (Hyunjin) merogoh saku di celana. Mengambil disk berisikan rekaman CCTV dimana kejatuhan Ningning terjadi.

"Apa itu? " tanya Dita menatap Hyunjin.

"Hanya rekaman kamera pengawas di lokasi sebelumya. "

Dita sedikit kebingungan. Dia berpikir bahwa mungkin dia benar-benar telah mendorong Ningning tanpa sengaja. "Kim Taehyung kamu tidak berpikir, Ningning akan melukai dirinya sendiri, bukan? "

"Apakah itu aneh? " tanya Taehyung menatap Dita polos.

Dia mendengus, dengan kesal memukul lengan Taehyung. "Itu aneh! Jelas aneh. Bayinya adalah bayinya kenapa dia ingin melukai yang jelas adalah bayinya sendiri? Apakah dia tidak waras? "

"Cih! Jika bukan milik suaminya bukankah wajar jika di buang. Dia hanya akan membuatnya rugi. "

"Apa?! " kejutan. Dita tidak percaya dengan apa yang dilontarkan oleh Taehyung. Ningning memiliki bayi bukan dengan Taeyong? "Tae, kamu bergosip? " tuduh Dita, mencubit daging di pinggang Taehyung.

"Untuk apa aku melakukan itu? Adikmu pergi menginap dengan pria lain di hotel milik orang ini (memukul dadanya dengan bangga) aku kebetulan berada di sisi lain dari kamar. " Taehyung memandang wajah Dita dengan ragu. Haruskah aku memberitahunya? "La lagipula, Taeyong tidak bisa memiliki anak. "

"Apa?! "

"Kakak ipar tidak mengetahuinya? "

Hyunjin menatap ironis padanya. Mereka pernah berkencan tapi Dita tidak tahu bahwa Taeyong benar-benar pria tanpa keturunan.

"Tunggu! Jangan menghakimiku dengan tatapanmu. Taeyong adalah poinnya. Apakah dia tidak tahu hal besar ini? "

Taehyung memasukkan kedua tanganya kedalam saku celana di masing-masing sisi. "Agh, tidak. Ibunya khawatir jika Taeyong mungkin akan kehilangan kesempatan untuk menikah jadi dia tidak menyebutkannya. "

"Bagaimana dengan kedua orang tua? Pasti ada keluhan saat mendengar tentang kehamilan Ningning bukan? "

Taehyung tidak bahagia. Dia merasa tidak puas dengan Dita yang sekarang. "Kenapa kamu sangat penasaran dengan Taeyong? Hey.. Kamu wanita orang ini. . " protesnya menatap Dita dingin.

"Aku hanya bertanya, apakah salah? "

Taehyung mengulurkan tangan, menyelinat kebelakabg punggung Dita dan menarik pinggangnya untuk mendekat. "Lebih banyak membicarakanku. Jangan melihat daging lain. "

Hyunjin melipat kedua lengan di depan dada. Sejak Dita muncul di kehidupan Taehyung, dia lebih sering memakan makanan anjing (tampilan mesra). dia menjadi bola  untuk waktu yang lama.

Penglihatan Dita menangkap pandangan bosan Hyunjin. Pria itu mendengus dari waktu ke waktu yang membuat Dita menjadi malu. Dia (Dita) mendorong Taehyung, memberi keduanya jarak yang aman.

Mereka berada di ruang publik, kontak intim tidak dibenarkan untuk dilakukan jadi dia hanya akan berdiri sedikit lebih jauh darinya (Taehyung.)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pampering Little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang