Bab 21

276 55 16
                                    

Yoona tersenyum lembut melihat kehadiran Dita, dia berdiri untuk menyambut.

"Suamiku, datang dan lihat menantu tertua kami." kata Yoona menarik lengan dita dan membawanya lebih dekat.

Kim siwon berdiri dari duduk semula,  mengamati menantu dengan lamat-lamat. Wanita itu memiliki vigur lembut, ada ketegasan juga ketulusan dari senyum yang tergambar.

"Paman." sapa Dita membungkuk penuh rasa hormat.

Yoona dan Siwon terkejut mendengar Bagaimana Dita memanggil nya dan dia sedikit kecewa. "Hei, Bagaimana aku bisa menjadi seorang paman, jika istriku adalah seorang ibu untuk mu, hum? Ayo, panggil aku sebagai ayah. Pria tua ini tidak akan membiarkan kamu memiliki keluhan dimasa mendatang." Goda siwon menepuk kepala Dita perlahan.

Taehyung bergabung, dia berjalan ke sisi Dita dan merangkul pundaknya.

"Bagaimana kondisimu, Yeongju? Apa kata dokter? Apakah itu sesuatu yang serius?" tanya Dita memberi perhatian pada Yeongju.

Yeongju tersenyum kecil, dia menjejalkan satu suap mangga kedalam bibir penuh nya. "Tidak ada yang serius kakak ipar. . ."

"Apa maksudmu tidak ada yang serius? Bagaimana keturunan Hwang menjadi sesuatu yang remeh, huh?" protes Hyunjin menyela perkataan Yeongju.

Mata Dita terbelalak lebar. "Kamu hamil? Eoh tuhan, itu kabar yang luar biasa. Yeongju kuucapkan selamat untukmu." seru dita meraih tangan Yeongju bersemangat.

Taehyung meletakkan telapak tangan besarnya diatas kepala dita yang lebih pendek dan membalik nya untuk saling berhadapan. "Sepertinya kamu begitu bersemangat! Aku bisa memberimu lebih banyak, jika kamu menginginkannya." Goda Taehyung tanpa mengenal rasa malu. Dia bahkan tidak perduli dengan orang lain yang berada di sekitar nya.

Hyunjin memutar matanya. "Eoh tolong berhenti memberi kami makanan anjing, atau setidaknya hargai janin istriku yang masih suci dengan tampilan cabul mu, hyung!" protes nya menyemburkan Ucapan sarkas.

"Kim Taehyung, ingatlah ekormu yang  baru saja kamu temukan, kamu bahkan belum merawatnya dengan baik." kata Siwon menasehati putranya.

Seperti tersiram satu baskom air es, seketika senyum Taehyung membeku.

"Lupakan, tidak masalah jika tidak memiliki seorang anak lagi, setidaknya proses tetap harus di lewati, bukan begitu Ayah?"

"Hyung! Hentikan! Kamu sangat busuk hingga ke tulang!" protes Hyunjin lagi melempar buket bunga lily di atas nakas. "Eoh kakak ipar, apa kau akan datang  ke lelang amal minggu depan?" Tanya Hyunjin mengingat undangan yang baru saja di terima olehnya baru-baru ini.

"Amal? Apakah ada hal semacam itu dalam waktu dekat?" Yoona penasaran, Apakah dita menjadi salah satu pemegang undangan juga. Jika ya, dia akan mendorong Taehyung untuk pergi bersama sebagai pasangan.

"Hanya acara lelang amal, tidak ada yang spesial." serga Taehyung meremehkan acara paling bergengsi di kalangan elite.

"Apa yang kamu semburkan. Banyak orang membeli undangan ini dengan cara kotor. Banyak yang akan menjadi  sorotan disana. Dita, Apakah kamu memiliki undangan juga?"

"Ya, ku pikir aku akan pergi dengan Seokjin, karena kami datang mewakili nama perusahan."

Taehyung tersedak mendengar apa yang Dita katakan. Kupikir dia tidak akan memiliki undangan Itu dan berusaha mengangkatnya dengan sedikit omong kosong. Tetapi hal sebaliknya yang terjadi?

Dia memasukan satu tangan kedalam saku celananya, dan dengan santai berkata. "Acara itu sangat membosankan. Jika bukan karena aku adalah CEO dari Kim dan wajahku sangat dibutuhkan untuk mengangkat nama pesta amal ini, aku sangat enggan datang."

Hyunjin merasa akan memuntahkan tiga liter darah. Dia memutar matanya. Inilah pria tanpa rasa malu. Siapa yang sangat membutuhkan wajah tidak tahu malu sepertimu, huh? Kamu sangat narsis. "Bukankah Tuan James mengatakan bahwa kamu tidak perlu memaksakan diri jika tidak memiliki waktu? Dia Benar-benar tidak memaksamu. Kamu tidak perlu pergi jika itu sangat membosankan."

Tatapan membunuh Taehyung terlontar menusuk mata Hyunjin. Dan udara menjadi lebih rendah. Bibir Hyunjin yang siap terbuka, seketika terkatup dengan rapat.

"Oppa! Jangan menggertak Hyunjin." tegur Yeongju saat melihat Hyunjin meringsut lebih dekat ke arahnya.

"Ini bagus. Dita kenap kamu tidak pergi dengan Taehyung?" tanya Yoona bersemangat.

Itu tidak mungkin untuk dilakukan. Dita selalu ingin berprofil rendah. Jika dia terlihat bersama Taehyung, mungkin rumor dan rumor akan datang tanpa bisa dikendalikan.

"Tidak bu. Kami sudah sepakat untuk  merahasiakan pernikahan kami. . . ku mohon ibu dan ayah tidak salah memahami ku. Ada hal-hal yang ingin aku lakukan dengan kemampuan yang Benar-benar aku miliki. Jika aku pergi dengan Taehyung, mungkin banyak dari mereka yang akan meremehkan kualitas yang aku miliki."

Tidak ada yang salah. Hal seperti itu tentu akan terjadi. Selain itu akan sangat merepotkan untuk menjadi pusat perhatian dan dia sangat benci dengan jenis penjilat.

Siwon menganggukkan kepalanya Beberapa kali. Sangat bijak dan memuaskan. Pilihan Taehyung tidak buruk. Jarang untuk menemukan wanita yang mandiri dan pekerja keras. Dengan pendukung keluarga Kim tentu hal-hal menjadi lebih mudah, tetapi menantunya meletakkan hak istimewa miliknya.

Menghela nafas. "Ya, ini juga bagus. Akan dikhawatirkan jika kamu memiliki kemampuan tetapi mata menilai dengan salah hanya karena perasaan iri. Dan juga, kurasa memang memalukan mengakui orang seperti Kim Taehyung sebagai suami. Kamu akan menderita banyak kerugian."

Rahang Taehyung jatuh, dia menatap ayahnya dengan cara yang berbeda. Mata itu berkedip, bentuk o besar dari bibir tidak tertahankan.

"Ayah, apakah aku Benar-benar putramu? Sedikit, aku mulai ragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah, apakah aku Benar-benar putramu? Sedikit, aku mulai ragu."
.
.
.
.
.
.
.
Taehyung mengantarkan Dita ke lokasi konstruksi. Dia menghentikan mobilnya sedikit lebih jauh dan tersembunyi. Taehyung mengedarkan Pandangan. "Kenapa kita harus berhenti begitu jauh?" tanyanya sedikit tidak senang.

"Tidak ada. Hanya tidak suka terlibat dalam hal-hal yang merepotkan." Dita meraih tas dan design dari kursi belakang. Saat suara dingin megnetis terdengar tidak jauh dari telinga nya. "Aku suamimu, apakah aku begitu merepotkan?"

Mata dita bertemu dengan mata Taehyung yang hitam. Udara di dalam mobil sudah turun beberapa derajat lebih dingin. Ini bukan hal yang baik. Ada begitu banyak pekerjaan yang menunggu dan memprovokasi Taehyung adalah keputusan bodoh. Dia segera menekan rasa takut oleh aura dingin Taehyung. Bersikap sangat alami saat berkata. "Aku akan menghubungimu begitu aku selesai. Jangan lupa menghubungiku begitu kamu sampai di perusahaan " Dita meraih barang-barang nya, sebelum dia keluar dari mobil, dia mencondongkan tubuhnya ke arah Taehyung, memberi pria itu ciuman kilat yang basah.

Apakah metode ini berhasil? Ku harap itu berhasil.

Benar saja, tidak lama setelah bibir Dita bergeser, dia melihat mata yang semula gelap perlahan lebih cerah. Seolah ada bintang yang bertemu di sana.

Setelah beberapa kali bergaul dengan Taehyung, sedikit dita mulai memahami bahwa pria ini sangat mudah untuk di bujuk. Hanya berikan dia bibir madu maka semua terselesaikan. Jika dibutuhkan, Dita tidak segan meniupkan kentut pelangi di depan suaminya, dan membuat pria tersebut pergi memetik bulan dengan suka rela untuknya.

Pampering Little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang