Bab 18

351 75 6
                                    

"kau tidak pergi?" Tanya Dita merapikan berkas yang berserakan diatas meja.

"Tidak. Ini malam pernikahan kita." Kata Taehyung menyamankan posisi duduknya.

Sekilas Taehyung menangkap pandangan kosong istrinya, menatap pintu utama dengan kilat pertanyaan. "Apa kau menunggu seseorang?"

Pertanyaan itu membawa akal Dita kembali. Dia terlihat gugup untuk sekedar bertemu pandangan dengan Taehyung. "Seharusnya Jinny sudah sampai. Tapi ini sudah sangat terlambat. Hatiku merasa sedikit gelisah."

"Dia seorang dokter yang ketat. Mungkin sesuatu yang mendesak sedang terjadi, dan membutuhkan sentuhannya."

"Kau benar. Ini bukan kali pertama dia datang terlambat. Hanya saja, aku merasa sedikit gelisah."

"Jangan berpikir terlalu jauh. Hubungi Jinny, jika kau merasa tidak nyaman." Usulnya berdiri, melangkah pergi ke area dapur.

Dita diambang keraguan. Dia akan melakukan panggilan namun saat dia memikirkan jika Jinny berada di jalan dan telpon nya mengganggu fokus Jinny, dia segera mengurungkan niat tersebut.

"Bagaimana? Kau sudah menghubungi temanmu?" Tanya Taehyung tiba-tiba, muncul dari arah dapur membawa satu gelas susu hangat dan secangkir kopi. "Minumlah. Habiskan, Segarkan tubuhmu dan tidur." Lanjutnya lagi memberi Dita perintah.

"Kau tidak ingin bercinta di malam pernikahan kita?"

Taehyung menyemburkan kopi panas dari mulutnya, saat pertanyaan vulgar itu terlempar. "Tidak! Ini sudah sangat terlambat. Kau harus istirahat lebih banyak. Bercinta bisa kita lakukan kapan saja. . . ."

"Kim Taehyung! Barangmu sudah mengeras."

Sekali lagi Taehyung tersedak ampas kopi. Istrinya begitu berani, meletakkan mata diarea selakangan-nya. Taehyung bersiap, dia akan menerjang bibir ranum istrinya sebagai hukuman, namun sebelum rencana itu berjalan ketitik awal, Dita sudah melesat naik ke atas tangga.

Brak. . Cklaklek. .

Taehyung mengerang frustasi. Nyali Dita begitu besar. Setelah melontarkan komentar vulgar, dan mengacaukan kesayangan-nya, ibu Daehwi dengan tidak bertanggung jawab pergi untuk menguncinya diluar kamar? Taehyung tidak tau harus menangis atau tertawa. Malam pernikahan miliknya adalah malam tersuram.
.
.
.
.
Dita mengikuti perintah Taehyung. Dia menyegarkan dirinya dengan berendam air hangat dan wewangian pinus. Kini tubuhnya terasa lebih rileks dan nyaman. Dia siap untuk menyambut mimpinya saat kilat cahaya mobil terpancar di jendela kaca yang terbuka.

"Mungkinkah itu Jinny? Dia kembali meskipun sangat terlambat?"

Dita keluar dari kamar dengan piyama gelap membalut tubuhnya. Derap langkah Dita begitu keras, menyadarkan Taehyung yang tengah merebahkan tubuhnya diatas sofa. "Apa kau merindukanku?" Tanya Taehyung berusaha menggoda istrinya.

"Apa kau sudah tidur?"

"Belum."

"Benarkah?"

"Ya."

"Aneh. Bagaimana kau bisa mendapatkan mimpi itu, saat kau belum tertidur?"

Senyum Taehyung seketika membeku. Dia sudah sangat bersemangat melihat Dita kembali turun namun dia sekali lagi dipermainkan oleh candaan istrinya.

"Kurasa Jinny baru saja sampai. Apakah kau tidak mendengar bunyi ketukan, sebelumnya?"

Taehyung beralih memandang pintu utama dengan pandangan bingung. Dia tidak mendengarkan apapun. Bagaimana Dita bisa menebak jika Jinny telah kembali? "Tidak, tidak ada siapapun yang mengetuk rumah kita. Mungkin kau. . ."

Pampering Little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang