ARAS
Aras adalah seorang siswa berprestasi di sekolahnya, setiap tahun gelar pelajar terbaik akan ia dapatkan, namun walaupun begitu tak ada yang bisa ia banggakan seperti layaknya siswa siswi lain jika mendapat gelar itu.
Aras adalah seorang anak yatim piatu yang di bawa oleh seorang pengusaha kaya raya dari keluarga pradikta, mereka menemukan Aras di jalan saat umurnya 10 thn.
Namun hidupnya tak seindah yang orang orang katakan, ia hanyalah seorang pelayan di rumah itu, ia cukup sadar diri untuk tidak meminta lebih dari keluarga itu, ia sudah merasa senang karena di Sekolahkan dan juga di beri makan.
Tapi ia selalu tertindas oleh anak anak dari orang yang membawanya yang sering ia panggil dengan sebutan tuan muda , namun Aras selalu sabar, sadar, dan menerima apa yang mereka lakukan padanya , tak hanya kekerasan yang ia Terima namun pelecehan pun juga sering ia Terima ,tak hanya di rumah ,di sekolah pun ia menjadi korban Bullying anak bungsu dari keluarga itu." Jangan pernah samperin gue, pas kita di sekolah sialan " Bentak zee anak bungsu dari keluarga pradikta,
" Ma-maaf tuan sa-saya hanya ingin memberikan buku anda yang tertinggal " Jawab Aras terbata-bata menahan gugup
Pemuda pendek nan manis itu menahan gejolak rasa takutnya, ia berusaha agar tidak menangis , karena yang ia tau zee sangat membenci orang yang cengeng, rambutnya yang berantakan , keringat yang bercucuran namun tetap terlihat manis nan imut.
"Lo bau keringet, jauh-jauh dari gue " Ujar zee sambil mendorong Aras keras , lalu pergi melangkahi tubuh Aras yang tergeletak
" Hilih jijik "seru Diki teman zee
" Hahaha makan tuh buku " Sambung denn
Aras hanya diam sembari mengusap air matanya yang mulai turun.
" Ishh dia bau gak sih? "
" Apa sih dia gitu aja nangis "
" Sok soan ngajakin zee belok ya kaga mau lahh gembel "
" Kenapa sih dia gak pindah aja "
Yahh kurang lebih itulah percakapan oleh para siswa siswi lainnya ketika melihat Aras
Zee pun tak tuli sehingga tak bisa mendengar perkataan mereka tentang Aras
Dalam hati kecilnya zee tak pernah Terima jika mereka menghina Aras
Zee sebenarnya memiliki rasa pada Aras namun ia tak mau mengakuinya jika dirinya belok, apalagi ia selalu teringat dengan kata-kata ke 2 kakaknya yang menganggap Aras hanya tempat kepuasan saja,
________________
__________________________
Di kediaman pradikta" Kenapa tuan zee belum pulang juga? Di luar hujan" Batin Aras khawatir pada tuanya itu
Tak lama pintu pun terbuka menampilkan sosok zee yang sudah basah kuyup
" Tuan zee" Seru Aras
Dengan cepat ia membawakan zee handuk" Tuan tidak papa? " Tanya Aras
Zee hanya menatap datar padanya
Karena merasa bersalah akan tingkahnya aras pun menundukkan kepalanya takut" Hmmm " Jawab zeee hnya berdehem , lalu pergi meninggalkan Aras di depan pintu, Aras tersenyum karena kali ini ia libur mendapat pukulan dari zee
" Ehmm tuan zee sudah makan? " Tanya Aras gugup
Setelah mendengar itu zee merasa emosinya kembali memuncak, karena sikap Aras yang tak bisa membuatnya menghentikan rasa di hatinya itu
"Bugggg"
Suara pukulan pada pipi Aras" Jangan sok peduli sialan " Bentak zee
Aras hanya diam sembari memegangi pipinya yang terasa nyeri, begitupun hatinya.
" Maaf tuan " Seru Aras" Buuggg" Sekali lagi, Tiba-tiba zee sadar apa yang ia lakukan telah berlebihan, ia hanya menatap Aras yang hanya diam ketakutan gemetar ,
Lalu zee berlari dengan lunglai menuju kamarnya.
🤭🤫JANGAN LUPA ⭐⭐⭐
DAN JANGAN LUPA JUGA 💬💬
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAS
Teen FictionAras pemuda imut yang sangat baik hati, yg terjebak dalam kehidupan yang tak pernah mendapatkan keadilan dari dunia Dan zee si majikan kasar yang memendam rasa pada aras manun tak mau mengakui perasaannya tersebut karena egonya yang besar, Yang ke...