Setelah diki dan Deen pulang Kini Denis, aras, dan zee tengah duduk bersama di sofa dengan menonton televisi, posisi aras berada di tengah, terlihat sejak tadi Denis memgangi tangan aras sembari fokus pada layar televisi, aras tak enakan jika harus melepaskan genggaman tangan Denis, namun ia juga resah dengan wajah zee yang terlihat kesal melihat tangan aras di genggam oleh Denis,
Zee hanya menggelengkan kepalanya heran, padahal mereka tidak akan menyebrang sehingga harus berpegangan tangan seperti itu,
" Kak Denis gak ada kelas kk besok? " Tanya aras,
" Kenapa ras? " Tanya balik Denis,
" Engga kk, takutnya kk Denis ada kelas pagi, takutnya besok kak Denis terlambat, kalo kakk mau pulang istirahat gak papa kok kk, di sini udah ada zee yang jagain aras " Ujar aras sedikit canggung dengan panggilannya untuk zee,
" Owhh kirain lo mau ngajak gue jalan besok, tenang aja besok gue ada kelasnya Siang, jadi lo gak usah khawatir " Ujar Denis,
" Owhhh " Ujar aras hanya ber ohria saja, Denis memang jarang sekali berbicara dengan zee, alasannya karena zee adalah orang baru, dan ditambah lagi karena zee terlihat juga tertarik dengan aras,
" Ehhmm zee, lo nginep disini berapa hari? " Tanya Denis,
" Hah?, ehmmm mungkin 5 hari kk " Jawab zee sedikit sopan dengan memakai embel-embel kk karena Denis memang lebih tua daripadanya,
Denis manggut-manggut,
" Ras lo yakin gak terganggu? , kalo lo merasa terganggu bilang aja ke zee, gue yakin dia juga bakalan ngerti kok " Ujar Denis, mendengar itu zee sedikit kesal, Denis kira dirinya adalah pengganggu,"Sialan, lo kira gue pengganggu sat, untung gue masih punya Rasa sopan santun ya,kalo engga udah gue ancurin tuh mulut" Batin zee kesal,
Terlihat aras hanya tersenyum garing mendengar ucapan Denis
" Ahh engga papa kok kk, zee di sini aja, biar aku ada temennya juga " Ujar aras
" Gue juga bisa temenin lo kok Ras, kalo lo mau " Tawaran Denis,
" Ahh jangan kk, gak usah repot-repot, aku udah sering repotin kk Denis soalnya " Ujar aras,
" Ya gak papa donk, anggap aja ini usaha gue buat lebih deket sama lo " Ujar Denis, aras mendengar itu hanya tersenyum garing , ia sebenarnya tidak enakan pada zee,
"Ciiihhh" Batin zee julit,
" Zee " Panggil Denis, mendengar panggilan Denis zee terperangah,
" Iya ada apa kk? " Tanya zee,
" Zee dukung gue ya, gue lagi berusaha dapetin hatinya temen SMA lo nih " Ujar Denis dengan pd nya, zee sangat kesal mendengar itu
" Ahh iya kk, semangat " Ujar zee tertawa dengan terpaksa,
" Mau dapetin hatinya aras? , langkahin dulu mayat gue ya sat " Batin zee,
" Dengan begini gue ngasih kode ke lo zee jangan segan-segan ya lo deketin aras, karena dia cuma milik gue " Batin Denis,Terlihat aras hanya bingung dengan keadaan saat ini, ia hanya diam sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,
...
Akhirnya malam ini Denis pulang juga dari apartemen aras , walaupun Denis masih merasa khawatir dengan keadaan aras tadi, namun aras sudah menyakinkan nya jika dirinya akan baik-baik saja bersama zee,
Terlihat aras tengah menunggu kedatangan zee setelah tadi zee izin pergi keluar untuk mencari angin malam, namun sebenarnya bukan mencari angin malam, zee hanya jengah dengan sikap sok manis Denis di hadapan aras tadi, jadi ia memutuskan untuk pergi saja,
" Tuan zee dinama ya ? " Seru aras bingung dengan keberadaan zee, aras melihat handphone milik zee berada di atas meja belajar aras berarti zee tidak membawa handphone, aras sangat khawatir dengan zee, lalu ia beranjak dari duduknya hendak mencari zee, aras berjalan menuju pintu ,namun tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sosok zee dengan memakai jaket berwarna coklat,
" Tuan zee " Ujar aras,
" Aras , kenapa belum tidur? " Tanya zee
" Saya khawatir dengan anda tuan " Jawab aras jujur,
" Yaudah sekarang lo istirahat ya, gue kan udah dateng " Ujar zee, aras mengangguk, lalu kembali ke kasurnya,
Aras melihat zee juga tengah membuka jaketnya namun masih ada kaos hitam di dalamnya, zee hendak pergi berniat untuk tidur di sofa, namun aras mencegahnya,
" Tuan zee mau kemana? " Tanya aras,
" Ya tidur " Jawab zee,
" Tuan zee, tidur di sini saja tuan " Pinta aras, zee tersenyum,
" Ras gue gak mau ganggu lo, jadi lo tidur di situ aja ya" Ujar zee,
Seketika aras mengambil guling kesayangannya, lalu beranjak dari kasur,
" Lohh, mau kemana? " Tanya zee bingung,
" Tuan zee tidur di sofa, jadi aras juga mau ikut tuan " Ujar aras,
" Arasss... Lo tidur di sini aja ya, di luar dingin loh, entar lo sakit lagi" Seru zee,
Aras hanya diam menunduk sembari memanyunkan bibirnya,
Zee menghela nafas,
" Yaudah iya gue tidur disini aja " Ujar zee akhirnya, mendengar itu aras tersenyum, lalu kembali ke atas kasur,
Aras mepuk nepuk kasurnya pelan mengisyaratkan agar zee tidur disana,
Zee tersenyum lalu menghampiri aras,
Aras tersenyum bahagia,
"Yaudah sekarang tidur" Ujar zee,
Aras mengangguk lalu membaringkan tubuhnya, begitu juga dengan zee,
Terlihat zee hanya memandangi langit-langit kamar apartemen aras,
Sedangkan aras tengah tersenyum memandangi nya,
" Tuan zee " Panggil aras,
" Hhmmm" Jawab zee berdeham, sembari melihat pada wajah aras,
" Tuan zee, apa aras boleh peluk anda tuan? " Tanya aras, zee diam sejenak, lalu tersenyum,
" Kenapa harus minta izin? " Tanya zee,
" Aras takut tuan zee merasa risih,tapi tuan, sungguh aras sudah mand-" Ujar aras terpotong karena zee menariknya dalam pelukannya,
" Gue gak pernah merasa risih sama lo ras, " Ujar zee sembari menciumi rambut kepala aras, zee mencium aroma wangi seperti aroma permen karet di sana, dan sekarang zee mulai candu akan wangi aras, ia merasa tidak cukup hanya untuk mencium kepala aras,
" Ras lo wangi permen karet " Ujar zee,
Aras hanya diam, dia sebenarnya juga tengah menikmati aroma maskulin dari tubuh zee,
" Tuan zee, k-kenapa tadi tidak jadi cium aras? " Tanya aras sedikit malu,
" Karena gue mau buktiin ke lo, kalo gue cinta sama sayang lo itu tulus, bukan karena nafsu dan hal lainnya " Jawab zee, mendengar itu aras hanya diam,
Aras sedikit merasa bersalah, karena aras kira zee tidak jadi menciumnya karena zee sebenarnya tidak mencintainya juga ,aras kira zee mengatakan cintanya hanya untuk menghibur hati aras dan juga merasa kasihan pada aras, dengan cara membalas pernyataan cinta aras,
" Yaudah sekarang tidur, lo besok udah harus kuliah kan " Ujar zee,
Aras mengangguk,
Akhirnya keduanya pun memejamkan mata,...
Pagi hari yang cerah,
Terlihat cahaya matahari mulai masuk melalui celah-celah jendela kamar apartemen aras, menyinari seorang pemuda manis yang tengah tertidur dengan nyenyak dengan di baluti selimut tebal miliknya, yaahh terlihat aras masih tidur di kasurnya itu,sedangkan zee, ia sudah bangun pagi pagi sekali untuk keluar berniat joging sembari menunggu toko-toko buka untuk membeli bahan makanan,
Zee sesekali berhenti dan duduk untuk menikmati udara pagi yang segar yang hanya ada diwaktu pagi saja untuk kota besar seperti jakarta ini,
Zee memperhatikan suasana jalan raya yang masih sedikit kendaraan lewat, namun tak sepi juga,
Tapi saat zee mulai memperhatikan dengan jelas sekelilingnya, Tiba-tiba ia melihat sosok yang tak asing baginya, seorang wanita yang berjalan dengan menutupi wajahnya dengan kerudung sedikit besar, zee melihat wajah wanita itu hanya separuhnya saja, namun terlihat seperti ada luka bakar disana,
Zee menggeleng berniat membuang semua fikiran negatifnya,
" Ahh bukan bukan, gak bakalan itu dia" Batin zee,Sedangkan di sisi lain aras berputar putar mencari keberadaan zee, ia terus memanggil nama zee, namun tak ada jawaban, aras berfikir zee pergi lagi seperti dulu saat ia sedang keadaan tidak sadar,
" Tuan zee" Panggil aras terus menerus, di setiap penjuru apartemennya,
Matanya mulai berkaca-kaca, karena sudah setengah jam aras memanggilnya , akhirnya aras berniat mencari zee keluar apartemennya,
Aras keluar dengan masih memanggil nama zee, aras mencari zee seperti seorang anak kecil yang tengah kehilangan ibunya, ia tidak peduli dengan penampilannya saat ini,
Karena tidak menemukan zee juga di luar, akhirnya aras kembali ke dalam lalu duduk di sofa menangis dengan pandangan kedepan, entahlah mengapa aras sedikit cengeng saat adanya zee di sini, tak lama tiba-tiba pintu terbuka, dengan cepat pandangan aras tertuju pada pintu itu, namun ternyata bukan zee yang datang melainkan Denis disana dengan sebuah keresek makanan di tangannya,
" Arass... Lo kenapa? " Tanya Denis khawatir sembari menghampiri aras,
Aras menggeleng, namun air matanya tak berhenti,
" Siapa yang udah buat lo nangis ha?, jangan bilang yang bikin lo nangis itu zee? " Tanya Denis,
Belum sempat menjawab pertanyaan Denis tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sosok zee dengan keresek berisi bahan makanan ,
" Aras, sorry gu-"
"Buuuuuggghhhhhh
Suara pukulan Denis pada wajah zee,
Aras melebarkan matanya melihat zee di pukuli oleh Denis,
Terlihat zee terduduk sembari memgangi pipinya yang memar, zee bingung mengapa di pukuli oleh Denis, padahal ia merasa tidak membuat masalah, ia hanya pergi keluar untuk berjoging lalu membeli bahan makanan untuk aras dan dirinya,Bersambung...
Jangan lupa votenya😊
Komentarnya juga jangan lupa 🙃Maaf aras di sini terlalu manja sama zee, terus terlalu berlebihan juga ya guyss😌soalnya gimana ya 🤔emang dari pemikirannya authornya kek gini sih🤧masa udah bertahun-tahun di siksa, aras gak boleh manja sama zee 😌🙃😁
Rasanya makin kesini makin gak nyambung ya 🤧soalnya pembacanya makin berkurang aja setiap harinya🤧😭sedihh
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAS
Teen FictionAras pemuda imut yang sangat baik hati, yg terjebak dalam kehidupan yang tak pernah mendapatkan keadilan dari dunia Dan zee si majikan kasar yang memendam rasa pada aras manun tak mau mengakui perasaannya tersebut karena egonya yang besar, Yang ke...