part 30

2.7K 140 1
                                    

Siang ini aras sangat senang sekali, pasalnya Denis sudah pamit untuk pergi dan sekarang ia hanya berdua dengan zee, suasana canggung pun juga menyelimuti mereka berdua, aras sejak tadi hanya memperhatikan zee yang tengah memainkan handphonenya untuk menghilangkan rasa canggung nya, kini mereka sedang berada di sofa depan televisi, namun tiba-tiba zee teringat jika aras belum meminum obatnya, karena kata dokter aras haru meminumnya 3x sehari,
" Aras lo belum minum obat kan?, gue keluar dulu ya mau cari makanan dulu buat lo " Ujar zee, namun aras menggeleng,
" Tidak tuan, tidak usah " Ujar aras,
" Arassss " Teguran zee lembut, aras hanya menunduk lalu memanyunkan bibirnya, melihat itu zee pun menghampiri aras,
" Kenapa lo gak mau minum obat hm?" Tanya zee, aras hanya diam tak menjawab,
" Arass?" Panggil zee sembari memgangi tangan aras,
" Aras cuma mau menghabiskan waktu bersama tuan saja hari ini sebelum tuan zee pergi lagi " Ujar aras berkaca-kaca, zee terdiam mendengar Ucapan aras,saat ini ia juga bingung mau mengatakan apa lagi pada aras,
Zee pun mendekat pada aras,
" Mau gue masakin gak? " Tanya zee,
Aras sedikit tertarik dengan ucapan zee,
" Emangnya tuan bisa ma-masak? " Tanya aras tak yakin,
" Semenjak ada di Los Angeles, gue belajar mandiri ras, karena udah gak ada lo di samping gue, yah awalnya emang susah, tapi lama-lama terbiasa juga" Jelas zee,
Terlihat aras hanya diam saja mendengarkan penjelasan zee, ia sebenarnya sedikit sedih, zee sudah tidak lagi membutuhkannya, aras lebih suka saat zee bergantung padanya maka dari itu zee tak akan pernah bisa jauh dari aras
" Yaudah tapi saya bantuin tuan juga ya"
Ujar aras, zee tersenyum lalu mengangguk,

...

Kini mereka tengah berada di dapur, terlihat zee dengan memakai celemek tengah sibuk dengan irisan Irisan bawangnya, ia berniat membuatkan aras sop ikan sayur, makanan kesukaannya dulu, mengapa zee tidak membuatkan masakan kesuksesan aras? Karena sejak dulu aras menyukai apa apa yang di sukai oleh zee, bukan untuk mengikuti zee, selera aras memang sangat mirip dengan selera zee, namun bedanya aras sangat suka sekali dengan yang namanya roti, sedangkan zee tidak terlalu suka,
" Waahhh aromanya wangi tuan " Ujar aras,
" Kalo gitu lo tunggu di sofa aja ras, nanti gue bawa kesana ya " Ujar zee
Aras mengangguk girang,
Lalu berlari menuju sofa
" Rass... Jangan lari nanti ja-"
" Bruuukkkk
Ucapan zee belum selesai namun aras sudah tersungkur karena terpeleset,dan kepalanya menabrak meja,
Dengan cepat zee menghampiri aras, lalu membantunya duduk di sofa,
"Tuh kann kepalanya kebentur, kenapa gak hati-hati hmm? " Tanya zee sembari mengelus pelan pelan pada kepala aras yang terbentur
" Saya tidak sabar tuan mau makan masakan tuan zee " Ujar aras, zee hanya menggelengkan kepalanya,
" Yaudah tunggu dulu ya, gue mau ambil supnya dulu sama hansaplast " Ujar zee, aras mengangguk,
Zee pun pergi,
Sedangkan aras hanya mangut mangut bahagia dengan perlakuan zee yang sangat Manis itu padanya,
" Semoga kk Denis gak kesini dulu ya Tuhan, aras mau sama tuan zee dulu " Doa aras, namun di dengan oleh zee yang sudah berdiri di sebelah aras dengan mangkuk berisi sup di tangannya,
Zee menahan tawanya melihat aras berdoa , namun tak lama pandang aras tertuju pada zee, seketika aras melebarkan matanya,lalu menunduk malu, zee tertawa kecil sembari menaruh sup itu di meja,
" Doa apa tadi? " Tanya zee, sembari duduk di sebelah aras, lalu perlahan membuka rambut aras yang menutupi keningnya,
" Doa, supaya nanti diki sama Deen gak dateng, aras lagi gak mau bagi-bagi makanan tuan,ini masakan tuan zee spesial untuk aras " Jawab aras berusaha berbohong
Zee hanya tersenyum lalu mengangguk mengiyakan saja,
Zee memasangkan hansaplast itu di dahi aras yang memar,
" Yaudah dimakan sekarang " Ujar zee sembari menyiapkan nasi dan sup itu di piring aras,
Aras mengangguk, lalu mulai menyuapi nasi itu pada mulutnya yang mungil,
Zee hanya menatap aras yang sedang asyik makan masakannya, sesekali merapikan rambut aras yang menutupi matanya,
" Kenapa gue gak dari dulu baik ke lo ras?, gue nyesel baru bisa liat tingkah Manis lo di saat mulai ada orang lain yang lebih mampu membuat lo bahagia daripada gue ,hati gue rasanya lega liat lo tersenyum bahagia kek gini"  Batin zee,

" Tuan zee, kenapa? " Tanya aras saat melihat mata zee yang berkaca-kaca,
" Engga gue gak papa " Jawab zee,
Aras hanya manggut-manggut,
" Ras gue cinta sama lo " Ujar zee menatap aras,
Begitupun dengan aras, ia menatap lekat pada Mata zee,
Wajah zee mulai mendek pada wajah aras, aras hanya diam saja menantikan apa yang akan selanjutnya terjadi,
Deruan nafas zee mulai terasa di bibir mungil aras, sangat hangat di rasakan oleh aras, aras juga mulai menutup matanya, menunggu benda kenyal milik zee itu mendarat di di bibirnya,
Namun zee tiba-tiba sadar apa yang ia lakukan pada aras, tidak ia tak ingin melakukannya, ia mencintai aras dengan tulus, ia tidak mau menyalah gunakan cinta aras padanya, ia mencintai aras tulus dan bukan karena tuntutan nafsu atau sebagainya,
Zee berhenti sembari menatap mata aras yang terpejam, tak lama mata aras juga terbuka karena tidak merasakan sesuatu di bibirnya, aras melihat mata zee yang begitu dekat dengannya, bahkan dengan pergerakan kecil pun bibir mereka akan menyatu,
" Hmmm, gue ke toilet dulu ras " Ujar zee , lalu beranjak dari duduknya,
" Lo makan aja, abis ini gue siapin obat lo " Ujar zee, lalu pergi,
Disana aras terlihat menatap kepergian zee dengan sedih, aras tadinya sudah sangat bahagia dengan perlakuan zee yang ingin menciumnya,namun memberikan harapan palsu padanya,

...

Malam ini terlihat Diki, Deen, dan zee tengah mengontrol di balkon apartemen aras, sedangkan Denis sibuk berbicara dengan aras, namun aras sedikitpun tak menggubris nya, aras lebih tertarik dengan fikiran nya saat tadi zee tidak jadi menciumnya,
" Jadi bella sekarang di tahan? " Tanya diki
" Iya untuk sekarang, tapi gue juga  belum pasti sama jawaban gue" Ujar zee, keduanya hanya manggut-manggut,
" Terus si natasha gimana sekarang? " Tanya zee balik,
" Dia lagi di luar kota, terusin bisnis keluarganya, tapi mamanya si natasha juga sering kok jengukin aras kesini " Jawab Deen,
" Lalu? Hubungan kalian berdua gimana? " Tanya zee lagi,
Keduanya hanya diam,
Zee mengangkat satu alisnya menandakan ia berkata "jadi gimana"
" Orang tuanya Deen tau sama hubungan kita " Jawab diki,
" Bagus donk " Ujar zee,
" Iya kalo setuju mah bagus-bagus aja " Timpal diki,
" Orang tua lo gak setuju Deen? " Tanya zee lagi,
" Awalnya mahh setuju setuju bae, semenjak cewek sialan bunga itu dateng ke kehidupan kita, dia jadi ngomporin orang tuanya Deen " Jelas diki,
" Bunga? " Seru zee lagi,
" Temen seangkatan di kampus " Jawab diki, terlihat Deen hanya diam mendengar mereka berdua,
" Gue ke toilet dulu " Ujar Deen lalu pergi,
" Jadi gimana kabar kak nick sama kk er disana? " Tanya diki,
" Yahhh mereka udah sama sama sibuk masing-masing, si nick juga 2 bln lagi dia bakalan nikah " Jawab zee,
Diki hanya manggut-manggut,
Lalu tak lama pandangan zee tertuju pada aras yang tengah ngobrol bersama Denis,
" Jadi gimana hubungan lo sama aras? " Tanya diki,
Zee menghela nafas
"Gue juga gak tau, rasanya gue gak pantes buat bahagiain dia, gue liat-liat si Denis lebih pantes buat bahagiain aras" Jelas zee,
Mendengar itu diki tertawa kecil,
" Zee, zee, daridulu lo gak pernah berubah ya?, selalu payah dalam urusan cinta, " Ejek diki,
" Sialan lo " Umpat zee,
" Gue kasih saran nihh, terserah lo mau ngikutin saran gue apa kaga,
Sebaiknya lo berjuang dulu, lo berusaha bahagiain aras, buktiin sama dia kalo dia emang bener-bener berharga buat lu," Jelas diki,
" Tapi gue liat-liat si Denis lebih mampu buat aras bahagia, " Ujar zee lagi,
" Lo jangan liat siapa yang mampu bahagiain dia zee, lo juga harus liat bagaimana perasaan aras, dia nyaman sama siapa, dia pengen bahagia sama siapa " Ujar diki, zee hanya diam mendengar penjelasan diki, ternyata benar, apa yang diki katakan, ia juga harus memikirkan pernyataan cinta aras padanya saat itu, aras sudah memberikan kode jika ia ingin bahagia bersamanya dan bukan bersama diki,
" Jadi gimana zee? " Tanya diki
" Gue rasa mulai sekarang gue punya saingan secara diam-diam dik" Ujar zee tersenyum miring pada diki,
Diki juga tersenyum dengan ucapan zee,
" Naahh baru itu sahabat gue " Ujar diki,
Lalu keduanya pun melihat ke arah Denis yang tengah mengobrol bersama aras,

Bersambung...
Jangan lupa votenya 😊
Sama jangan lupa komentar💬 🙃

Maaf telat up nya 😁😁

ARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang