#17+
Kedua keluarga Sultan KIM, ingin melaksanakan janji tertulis kakek mereka. Yaitu menikahkan Kim mingyu dan Kim Yeri saat mereka ber umur 25 thn, karena sekrang mereka baru menginjak usia 20 thn sudah seharusnya pertunangan dilakukan.
Sampai Ye...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Yerim 20 thn
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Mingyu 20 thn
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nayeon 18 thn
---------------
Yeri anak tunggal dari keluarga salah satu sultan di Seoul. Ayahnya CEO diperusahaan emas , sejak kecil ia sudah diperlakukan seperti ratu bahkan tidak ada yg bisa menyentuh Yeri . Tapi itu tidak membuat ia menjadi sombong atau menggunakan nama keluarganya untuk kepentingan pribadi, ia memiliki jiwa sosial yang tinggi bahkan ia tidak ingin orang2 tau bahwa ia anak seorang sultan , ia ingin orang2 melihat dirinya orang yang biasa.
Mingyu anak pertama dari keluarga salah satu sultan di Seoul juga memiliki adek perempuan. Keluarganya bergerak di perusahaan saham, tapi banyak sisi gelap dari ayahnya dalam memperoleh keuntungan besar mingyu juga sudah diajarkan cara-cara licik untuk melakukan tindakan kejahatan tanpa harus mengotori tangannya. Mingyu sangat patuh pada ayahnya sampai pada akhirnya ia saat berusia 17 thn sudah diberikan salah satu perusahaan ayahnya untuk di urusi sendiri , bahkan hanya hitungan 6 bln perusahaan sudah berkembang pesat.
______.
Semua orang sudah berkumpul di aula rumah Yeri untuk melakukan pertunangan mereka. Walaupun kedua keluarga ini punya 2 sisi yang berbeda perjanjian tetaplah perjanjian yang di buat oleh kakek mereka dahulu
Tidak ada yang merasa keberatan satupun walaupun keluarga Yeri mengetahui permainan gelap dari keluarga mingyu bagi mereka putrinya layak untuk mendampingi seorang mingyu yang sangat bermartabat.
" Berikan tanganmu" ucap mingyu
" Wah permatanya mematulkan kilat yg sangat tajam seperti dirimu" ucap Yeri
Yeri sudah sejak saat kecil diperkenalkan dengan Mingyu sudah menaruh hati padanya. Walaupun mereka berdua tidak intens bermain hanya sesekali melakukan pertemuan antara keluarga.
Mingyu tidak mengucapkan kata2 apa2 selain mengikuti proses acara, seperti pada umumnya pasangan yg bertunangan dibiarkan untuk berdua mengobrol diluar atau ditaman rumah .
Saat berjalan bareng Yeri hanya menoleh sedikit pada mingyu yg hanya diam dan terus berjalan tanpa melihat kanan kiri. Tidak lama mingyu mengeluarkan mancis dalam sakunya ia ingin merokok.
" Mingyu, kau ingin merokok disini? Ucap Yeri
" Gaboleh emangnya ?" Ucap Mingyu
" (Yeri menunduk) aku alergi terhadap asap rokok " ucap Yeri
" Ahh mianhaee,( mingyu menutup mancisnya )"
" Gwenchana Yoo" ucap Yeri
" Kau ingin menanyakan apa padaku ?" Ucap Mingyu
" Haa? Aku sangat canggung padamu, untuk pertama kalinya kita bertemu setelah sekian lama" ucap Yeri
" Hmmm, dan langsung bertunangan" ucap Mingyu.
" Aku bahkan tidak tahu harus menanyakan apa padamu ,karena kita pun waktu kecil tidak pernh bermain " ucap Yeri
" Mungkinkah pertunangan ini berhasil?" Ucap Mingyu
" Maksudmu? Bukankah kita telah melakukannya " ucap Yeri
'' Maksudku apakah berhasil untuk kau bisa masuk kedalam kehidupanku, bahkan semua hal tentang diriku kau belum mengetahui, begitu juga denganku" ucap Mingyu
" Bukankah kita masih punya waktu 5 tahun menjelang pernikahan?" Ucap yeri
" 5 tahun untuk mengenali diriku? Apa cukup?" Ucap Mingyu
" Bukankah itu waktu yg lama mingyu " ucap Yeri
" Itu sebentar " ucap Mingyu .
Didalam aula kedua keluarga saling berpesta dan mengobrolkan bisnis, pernikahan mingyu dan Yeri saat mereka usia 25 thn. Kedua keluarga ini sangat mengharapkan pernikahan mereka dapat memperkuat hubungan bisnis mereka dan meyakinkan tidak ada rasa keterpaksaan antara Yeri dan Mingyu, dengan kata lain meyakinkan bahwa mereka akan saling mencintai sampai hari pernikahan terjadi.
