"Maaf." Killian menundukkan kepalanya.
"Apa...?"
"Karena aku kemarin, aku membuatmu terlalu banyak bekerja..." Killian ingat Sophia yang kemarin sangat mengejutkan.
Dari ruang ganti, menangkap perampok hingga ke pesta Chanelia bersama. Dia seharusnya membawanya kembali ketika melihatnya kelelahan. Entah mengapa dia jadi serakah kemarin.
"Nggak kok, kemarin menyenangkan." Sophia tersenyum kecil, tidak bisa mengatakannya dengan terlalu keras karena sakit tenggorokan.
Wajah Killian yang mengeras sedikit mengendur, "Aku senang kamu baik-baik saja."
"Ngomong-ngomong... Uhuk, uhuk!"
'Kenapa kamu bisa sampai ke sini?' Sophia tidak bisa melanjutkan pertanyaan dikarenakan tenggorokannya sangat gatal.
Ajaibnya, Killian seolah bisa mengerti isi pikiran Sophia.
"Aku pergi ke rumah sakit mencari Dr. Leopeld sebelumnya, dan perawat mengatakan dia pergi menemui nona Sophia dari keluarga Frauss. Aku datang ke sini secara kebetulan."
Sophia mengerucutkan bibirnya membentuk 'oh' tanpa mengeluarkan suara.
'Kurasa ini adalah berkah klise...!'
Dalam novel, ketika female lead sakit, male lead harus merawatnya.
Surga, tidak... Dewa klise membantunya.
Sophia merasa seperti memiliki roh penjaga, dia merasa sedikit bahagia.
"Ini sepadan dengan rasa sakitnya." Saat Sophia tertawa malu pada dirinya sendiri, Killian menatapnya dengan cemberut untuk beberapa waktu.
Tanpa mengatakan sepatah kata pun, wajah itu menatap dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.
Karena tatapan itu, perkataan Ian sebelumnya tiba-tiba terbesit di benaknya, "Kamu mau ketemuan sama Duke seperti itu?"
'Apa aku kelihatan aneh banget...?'
Sophia buru-buru menyentuh pipi dan menyisir rambutnya yang kusut dengan jari-jarinya.
Tubuhnya terasa sangat lengket karena keringat, tapi dia pura-pura tidak peduli dan dengan hati-hati mengangkat lengan bajunya dan mengendus.
'Untungnya sih nggak berbau, tapi aku juga nggak yakin apa ini mungkin karena aku udah terbiasa sama bau badanku sendiri...'
Kepala Killian memiring keheranan menatap Sophia yang tiba-tiba berkedip dengan cemas.
"Apa kamu merasa ada yang sakit?"
Sophia terkaget, "Bukan begitu...uhuk, uhuk, penampilanku sekarang nggak pantas buat menyambut tamu... Aku agak malu..."
Kemudian Killian tertawa kecil. Menanggapi reaksi itu, pipi Sophia menjadi panas dan merah.
Melihat wajahnya yang memerah, tangan Killian meraih dahi Sophia.
Sophia mengedipkan mata dan lupa cara bernapas saat menatap Killian.
Sebuah tangan besar dan dingin menyentuh dahinya.
Dia menarik napas dengan gugup, dan buru-buru menutupi mulutnya yang batuk dengan saputangannya.
"Kurasa demamnya belum turun." Wajah Killian yang tertawa menjadi serius.
'Nggak. Ini bukan demam...!'
"Ini memalukan... Jangan menertawakanku." Sophia dengan cepat menarik selimut putihnya hingga ke ujung hidungnya. Menutupi wajahnya yang memerah.
Sekaligus untuk menutupi penampilannya yang tidak cocok untuk tamu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejak Kapan Anda Menjadi Penjahat? (Novel Terjemahan)
RomanceTerlalu banyak novel yang dibaca membuatnya bingung telah masuki novel berjudul apa. Berbekal pengalaman membaca banyak novel, Sophia percaya tanpa ragu Duke Utara dengan rambut hitam, mata merah, dan wajah tampan yang sempurna adalah protagonis pri...