Pagi-pagi sekali, saat mengunjungi istana kekaisaran, Killian bertemu dengan Dr. Leopeld.
Leopeld tampak lesu karena dia telah mengamati kaisar sepanjang malam.
"Sepertinya organnya meradang dan demam. Demam turun tadi malam, dan sarapan disajikan. Obat sudah diserahkan ke pengadilan kekaisaran."
Leopeld memberikan rincian perkembangannya ketika Killian bertanya tentang apa yang terjadi tadi malam.
Dia juga menambahkan bahwa kaisar sedang dalam pengobatan dan sudah tidur, jadi jangan menganggunya.
"Lalu apa yang terjadi dengan jadwal Yang Mulia hari ini?"
"Saya meminta membatalkan jadwal karena beliau harus istirahat selama beberapa hari. Untungnya, permaisuri tampaknya sudah membujuk para bangsawan dengan baik."
Killian menganggukan kepalanya, "Yang Mulia selalu bekerja keras."
Awalnya dia berniat menemui dan memeriksa kaisar sendiri, tetapi setelah mendengar penjelasan dokter dia memutuskan untuk menundanya.
"Killian!" Suara lembut namun tenang memanggil namanya.
Tak banyak orang di dunia yang bisa memanggil Killian hanya dengan nama, tanpa gelarnya.
Killian menoleh, seperti yang diduga seorang pria muda yang baik sedang lewat.
Rambut pirangnya yang cerah seperti matahari pagi, bergoyang ringan sejalan dengan langkahnya.
Killian tersenyum padanya seperti biasa, "Saudara."
Saat Killian menyapanya, senyum juga menyebar di bibir pria muda itu. Saat dia mendekat, Leopeld membungkuk.
"Salam, putra mahkota."
Masa depan keluarga kekaisaran, satu-satunya pangeran dan putra mahkota kekaisaran.
Mikhail von Orhel.
Mikhail, yang hanya satu tahun lebih tua dari Killian, dicintai oleh semua orang sebagai pangeran yang lembut dan baik hati.
"Kerja bagus sepanjang malam, Dr. Leopeld." Dengan sedikit dorongan, Mikhail memberi isyarat padanya untuk mundur.
Leopeld pergi tanpa mengucap sepatah kata pun.
"Maaf aku memintamu tiba-tiba kemarin..." Mikhail menepuk pundak Killian dan meminta maaf.
Kemarin malam, dia tiba-tiba memintanya untuk membawa Dr. Leopeld.
Killian, yang menjadi kepala militer dan polisi tidak dalam posisi untuk menjalankan tugas seperti itu. Namun pada itu dia tidak sibuk dan pergi secara alami.
"Tidak apa-apa untuk meminta hal seperti itu. Yang Mulia adalah jantung kekaisaran, dia juga seperti ayah bagiku."
Killian menggelengkan kepalanya dan berkata untuk tak menyesal. Tugas kemarin dilakukan sebagai anak, bukan kepala polisi militer.
"Makasih sudah berpikir seperti itu, Killian." Senyum yang santai menyebar di wajah Mikhail.
"Ngomong-ngomong, apa yang terjadi dengan pekerjaanmu?"
"Apa?"
"Rumornya." Kekhawatiran memancar di mata biru jernihnya, seperti manik-manik kaca.
'Ah, rumor.'
Itu hanya sehari sebelum kemarin. Tapi rasanya seperti sudah lama sekali. Pada saat yang sama, dia memuji strategi Sophia.
'Itu bahkan cukup untuk mencapai telinga putra mahkota...'
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejak Kapan Anda Menjadi Penjahat? (Novel Terjemahan)
Lãng mạnTerlalu banyak novel yang dibaca membuatnya bingung telah masuki novel berjudul apa. Berbekal pengalaman membaca banyak novel, Sophia percaya tanpa ragu Duke Utara dengan rambut hitam, mata merah, dan wajah tampan yang sempurna adalah protagonis pri...