Pagi-pagi sekali, tetesan keringat jatuh di tanah yang berembun.
Siluet padat tercermin dalam kabut tipis.
Itu adalah rutinitasnya yang biasa ketika dia berada di Kesatria Templar.
Tempat itu hanya kosong saat dia kembali, dan tidak ada yang mengganggunya.
Bagi Ian yang suka berlatih sendiri, itu adalah tempat yang bagus untuk berkonsentrasi.
Tetapi konsentrasinya sedang buruk.
"Lalu... Maukah kamu membunuhku?"
"Sial." Ujung pedangnya bergetar.
Pengganggu yang tak terlihat itu mengalihkan konsentrasinya.
Sofia Frauss.
Kakak tirinya. Tidak, tepatnya mainan.
Boneka yang otomatis merangkak ketika ia melakukan kontak mata dengannya.
"Ian, hentikan...! Tolong hentikan."
"Kenapa? Kamu bilang suka burung, aku membawanya untuk hadiah ulang tahunmu. Apa kamu nggak suka?"
Belum lama ini Sophia meneteskan air mata pada seekor burung yang ditangkapnya saat berburu.
Namun saat dia menemuinya semalam, wajah pucat dan tubuh gemetar saat melihatnya itu sudah berubah.
Ian akhirnya memasukkan pedangnya. Dia memakai bajunya lagi dan beranjak pergi ke kamar untuk mandi.
Pada saat itu, Ian mendengar suara para pelayan yang bergosip pagi hari di mansion.
"Ini adalah pertama kalinya Grand Duke berkunjung secara pribadi."
"Oh, aku tidak akan tahan dengan rumor yang memalukan seperti itu."
Artikel tabloid mingguan terakhir masih ramai dibicarakan. Itu bukanlah sesuatu yang bisa dilupakan dalam semalam.
Ian pulang lebih awal karena itu juga.
"Kudengar dari seorang teman yang bekerja di rumah Walton, mereka telah mengirim surat dan hadiah ke Rivelon."
"Mungkin akan lebih banyak keluarga lain yang mulai melakukan itu hari ini."
Para pelayan lain mengangguk setuju.
Rumor yang beredar di dunia aristokrat, dimana reputasi itu sangat penting. Sophia sedang dibicarakan di mana-mana.
"Duke akan membatalkan pertunangan, kan?"
"Menurutku dia akan membatalkan pertunangan."
Ian tenggelam dalam pikirannya mendengar obrolan para pelayan.
Jika dibatalkan, reputasi keluarga akan jatuh. Dan juga pertunangan ini akan menjual Sophia dengan harga paling mahal.
Di sisi lain, Ian tak membenci perpisahan itu. Dia tak mau menyerahkan mainannya ke rumah lain.
Akan sedikit mengecewakan jika satu-satunya hal yang menyenangkan di mansion ini menghilang.
Topik bahasan para pelayan kemudian berubah.
"Omong-omong, ketika melihat Grand Duke kemarin, kupikir tak ada orang lain di dunia yang begitu tampan, tapi dia ada di mansion kita!"
"Setiap kali dia kembali, dia akan menjadi lebih tampan."
Suara mereka beradu dengan kicauan burung-burung.
Biasanya mereka menunggu hari dimana tuan muda kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejak Kapan Anda Menjadi Penjahat? (Novel Terjemahan)
RomanceTerlalu banyak novel yang dibaca membuatnya bingung telah masuki novel berjudul apa. Berbekal pengalaman membaca banyak novel, Sophia percaya tanpa ragu Duke Utara dengan rambut hitam, mata merah, dan wajah tampan yang sempurna adalah protagonis pri...