Jika ada romansa dengan Mikhail, itu karena second male lead Mikhail memiliki perasaan terhadap Sophia, bukan sebaliknya. Sejak awal, selera Sophia tertuju pada Duke Utara yang andal daripada pangeran yang ramah.
Namun, para wanita yang tidak tahu hati Sophia mencurahkan cerita yang telah terjadi di pesta selama beberapa waktu.
Merasa bosan, Sophia akhirnya memperhatikan Elizabeth berlari melewati taman sambil mengejar burung. Jauh lebih bermanfaat baginya untuk menonton kucing daripada mendengarkan ocehan gosip mereka.
Kemudian salah satu wanita menatap Sophia dan tertawa. "Oh astaga. Kita hanya membicarakan hal-hal yang tidak diketahui Nona Sophia."
"Ya ampun, ini anekdot yang terkenal, tahukah kamu?"
"Jika kamu pernah menghadiri pesta dansa, kamu akan tahu sebanyak ini..." Para wanita tersenyum, mata mereka melengkung seperti bulan sabit.
Sophia tidak memperhatikan selama ini, jadi dia tidak tahu apa yang mereka katakan, tapi jika itu tentang pesta, itu mungkin sesuatu yang dia tidak tahu.
'Mereka bahkan tahu aku nggak melakukan debutku.'
Para wanita itu hanya mengatakan bahwa mereka berasal dari dunia yang berbeda darinya, dan Sophia bukan apa-apa bagi mereka karena dia bahkan belum memasuki dunia sosial.
'Sudah terlalu lama.'
Sophia menyesap teh hitamnya. Dia hanya akan pergi diam-diam, namun tidak akan menyenangkan jika dia pergi begitu saja.
"Sepertinya semua orang disini punya ingatan yang buruk."
Meletakkan cangkir teh, Sophia akhirnya mengangkat bibirnya dan berbicara dengan nada kering.
"Beberapa waktu yang lalu, ketika Yang Mulia Permaisuri memperkenalkanku, dia bahkan menyuruhmu untuk menjagaku dengan baik karena aku nggak memiliki pengalaman sosial. Apakah kalian sudah melupakan semuanya?"
Saat Sophia melakukan kontak mata dengan para wanita satu per satu, ekspresi mereka mengeras.
Udara dingin mengalir di atas meja teh.
Sophia dengan santai mengaduk cangkir teh dengan satu sendok teh di antara mereka.
"Atau, apakah kalian semua menyepelekan kata-kata Permaisuri?"
Saat Sophia menunjuk dengan lembut, wajah para wanita membara sepanas besi yang terbakar.
"Itu tidak sopan, Sophia."
"Jika kamu tidak menyukainya, katakan itu tidak sopan." Sophia bergumam seolah mendengar semuanya.
Ketika Sophia minum teh hitam lagi dengan acuh tak acuh, wanita tertua di sana tidak bisa menahan diri dan membuka mulutnya.
"Sophia Frauss yang terhormat. Karena kamu tampaknya tidak tahu banyak tentang dunia sosial, aku memberimu nasihat. Ini bukan tempat di mana si bungsu bisa melakukan apapun yang dia mau."
"Hoo aku nggak mengatakan apa yang ingin kukatakan"
"Apa maksudmu sekarang?"
"Aku cuma ngikutin narasi mulia dari orang-orang di sini. Aku nggak punya pengalaman bersosialisasi, jadi menonton langsung dan belajar itu berbeda." Sophia memiliki ekspresi polos saat dia berbicara.
Memuji dan menyindir.
Mengetahui bahwa dia tidak memiliki pengalaman sosial, berpura-pura tidak tahu dan mengabaikan. Semua itu adalah 'cara sok berbicara sosial' yang mereka tunjukkan.
Membual sambil pura-pura tidak tahu, pura-pura tidak tahu tapi tahu segalanya, dan menghina sambil pura-pura memuji.
Percakapan seperti puisi yang dibangun dengan ironi dan metafora tingkat tinggi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejak Kapan Anda Menjadi Penjahat? (Novel Terjemahan)
Lãng mạnTerlalu banyak novel yang dibaca membuatnya bingung telah masuki novel berjudul apa. Berbekal pengalaman membaca banyak novel, Sophia percaya tanpa ragu Duke Utara dengan rambut hitam, mata merah, dan wajah tampan yang sempurna adalah protagonis pri...