13~•

627 52 0
                                    

Tring... Tring... Tring...

Nay menghela nafas panjang, ia memijit dahinya pelan lalu menatap Ray yang tertidur di sampingnya.

Sang kembaran baru saja terkena masalah yang membuat dirinya terkena panic attack dan sialnya ponsel Ray terus berbunyi karena notifikasi dari sosial medianya.

Nay memutuskan untuk mematikan ponsel Ray lalu menyimpan nya diatas nakas meja milik Ray, ia menatap Ray sekilas lalu beralih pada ponsel nya. Dirinya bingung akan memberitahu orang tuanya tentang masalah ini atau tidak.

Cklek!

"Nay gimana Ray?" Al baru saja datang setelah bertemu dengan sang teman untuk membantu menyelesaikan masalah ini, seniornya itu ikut duduk di sebelah Ray lalu menatap nya cemas.

"Tadi sempet takur Ray nolak obatnya karena dia udah lama gak makan, tapi untungnya Ray bisa tenang" ucap Nay sembari bangkit dari duduknya.

"Syukur deh, gua tadi ketemu Gisca minta video yang aslinya dan ternyata dia gak ngambil video Ray doang tapi yang lainnya juga." Tutur Al menjelaskan, Nay mengangguk ia ingin membantu menyelesaikan masalah sang kembaran namun semua nya sudah diambil alih oleh Al.

"Kalau gitu gue pulang ke asrama dulu deh Kak, kalau ada apa-apa telepon aja ya. Gue juga bakal bantu sebisa gue kak" ya mau bagaimana pun juga Nay adalah orang yang menyarankan permainan tersebut ia tidak bisa lepas tangan begitu saja.

"Oke siap, jangan terlalu dipikirin ya Nay ini bukan salah lo kok" seolah tahu apa yang Nay pikirkan Al mengucapkan kalimat tersebut sembari tersenyum kecil, Nay mengangguk lalu memilih kembali ke kamar asramanya.

Hahh jangan dipikirkan katanya, bagaimana bisa. Ray itu saudara kembar nya, lelaki yang kadang menjengkelkan itu sudah bersama nya sejak dalam perut kandungan tentu saja Nay bisa merasakan apa yang Ray rasakan sekarang.

"Ohh Nay, gimana kondisi Ray?" Kin sang senior nya ikut bertanya, Nay sempat memberitahu hal ini pada wanita cantik itu makanya sekarang ia bertanya.

"Ya gitu dia sempet panik terus sekarang lagi tidur, pusing banget orang-orang pada nyerang Ray di sosmed gegara cewek gila itu. Emangnya dia artis apa yak sampe dibikin viral begini" celetuk Nay yang kesal mengingat wajah wanita yang menjadi penyebab masalah sang kembaran.

"Yahh Callytha emang terkenal probematic, dia manfaatin dirinya yang jadi sebel kampus buat jatohin orang seenaknya"

"Arghh gak tahu ah kesel, mana dia playing victim najis banget" Nay menggerutu sembari mengacak rambutnya karena pusing.

Kin duduk di sebelah Nay lalu mengusap-usap punggung nya lembut "lo gak apa-apa? muka lo sedikit pucat Nay"

"Gak apa-apa sih Kak cuma agak cemas sama khawatir aja soalnya pas kita SMP juga ngalamin hal yang hampir sama kayak gini, takut nya orang-orang yang dulu ngebully Ray sama gue, ikut ikutan di masalah kali ini yang bikin masalah nya nambah panjang" Nay mulai overthingking, ketakutan yang pernah ia rasakan kembali lagi membuat Nay berkeringat dingin.

Drrt... Drrt... Drrtt...

"Ihh siapa pula yang telepon" Nay berdecak kesal sebelum melihat nama yang tertera di dalam layar.

"Sebentar Kak" Nay berucap sebelum bangkit dari posisinya lalu mengangkat telepon tersebut.

"Halo kenapa Dan?"

"Si Ray gimana Nay? Itu videonya beneran apa gimana dah?" Daniella, sang teman yang memberinya tiket Aquarium itu berbicara dengan nada cemas dari seberang sana.

"Ray gak apa-apa dia lagi istirahat, soal video itu panjang kalau diceritain intinya Ray disini jadi korban fitnah, permasalahan nya lagi di urus sama cowok nya Ray juga" ucap Nay yang kini menggaruk kepalanya tak gatal, kalau Daniella saja sudah tahu masalah ini pasti sang Mommy sudah mengetahuinya.

CAUSE I'M YOURS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang