8~•

788 65 1
                                    

Nay mengucek sekilas matanya lalu memandang lurus dari posisi duduknya. Ia masih merasa pusing akibat kurang tidur semalam.

"Oh Nay udah bangun? Kebetulan gue mau beli sarapan, mau nitip?" Nay memandang Kin dengan wajah bantal nya lalu menggeleng kecil.

"Nanti aja deh Kak, takut ngerepotin" ucap nya dengan suara khas bangun tidur.

"Eh gak repotin kok, biar sekalian gitu" wanita cantik itu kini sudah mengambil hoodie nya.

"Kalau gitu boleh deh, samain aja sama yang mau Kakak beli"

"Oke tunggu yah" ucap Kin sembari mengangguk lalu keluar dari kamar.
Sementara itu, Nay kembali merebahkan dirinya sambil menatap langit-langit.

"Hahh..." Nay menghembuskan nafas yang kesekian kali, sejak pulang dari festival kemarin Nay terus kepikiran tentang perasaan nya pada Kin.

Dari semenjak kasus dirinya dengan Alysha, 4 tahun yang lalu. Nay belum pernah menyukai seseorang dengan serius lagi, memang dulu ia sering pergi bersama wanita dari sekolah lain tapi ia hanya penasaran dengan orang tersebut.

Ujung-ujung nya Nay bosan dan mencari yang lain. Tapi beda kasusnya dengan saat ini, awalnya Nay memang penasaran terhadap Kin yang mempunyai wajah cantik, dan tubuh yang bagus, dan ia kira rasa tertarikannya terhadap Kin akan berakhir dalam beberapa hari.

Namun ternyata, sampai sekarang Nay masih tertarik dan semakin tertarik pada senior nya itu. Ia sampai pusing semalam karena memikirkan hal itu.

Ceklek...

"Nay ini gue beli bubur, gak apa-apa kan?" Kin masuk kedalam kamar, menyimpan sendal nya lalu menaruh kantung plastik ke atas meja kecil.

Nay loncat dari tempat tidur kemudian mencuci wajah nya terlebih dahulu sebelum bergabung, duduk di hadapan Kin.

"Uwaaa wangi nya enak, makasih Kak Kin" ucap Nay saat membuka wadah styrofoam itu.

"Iya santai aja. Omong-omong tadi gue lihat kembaran lo lagi beli nasi kuning" ujar Kin disela-sela acara menyuap buburnya.

"Oh ya? Ray gak chat gue dari kemarin, kayaknya marah sih dia" tunjuk Nay pada ponsel yang sedang dipegangnya.

Nay juga sedikit cemas soal Ray, ia takut lelaki itu akan benar-benar marah karena telpon nya kemarin tidak Nay jawab.

"Eh jangan ngerasa bersalah gitu kak, biasanya Ray marah gak sampe 2 hari, nanti dia nyamperin gue lagi kok." lanjut Nay saat melihat raut wajah Kin yang berubah menjadi khawatir.

"Eh beneran gak akan apa-apa?"

"Iya beneran Kak. Oh iya, Kak Carla itu temen se-jurusan Kakak?" Tanya Nay setelah menghabiskan suapan terakhirnya.

"Iya, ada apa emang?" Kin sedikit mengerutkan dahinya saat Nay bertanya tentang Carla.

"Gak ada apa-apa sih, gue cuma baru liat gitu. Biasanya kan Kak Kin bareng terus sama Kak Arin tuh"

"Yah lo gak salah sih soalnya si Carla nih jarang masuk, kerjaan nya nitip absen terus. Ikut club renang juga cuma latihan kalau ada lomba" jelas Kin membuat adik tingkat di hadapannya ini menatapnya bingung.

"Ehh kalau gitu buat lomba bulan depan Kak Carla bakal ikut dong?" Ucap Nay sembari memiringkan sedikit kepalanya.

"Hmm gak tahu juga sih, kan lomba tahun ini bakal diserahin ke anak-anak baru"

Nay mengangguk-angguk paham, ia bangkit untuk membersihkan bekas makan lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sementara itu Kin kembali naik ke atas kasur nya sembari memainkan game di dalam ponsel, wanita yang sekarang sedang tengkurap itu menoleh kearah lain sekilas saat mendengar suara dering milik Nay.

CAUSE I'M YOURS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang