10~•

796 63 0
                                    

Suara peluit terdengar, beberapa anggota club renang langsung masuk ke dalam kolam untuk latihan seperti biasanya.

Anggota yang berlatih hari ini hanya anggota baru semester pertama dan kedua, sementara senior tingkat 3 dan 4 membantu melatih para junior.

Termasuk Nay yang sekarang sedang duduk di pinggir kolam dengan handuk yang melilit sekitar bahu nya, entah kenapa hari ini ia merasa dingin padahal hari masih siang.

"Nay, sekarang giliran lo juga kan? Ayok siap-siap." Nay menatap wajah sang senior lalu mengangguk, wanita blasteran itu menyimpan handuk nya lalu berjalan menuju starting block.

Kin yang berada di ujung kolam dan sedang memainkan ponselnya itu kini beralih menatap Nay yang ada di ujung lain kolam, wanita jangkung itu menyimpan ponselnya dan mulai memperhatikan Nay.

Bunyi peluit terdengar lagi, kini Nay dan beberapa anggota lain berlomba masuk kolam dan mulai berenang. Pada awalnya latihan mereka terlihat biasa saja sampai Kin yang sedang memperhatikan Nay mulai mengerutkan dahinya bingung.

Tak biasanya Nay berenang dengan kecepatan yang sedikit lambat, tentu saja Kin merasa aneh karena biasanya Nay bisa menyelesaikan satu putaran dengan cepat, para teman-temannya bahkan mengajukan Nay agar ikut serta dalam lomba bulan depan.

Dan benar saja baru sampai di ujung kolam, Nay sedikit berteriak kesakitan membuat Kin cepat-cepat menghampirinya.

Senior Nay yang sedang mencatat skor waktu, kebetulan berdiri dekat dengan posisi Nay. Ia mengulurkan tangan agar Nay bisa naik keatas kolam dengan mudah.

Nay berusaha naik sembari meringis merasakan sakit pada bagian kaki kanannya, Kin juga datang dengan wajah paniknya sembari menyamakan posisi nya dengan Nay yang sedang duduk.

"Kenapa Nay?" Ucap Kin, dari wajah nya terlihat bahwa wanita itu begitu cemas.

"Kaki gue kak, keram." ucap Nay sembari menunjuk kakinya. Arin yang kebetulan sedang membawa botol minum langsung memberikan nya pada Nay, Kin juga kini mengambil kaki kanan Nay dengan hati-hati lalu menaikkan nya ke atas paha nya.

"Akhh pelan-pelan Kak!" Nay protes saat Kin mulai memijit pelan kakinya.

Kin yang paham kembali memijit kaki Nay lebih berhati-hati. "Gimana masih sakit?" Tanya Kin sembari menatap Nay untuk mengecek kondisinya.

"Udah gak begitu sakit Kak." Ucapnya lirih. Kin menatap Nay dengan seksama, wajah Nay pucat terlihat dari warna bibirnya yang memutih dan badannya yang sedikit bergetar.

Kin bangkit, meletakkan kaki Nay dengan hati-hati lalu mengambil handuk yang sebelumnya dipakai Nay dan melilitkannya ke badan sang junior.

"Masih dingin?" Tanya Kin lembut, Nay mengangguk sebagai jawaban karena rasanya ia tak ada tenaga untuk mengeluarkan suara.

Kin mengerutkan dahinya lagi, ia menarik wajah Nay agar menghadap nya lalu menempelkan punggung tangannya pada dahi Nay.

"Sial pantesan aja hari ini dia kelihatan murung"

Kin membatin saat merasa suhu tubuh Nay terasa panas, ia bingung bagaimana bisa Nay memaksakan diri untuk berenang padahal dirinya sedang sakit seperti ini.

"Kita pulang aja ya Nay, lo panas gini" Nay ingin menggeleng, ia harus latihan untuk lomba tapi Kin menatap nya dengan tatapan yang terlihat begitu khawatir.

Tak bisa menolak, Nay akhirnya menganggukkan kepala lalu membiarkan Kin menggendong tubuhnya di belakang punggung atau piggyback.

Arin yang berdiri di belakang Kin membantu membenarkan posisi handuk Nay, agar sang junior tidak terlalu merasa dingin.

CAUSE I'M YOURS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang