11~•

717 55 0
                                    

"Oh Ray?"

Kin yang mendengar suara ketukan pintu langsung membukanya, kini Ray berdiri dihadapannya dengan wajah yang sedikit lesu.

"Hai kak, gimana Nay?" Tanya Ray langsung menanyakan kondisi sang kembaran, Kin langsung mengabari Ray kemarin sore namun lelaki itu baru bisa datang sekarang di pagi hari.

Kin mengerutkan keningnya karena merasa suara Ray terdengar sengau dan jangan lupakan hidungnya yang memerah "lo lagi sakit Ray?" Tanyanya yang dibalas anggukan kecil.

"Lagi flu kak, terus Nay gimana?"

Kin hanya mengangguk lalu mempersilahkan Ray masuk untuk melihat Nay yang masih tertidur.

Ray mendekatinya, mengecek suhu tubuhnya dengan punggung tangannya yang ditempelkan ke dahi Nay lalu menghela nafas sedikit lega.

"Syukur deh demam nya udah gak ada, btw makasih ya Kak udah rawat Nay maaf kalau ngerepotin" ucap Ray lalu berbalik, menyodorkan kantung belanjaan yang berisi makanan untuk Kin.

"Eh gak apa-apa, gue gak ngerasa direpotin ini. Makasih juga buat makanannya"

"Kalau gitu tolong suruh Nay kabarin gue ya kalau dia udah bangun, gue mau pulang ke asrama karena kepala masih pusing. Sekali lagi maaf ngerepotin ya Kak" Ray tersenyum kecil lalu pergi keluar kamar.

Kin mengangguk, mengantar nya sampai pintu kamar kemudian kembali duduk di kasurnya, menghadap Nay.

Ia jadi teringat perkataan orang-orang tentang anak kembar yang katanya kalau satu orang sakit yang satunya ikutan sakit juga, dan ya sekarang Kin sudah melihat nya secara langsung jika perkataan itu memang benar.

Kin menoleh, menatap ponselnya yang bergetar menandakan adanya telepon masuk. Wanita berparas cantik itu bangkit lalu berjalan menuju balkon sembari menekan tombol hijau pada ponselnya.

"Halo Rin, kenapa?"

"Kin hari ini lo gak akan masuk?"

"Hmm gak, tolong absenin ya Rin"

"Oke deh" Arin diseberang sana mengangguk, paham jika Kin akan menemani Nay, setelah nya ia menutup sambungan telepon.

Kin memasukkan ponselnya kedalam saku celana lalu tersenyum kecil. Ia merasa beruntung mempunyai teman seperti Arin, wanita itu bisa dibilang tak terlalu banyak bicara namun begitu peka terhadap sekitarnya.

Setelah Kin menutup pintu balkon ia mendapati Nay yang sudah bangun, adik tingkat nya itu terduduk sembari memegang kepalanya karena masih merasa pusing.

"Pagi Nay" ucap Kin lembut, ia duduk di kasur nya dan menghadap pada Nay.

"Ahh pagi Kak, kakak gak ada kelas?" Tanya Nay dengan senyuman di wajah cantiknya.

Kin menggeleng lalu berjalan mendekati Nay, ia membawa punggung tangannya ke dahi Nay lalu tersenyum lega. "Gimana masih ada yang sakit?" Tanya Kin memastikan.

"Udah gak apa-apa cuma sedikit pusing aja"

Kin mengangguk paham, "kalau gitu gue keluar dulu buat beli makanan" ia mengelus lembut kepala Nay kemudian pergi menuju pintu keluar.

Nay sedikit terkejut atas tindakan Kin, dia memegang kepalanya yang habis di elus tadi lalu menutup wajah nya yang mulai terasa panas.

Benar-benar deh, seniornya itu sukses membuat jantung Nay selalu berdegup kencang.

Kini Nay menggeleng, menenangkan dirinya sejenak kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, jadi saat Kin kembali nanti Nay sudah bersih dan wangi.

Dengan perasaan senang, wanita itu sempat-sempatnya mengalunkan lagu kesukaannya saat membersihkan diri, sampai dirinya sendiri lupa kalau tadi masih merasa pusing.

Tepat saat Nay sudah berpakaian, Kin datang membawa satu plastik yang Nay tebak pasti berisi bubur dan ada beberapa kotak susu.

"Sini Nay" ucap Kin setelah mempersiapkan meja kecil. Ia menepuk-nepuk tempat disampingnya, menyuruh Nay agar segera duduk.

"Wahh makasih kak" Nay menyempatkan diri untuk berterima kasih, setelah itu ia mulai menyantap sarapan pagi nya.

"Oh iya tadi Ray juga kesini, dia ngasih beberapa makanan ringan juga" tunjuk Kin pada kantung plastik yang sebelumnya dibawa Ray.

"Ray? Tumben?" Nay memiringkan kepalanya lucu sembari bertanya-tanya kenapa Ray bisa tahu jika dirinya sedang sakit.

Melihat tingkah Nay yang menggemaskan Kin mencubit kedua pipi Nay sambil terkekeh kecil. Si empunya sedikit protes membuat Kin semakin terkekeh.

"Kemarin gue sempet hubungin dia, ngabarin kalau lo sakit. Tapi dia baru datang tadi katanya dia sakit juga"

"Ahh gitu..." Ucap Nay sembari mengelus-elus pipinya.

Setelah itu mereka fokus pada sarapan mereka, sebenarnya ada yang ingin Nay tanyakan pada seniornya itu.

"Ngomong-omong kak-"

"Ahh tunggu, rambut lo hampir kena bubur" dengan cekatan Kin menyelipkan rambut pirang Nay kebelakang telinganya. Tentu saja karena hal itu jarak diantara mereka menjadi dekat.

Nay yang menatap paras cantik senior nya itu jadi terdiam, mengurungkan niat untuk bertanya. Sementara Kin yang jadi teringat kejadian semalam langsung kembali ke posisi awal, dan memalingkan wajahnya, menutupi agar Nay tak melihat dirinya yang sedang blushing.

Kin merutuki dirinya yang akhir-akhir ini selalu merasa ingin dekat dengan Nay, ia juga jadi ingin menyentuh Nay seperti memegang tangannya, memeluknya bahkan mencium nya, sama seperti tadi malam.

Untung saja Nay tak tahu kejadian kemarin, ia sempat merasa cemas tadi. Bayangkan jika Nay tahu kejadian itu, bisa-bisa Kin gila karena malu.

Nay yang sudah menyelesaikan acara sarapannya menatap Kin, masih ingin menanyakan sesuatu namun ia ragu-ragu.

Kin yang merasa ditatap, menatap balik Nay. "Ada apa Nay?"

"Itu besok Kakak ada acara gak? Kalau gak ada, ayok kita pergi jalan-jalan Kak" Akhirnya Nay memutuskan untuk bertanya walau sebenarnya takut jika Kin akan menolak ajakannya.

Kin tiba-tiba saja terkekeh membuat Nay bingung. "Gue kira tadi apaan Nay sampai gugup gitu mau nanya. Gue sih ayok-ayok aja, tapi lo kan masih sakit?"

"Gak kok Kak, hari ini juga udah langsung sembuh kok. Jadi besok mau kan jalan-jalan sama gue?" Tanya Nay sekali lagi untuk memastikan, ia menatap Kin dengan mata yang berbinar.

Kin yang ditatap seperti itu tentu tak bisa menolak, ia hanya tersenyum lalu mengangguk "iya oke besok kita jalan-jalan"

Nay tersenyum senang ia hampir saja melompat saking senang nya, bagaimana tidak senang jika kalian akan jalan-jalan berdua dengan gebetan kalian.

"Emang besok kita mau kemana Nay?"

"Hmm rahasia, besok Kakak juga pasti tahu kok hehehe" Nay terkekeh sampai matanya menyipit, menambah kesan lucu.

"Oke deh oke" Kin ikut terkekeh sembari menahan gemas. Ia jadi tidak sabar, kira-kira Nay akan membawanya kemana besok.

 Ia jadi tidak sabar, kira-kira Nay akan membawanya kemana besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Ayy, 26-06-2022

CAUSE I'M YOURS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang