Kinara POV

895 41 3
                                    

Takut.

Saat Sekar mengatakan jika dirinya akan membuat Nay, seseorang yang begitu Kin sayangi, pergi menjauh. Sekar bisa melakukan apa saja kepada Nay agar dia menjauh dari Kin, tapi Kin tak mau hal itu terjadi.

Kin tentu tak mau menyerah, dan melepaskan Nay begitu saja, tapi dirinya tak tahu apa yang harus dilakukan. Rasa takut mendominasi, tak bisa melawan, hanya satu hal yang terpikirkan olehnya waktu itu.

“Jangan nangis... tolong lupain dan jangan tunggu Kakak, kamu harus tetap bahagia”

Maaf Nay, aku tak mau kamu kenapa-kenapa karena ibu. Lebih baik kamu melupakan aku, aku tak bisa berjanji akan kembali karena hal itu masih belum pasti.

Mata indah berwarna coklat terang mulai meneteskan air mata, Kin berusaha agar tidak mendekap tubuh mungilnya. Pada akhirnya, di hari itu, Kinara lebih memilih menyerah dan melepaskan genggaman Nay.

Kin kembali ke asrama, mengemasi barang-barangnya dibantu dengan 2 orang suruhan Sekar. Air mata nya sesekali menetes saat dirinya sibuk mengemasi baju-baju, dadanya masih terasa sesak karena hubungan mereka benar-benar berakhir.

Sekar dan Wira yang selesai mengurus di rumah sakit, langsung menjemput Kinara saat itu juga. Membawa anak semata wayangnya pergi ke kota lain dan membuat kehidupan baru.

Kin tak bisa apa-apa, ia kembali menjadi boneka wanita itu, tapi kali ini Kin sempat membuat kesepakatan dengannya. Sekar meminta Kin menuruti kemauan nya dan jika semua yang ia mau terpenuhi ia menjanjikan kebebasan untuk Kin.

Tak masalah, Kin menuruti semua itu asalkan dirinya bisa diberi kebebasan yang akan dipakai nya untuk kembali pada Nay. Tadinya ia berpikir seperti itu, tapi Sekar sama sekali tak memberi nya kebebasan tersebut.

Setelah lulus di universitas yang diinginkan Sekar, Kin membantu perusahaan Wira yang hampir bangkrut kembali naik, Kin sudah lelah waktu itu ia sudah berusaha mati-matian agar mimpi Sekar tergapai.

Tapi apa yang Sekar lakukan? Ia terus menekan Kin dan memaksa nya untuk menikah. Tentu saja Kin menolak mentah-mentah, Sekar sampai menggantung dirinya dengan tali untuk menekan Kin agar perempuan itu menuruti kemauannya.

Apa yang bisa Kin lakukan selain mengiyakan nya, membiarkan Sekar membunuh dirinya sendiri? Mana mungkin, bagaimana pun Sekar masih ibu kandung Kin, walau rasa benci mendominasi tapi ia masih menyayangi nya di lubuk hatinya yang terdalam.

Mau tak mau ia harus menjalani kencan buta yang diurus Sekar, berbagai lelaki dari segala kalangan sudah ia temui namun tak ada yang berhasil, ya iyalah toh Kin tak menyukai lelaki itupun di hatinya masih ada Nay, mana bisa diisi oleh orang lain lagi.

Sekar cukup frustasi waktu itu kala lelaki yang dipasangkan dengan anaknya menyerah begitu saja, ia lagi-lagi memarahi dan menyalahi Kin, tamparan dan pukulan yang Sekar lakukan sudah tak terasa sakit lagi baginya.

Tak lama dari itu Sekar dilarikan lagi kerumah sakit, wanita itu memang sering sakit-sakitan jadi Kin waktu itu tak terlalu memperhatikan kondisi Sekar. Siapa sangka jika itu adalah terakhir kalinya Sekar masuk rumah sakit, karena tak lama dari itu Sekar dinyatakan meninggal karena penyakit jantung.

Entahlah waktu itu Kin merasa tak terlalu sedih, ia merasa aneh, ia sempat kehilangan tujuan karena Sekar tak ada.

Kin mulai membuka ponsel lamanya, mencari-cari kontak Arin, beruntungnya wanita itu tak mengganti nomor ponsel memudahkan Kin untuk menghubunginya.

Arin marah-marah saat di telepon, wanita itu mengeluarkan semua kekesalannya pada Kin karena telah menghilang begitu saja meninggalkan nya tanpa pamit. Dari wanita itu lah Arin mendapatkan semua kabar tentang Nay, bagaimana wanita itu lulus kuliah dengan nilai yang tinggi, bagaimana Nay yang membantu Arin mengajar renang ditempatnya dan lain sebagainya.

CAUSE I'M YOURS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang