15~•

658 52 0
                                    

"Nay gua suka sama lo"

"Hah??"

"Ayok pacaran!"

Nay yang sedang minum itu hampir saja tersedak saat Daniella, sang temannya itu tiba-tiba menyodorkan satu bucket bunga kepada Nay.

Nay masih menatap Dan dengan tatapan tak percaya, sementara Dan mulai menggenggam tangannya.

"Pfft hahahahaha Lu bercanda kan Dan?" Nay tertawa cukup keras. Ia sampai melepas genggamannya dengan Dan, perut nya sedikit sakit karena tertawa.

Hening.

Dan hanya menatap Nay serius, hingga membuat wanita itu berhenti tertawa. Nay menghela nafas nya lalu menaruh segelas minuman yang ia bawa keatas meja.

Wanita itu membenarkan dress berwarna hitam yang ia kenakan lalu menyuruh Dan duduk di sampingnya.

"Gua tahu kalau lo pasti anggap gua bercanda, tapi gua bener bener serius sama lo Nay. Gua suka sama lo, gua sayang sama lo bukan cuma sekedar sebagai teman." Dan menatap Nay dengan tatapan tulus. Nay menatap balik Dan, mencari-cari letak kebohongan yang ada disana namun nyatanya ia tak dapat melihat kebohongan itu.

Ia tak tahu harus berkata apa, jujur saja ini benar-benar membuat Nay terkejut. Ia dan Daniella sudah berteman sejak kecil, sejak keluarga nya membeli rumah di sebelah rumah Dan. Dan, Nay dan Ray selalu bermain bersama membuat Nay sudah menganggap wanita berambut pendek itu sebagai saudari nya sendiri.

Tapi sepertinya hal itu hanya berlaku kepada Nay karena sekarang teman nya itu menyatakan perasaannya pada Nay. Entah sejak kapan Daniella sudah mengikuti Nay kemana pun ia pergi, saat sekolah dasar mereka bertiga masuk ke sekolah yang sama bahkan masuk kelas yang sama, begitu pula saat mereka SMP dan SMA.

"Dari kapan Dan?" Nay bertanya dengan nada pelan.

"Entahlah, gua juga kurang tahu pastinya. Jujur aja Nay, gua sedih liat lo jalan bareng orang lain dan sama sekali gak lirik gua. Gua juga sedih saat lo nangisin Alysha yang brengsek itu padahal ada gua disisi lo. Gua mau lo lirik gua, gua mau lo jadi pacar gua Nay..." Daniella mengelus tangan Nay dengan lembut, matanya masih tertuju pada Nay seolah-olah ia tak mau kehilangan perempuan di hadapannya itu.

Perasaan Nay campur aduk, ia melepaskan genggaman Dan lalu menggeleng kecil. "Maaf Dan, sejujurnya gue juga bingung harus ngapain. Gue cuma anggap lu temen."

Dan mengangguk, ia sudah menduga jika Nay akan berkata seperti itu. Daniella bangkit lalu memeluk pelan tubuh yang lebih kecil sebelum membisikkan kalimat. "Lo bisa pikir pikir dulu Nay, gua bakal minta jawaban lo lagi nanti"

Tepat setelah Dan berkata seperti itu, Ray datang membawa dua piring cake ke hadapan mereka berdua. Daniella, wanita itu menyempatkan mengelus pucuk kepala Nay lembut sebelum pamit pergi, meninggalkan Nay dengan pikiran bingungnya.

Dari sana Daniella benar-benar menunjukkan dari sikap nya kalau ia menyukai Nay, Nay tak terlalu terganggu namun setelah beberapa bulan berlalu, wanita itu datang kembali kepada Nay dan meminta jawaban dari Nay.

Dan jawaban Nay tetap sama, selama beberapa bulan itu Nay sudah mencoba menyukai Dan namun ia tetap tidak bisa. Perasaan suka memang tidak bisa di paksakan karena itulah Dan tetap menjadi teman Nay sampai saat ini.

Nay menghela nafas lagi, bagaimana bisa Daniella masih belum menyerah pada perasaannya. "Ya gitu deh Ray, padahal dulu gue sempet bilang sama Dan kalau dia tetep mau jadi temen gue, ada kemungkinan dia sakit hati tapi dia tetep main sama kita kan." Ucap Nay yang kini sedang duduk bersama sang kembaran bersama seniornya, Al.

CAUSE I'M YOURS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang