"Bagaimana bisa kau berada di sana? Apa kau mengikuti ku?" Sambil mengemudikan mobil, Selena bertanya pada Angela yang hanya duduk dan diam saja tanpa menoleh ke arahnya atau bahkan menjawab pertanyaan.Namun Selena sendiri juga masih merasa bersalah, mungkin saja tadi Ruby ingin menangis karena mendengar Dyrroth memuji sarapan yang dibuat olehnya untuk Ruby.
"Aku berharap Dyrroth menyukainya dan memujiku!" Ucap Ruby dengan bersemangat setelah selesai membuat kue kering untuk Dyrroth, ia kemudian membungkusnya sendiri tanpa perlu dibantu oleh Selena.
Setelah selesai ia kemudian meletakkannya di atas meja makan, kemudian menghampiri Selena dan berkata, "Apa Dyrroth akan menyukainya ya?" Tanya Ruby.
"Tentu saja! Tadi kita sudah mencoba kue buatan nona, dan rasanya sangat enak" yang dikatakan oleh Selena memanglah benar dan hal itu membuat Ruby semakin bersemangat.
Selena yang sedang mengemudikan mobil dengan cepat menggelengkan kepalanya dan bergumam "Astaga... Padahal semalam nona Ruby sangat bersemangat, aku jadi merasa bersalah kepadanya".
•
•
"Ruby : Obsession"
4
©ppiuwz
•
•Ruby berusaha untuk tidak mendengarkan ejekan dari teman-temannya yang menganggap bahwa ia membayar orang untuk berpura-pura menjadi maid nya.
Tidak ada yang peduli dengan Ruby, bahkan Dyrroth. Namun ada seorang lelaki dengan rambut pirang serta mata berwarna biru terang, terlihat seperti murid yang tidak biasa saja.
Alucard, dia adalah seorang yang pernah menjadi bahan pembicaraan orang-orang karena banyak orang mengira ia dekat dengan Ruby.
Beredar banyak rumor tentang mereka berpacaran, namun tak ada seorang pun yang memiliki bukti bahwa mereka berdua pernah berpacaran.
Sebenarnya Alucard sendiri sudah memiliki seorang pacar dan banyak orang yang sudah mengetahuinya, namun bagi yang mengira Ruby dan Alucard dekat, mereka menganggap Ruby sebagai perusak hubungan orang lain.
Pacar Alucard yaitu Miya yang pernah berdebat dengan Ruby karena rumor yang beredar, namun Ruby dengan santai menjawab sejujur-jujurnya karena memang ia tidaklah salah sama sekali.
"Apa kau baik-baik saja, Ruby?" Tanya Alucard kepada Ruby, akan tetapi Ruby mengabaikannya dan menganggap Alucard hanyalah angin lewat.
Beberapa detik diam dan tidak menjawab pertanyaan darinya, Alucard pun meninggalkan Ruby dan kembali ke tempat duduknya.
Apakah Miya akan marah? Mungkin saja jika ia melihatnya, namun Alucard dan Miya berada di kelas yang berbeda.
Hingga pada akhirnya seorang guru telah masuk kedalam kelas mereka tanpa di sadari, itu karena mereka yang terlalu sibuk untuk membahas apa yang baru saja terjadi.
"Ribut-ribut, ada apa ini!?" Bentak sang guru Matematika yang baru saja tiba, mendengar suaranya itu membuat para murid bergegas untuk kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
...
Bel pulang telah berbunyi, kini seluruh siswa maupun siswi sudah di perbolehkan untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Sementara itu Ruby sedang mengikuti Dyrroth diam-diam, sebenarnya Dyrroth menyadarinya namun dia berpura-pura untuk tidak tahu bahwa Ruby sedang mengikuti dirinya.
Melihat Dyrroth yang tidak berjalan menuju tempat parkir siswa maupun siswi, Ruby langsung mengerti apa yang terjadi pada Dyrroth.
Ruby bergegas untuk mengambil motor yang digunakan olehnya saat pergi ke sekolah, ia kemudian menghampiri Dyrroth yang tengah berjalan dan belum jauh dari sekolahnya.
"Ingin bersamaku? Anu... Boleh kok kalau kamu yang mau membawanya" ucap Ruby pada Dyrroth yang berjalan sambil memainkan ponselnya.
Dyrroth menoleh ke arahnya dan berhenti melangkah, kemudian ia menjawab "Tidak", setelah itu Dyrroth kembali berjalan pergi dan memilih untuk memesan ojek online.
Kenapa saat berangkat tadi ia tak memesan ojek online saja? Sungguh aneh beliau ini.
Hal itu membuat Ruby sedikit kecewa, namun Ruby berniat untuk mengikuti Dyrroth sampai ke rumahnya.
Ia hanya ingin memastikan bahwa Dyrroth benar-benar langsung pulang ke rumahnya, ia hanya berharap agar Dyrroth tak pergi kemanapun terlebih dahulu dan langsung kembali ke rumahnya.
Setelah ojek pesanan Dyrroth sampai, ia segera pergi dari sana. Sementara itu Ruby mengikutinya dari belakang dengan jarak yang sedikit lebih jauh agar Dyrroth tak menyadarinya.
Dyrroth benar-benar tak menyadarinya, ia hanya fokus untuk terus memainkan ponselnya selama perjalanan. Bukan game yang sedang ia mainkan, namun sepertinya ia sedang mengirim pesan kepada orang lain.
Hal itulah yang membuat Ruby curiga dan sangat ingin untuk mengetahui kemanakah Dyrroth akan pergi. Yang membuat Ruby semakin curiga kepada Dyrroth adalah karena ia pergi bukan ke arah rumahnya.
Kurang lebih 3 menit perjalanan, kini Dyrroth telah sampai di depan sebuah cafe yang tampak tidak begitu ramai.
Ia masuk kedalam sana dan langsung duduk di kursi yang berada tepat di samping kaca jendela, disana Ruby juga melihat sudah ada seseorang dengan rambut panjang terurai.
"Tunggu... Bukankah itu..." Ruby bergumam, ia memutuskan untuk memarkirkan motornya dan mengenakan Hoodie yang awalnya diletakkan olehnya didalam tas sekolahnya.
Ia memutuskan untuk masuk kedalam dan duduk di tempat yang tak jauh dari Dyrroth, tepat berada di sampingnya untuk mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
Seorang pelayan datang dengan membawakan buku menu, karena tak ingin di curigai, Ruby pada akhirnya memesan sebuah minuman.
"Coklat panasnya saja..." Ucap Ruby dengan suara yang sedikit di tahan agar terdengar berbeda.
"Kenapa kau memanggilku kemari?" Dyrroth bertanya pada seorang gadis yang berada tepat di depannya.
Gadis itu meneguk secangkir teh yang sedang ia pegang, kemudian menatap Dyrroth dan menjawab "tentang hari ini, itu yang ingin aku bahas".
Suara gadis itu terdengar tak asing di telinga Ruby, namun Ruby tak ingin membuat keributan dan memilih untuk diam.
"Apa aku harus mengatakan tentang kau padanya? Aku merasa harus mengatakannya, namun aku merasa tak enak padamu" gadis itu terus saja bicara, Dyrroth awalnya hanya diam dan mendengarkan.
"Apa selama ini kau yang memberikan informasi tentang diriku padanya?" Dyrroth bertanya lagi, ia meletakkan ponselnya kedalam tas agar bisa fokus pada pembicaraan ini.
Gadis itu menggeleng perlahan "Bukan hanya aku, namun juga yang lain. Keinginannya adalah sesuatu yang harus kami lakukan sebaik mungkin! Itu semua bukan tanpa alasan, kami sangat... Sangatlah berhutang budi padanya dan keluarganya!".
"Bukankah kalian itu berlebihan? Bukannya dia lebih terlihat seperti anak kecil yang menginginkan segalanya dan harus di dapatkan?" Dyrroth mulai merasa kesal oleh gadis yang berada di hadapannya, ia merasa bahwa ucapan gadis itu hanya di lebih-lebihkan.
"Tidak, apa yang ku ucapkan adalah benar" ucapnya, gadis itu mulai mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
"Motor itu kan..."
Gadis itu segera berdiri dan memberikan sebuah kode pada Dyrroth, ia kemudian pergi dari sana dengan Ruby yang mengikutinya.
"Tunggu, nona! Ini pesanan anda!" Seorang pelayan yang baru saja datang ke meja Ruby hanya bisa pasrah dan menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruby : Obsession
Teen FictionKurang lebih 3 tahun Ruby menyukai salah seorang teman sekelasnya, ia selalu berusaha agar lelaki yang di sukai olehnya menerima cintanya. Namun sudah lebih dari 44 kali menembak, lelaki itu tidak pernah menjawab apapun. Terkadang Ruby kesal, ia han...