18.

173 22 0
                                    


Ruang kelas terasa begitu bising karena para siswa dan siswi yang sibuk membicarakan Ruby. Sementara itu, Dyrroth masih terdiam ditempat dan berusaha untuk mencerna apa yang baru saja terjadi.

Guinevere yang awalnya terdiam, kini memilih untuk duduk tenang di bangkunya seorang diri.

"Sial.. apa yang harus aku lakukan di saat-saat seperti ini?" Dyrroth bertanya pada dirinya sendiri.

Ia terus berusaha untuk membuat teman-temannya diam, suara bising itu membuat Dyrroth semakin bingung mesti berbuat apa.

"Kayaknya selama ini Ruby ngelakuin itu biar gak di manfaatin".

"Emang dasarannya pelit kaliii".

"Mungkin duit hasil korupsi, makannya malu, hahaha".

"Melihara tuyul mungkin".

"Dia itu mendadak kaya atau emang kaya sejak awal sih?".

Kata-kata positif maupun negatif mulai terdengar, rasanya Dyrroth semakin pusing dibuatnya.

"Untungnya Ruby sedang tidak disini, andai saja dia mendengar cemoohan orang-orang aneh ini.." batin Guinevere.

Tiba-tiba saja Dyrroth keluar dari kelas seraya berteriak "gue bolos hari ini, jujur aja nanti ke guru!" Perintah Dyrroth pada teman-teman sekelas yang mendengarnya.

"Aneh" ucap Guinevere.

Kini kelas menjadi semakin ramai dibuatnya, mereka mulai membicarakan tentang hubungan yang dijalani oleh Dyrroth dan Ruby.

Awalnya Guinevere tidak peduli, namun lama kelamaan ia dibuat muak oleh mereka.

"Dasar manusia, tidak bisakah kalian berhenti membicarakan orang lain? Memangnya kalian tau apa? Hanya itu yang kalian lihat, tapi kalian sudah sangat berisik" ucap Guinevere seraya meninggikan nada bicaranya.

Benar apa yang dikatakan oleh Guinevere, manusia itu tak ada hentinya untuk membicarakan seseorang. Mereka hanya melihat dan tidak merasakannya, namun mereka bicara seolah tahu segalanya.



"Ruby : Obsession"
18
©ppiuwz

Dyrroth berlari menuju parkiran sekolah, kemudian mengeluarkan kunci motor yang ia gantungkan di tas miliknya.

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, tapi tubuh ini seakan bergerak sendiri tanpa arahan maupun keinginan dariku" batinnya seraya menarik gas motor tersebut.

Ia berjalan menuju rumah keluarga Ruby, walaupun rasanya ia tidak yakin bahwa Ruby pergi menuju rumah.

Sepanjang perjalanan, pikirannya benar-benar kosong. Yang pasti, ia akan pergi kerumah Ruby walaupun tak tahu tujuannya menghampiri Ruby saat ini untuk apa.

Sepertinya Dyrroth benar-benar bergerak tanpa keinginannya sendiri, melainkan keinginan hatinya. Astaga.. manusia aneh satu ini benar-benar jatuh cinta pada Ruby, ya?

Beberapa kilometer dari sekolahnya, ia melihat di jalan ada beberapa serpihan kaca yang dibiarkan begitu saja di jalan. Bukankah itu dapat membahayakan pengguna jalan lainnya? Akan tetapi, tiba-tiba saja Dyrroth terfikir akan sebuah hal.

"Wait.. wait.... darimana serpihan kaca ini muncul? Tidak mungkin kaca untuk pembangunan yang tak sengaja pecah kan?" Dyrroth mulai melontarkan pertanyaan pada dirinya sendiri.

Dyrroth memutuskan untuk menghentikan kendaraannya sejenak, kemudian memperhatikan sekitar.

Selang beberapa detik, seorang pria tua yang sedang berjalan seorang diri tiba-tiba bergumam "di pagi hari begini, bisa-bisanya sudah ada orang yang baku tembak".

Ruby : ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang