Kini waktu sudah menunjukkan pukul 23.19, semua sudah kembali ke kamarnya masing-masing kecuali Ruby, Angela, dan juga Selena.Ruby tertidur di atas sofa, sementara itu Angela dan Selena membersihkan tempat itu secepat yang mereka bisa.
Beberapa menit telah berlalu, kini Angela dan Selena telah selesai membereskan ruangan tersebut. Karena sudah beres, Angela meminta izin kepada Selena untuk langsung pergi ke kamarnya dan beristirahat..
Sedangkan Selena menghampiri Ruby dan menggendongnya untuk di bawa ke kamar milik Ruby. Menurutnya Ruby sangatlah ringan, bahkan ia bisa menggendongnya seorang diri tanpa bantuan siapapun.
Sesampainya di kamar milik Ruby, Selena segera meletakkan Ruby perlahan-lahan di atas ranjang kemudian menaikkan selimut hingga menutupi sebagian tubuh Ruby.
Sebelum ia pergi, ia mengucapkan "Selamat malam, Ruby".
•
•
"Ruby : Obsession"
8
©ppiuwz
•
•Pagi telah tiba, Ruby terbangun dari tidurnya dan segera memanggil Selena untuk mengurusnya. Sebenarnya ia bisa melakukan setiap hal seorang diri, namun ia sangat senang jika Selena yang selalu merawat dan mengurusnya.
Hanya dengan menekan sebuah tombol yang berada di kamarnya, seharusnya Selena langsung datang dan menghampiri Ruby. Namun Selena tak kunjung menghampirinya, Ruby langsung teringat bahwa mungkin saja Selena kelelahan karena semalam.
Ia bangkit dari tempat tidurnya dan segera mengambil handuk, ia mandi dan membersihkan dirinya. Ia juga sudah menyiapkan pakaiannya untuk berangkat ke sekolah.
Ruby sudah mengenakan seragamnya saat keluar dari kamar mandi, walaupun sedikit berantakan namun Ruby sudah merasa percaya diri.
Saat mengambil tas miliknya, ia baru teringat belum sempat menyiapkan buku yang seharusnya dibawa olehnya hari ini.
"Astaga, bagaimana bisa aku lupa?"
Yah namanya juga manusia kan? Sudah pasti tak jauh dari kesalahan.
Dengan cepat Ruby memasukkan satu persatu buku yang perlu dibawa hari ini. Setelah merasa semuanya sudah benar, Ruby segera membawa tas nya turun untuk pergi menuju meja makan.
Meja itu benar-benar kosong, tak ada satupun makanan diatas sana. "Sekarang bagaimana..." Gumamnya.
Akan tetapi Ruby teringat bahwa didalam lemari es masih ada sebuah roti tawar yang dibeli olehnya, ia segera mengambilnya dan memakannya tanpa selai.
Ruby memakan roti itu sambil berjalan keluar dari rumahnya, namun saat hendak membuka pintu, Selena baru saja membukanya dengan membawa satu kantong plastik berisikan 2 kotak makanan.
"Oh nona, maaf atas keterlambatan saya! Ini adalah kotak untuk sarapan anda, dan ini untuk istirahat makan siang di sekolah" ucap Selena, Ruby segera mengambilnya dan berniat untuk memakan sarapannya di sekolah.
Saat ingin melangkah keluar, Selena segera memegang tangannya dan menahannya. "Maaf nona, anda salah seragam...".
Mata Ruby melebar, ia kemudian mengambil ponsel yang di letakkan olehnya di dalam sakunya.
"Oh iya!" Ia kemudian berlari kedalam kamar dan segera mengganti seragamnya, sementara itu Selena segera memasukkan tas serta sebuah kantung plastik berisikan sarapan dan makan siang milik Ruby kedalam mobil.
Saat menuruni tangga, Selena langsung berkata "biar saya yang mengantarkan anda, karna anda kini sudah terlambat".
Kemudian Ruby segera berjalan dan masuk kedalam mobil yang sudah berada di depan pintu utama, Selena juga segera masuk dan mengemudikan mobil tersebut.
Jhonson segera membuka gerbang besar itu, Ruby menurunkan kaca mobilnya dan berkata "aku berangkat dulu ya, Jhonson!"
Ia hanya bisa menundukkan kepalanya kemudian tersenyum kearah Ruby, dengan cepat pintu gerbang itu langsung ditutup rapat kembali.
Beberapa menit setelah perjalanan yang cukup panjang, mobil itupun berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Ruby turun dengan membawa tas serta makanan miliknya, kemudian Selena berbalik arah untuk kembali.
"Tumben gak bawa motor" ucap seorang yang tiba-tiba saja menghampiri Ruby dan merangkulnya.
Ruby dengan cepat menyingkirkan tangan itu dan berjalan secepat yang ia bisa untuk meninggalkannya, "menyebalkan sekali, dia jadi baik padaku... Apa karna sudah tau siapa aku? Huh, mengenalkan!" Pikirnya.
Saat masuk kedalam kelas, semuanya terlihat sangat normal seperti biasanya. Tentu saja tidak ada yang peduli pada Ruby, maka ia segera duduk dan memakan sarapan yang telah dibuat oleh Selena.
Namun baru saja ingin menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya, seorang pria dengan rambut pirang tiba-tiba saja menghampirinya dan duduk tepat di depannya.
"Wah makanan apa itu? Kau baru saja ingin sarapan?" Pria itu bertanya, akan tetapi Ruby mengabaikannya dan fokus kepada sarapannya.
Pria itu tak lain adalah Alucard, ia terkadang senang menjahili Ruby dan mengganggunya sesekali.
Tidak ada yang berani melawannya, hanya Ruby saja yang pernah melawannya dan berhasil mengalahkannya. Karena itu Alucard merasa tertantang dan merasa bahwa Ruby itu menarik.
"Kamu tidak asik..." Kemudian Alucard mendekatkan wajahnya ke sendok Ruby, "Suapkan itu ke mulutku" ucapnya.
Ruby tidak ingin ada orang lain yang salah faham, bahkan dia juga tak ingin Miya menyalahkannya lagi.
"Berhentilah mengganggunya, Alucard!" Seorang gadis cantik tiba-tiba saja masuk dan langsung menghampiri Alucard.
Seorang putri yang berasal dari kerajaan Baroque, ia terlihat sangat anggun nan menawan.
Ia berada di kelas yang berbeda dengan Ruby, karena itulah Ruby dan putri itu sangat jarang bertemu. Guinevere, itulah nama putri cantik itu.
Guinevere adalah teman Ruby walaupun bukan teman dekat, Guin masuk ke sekolah yang sama dengan Ruby agar bisa selalu bersamanya.
Namun Ruby adalah orang yang memang sulit untuk ditebak, jadi Guinevere hanya bisa menjadi seorang teman yang mungkin hanya akan menemaninya di waktu-waktu tertentu.
Dulunya Guin adalah gadis yang sombong dan sering kali membanggakan gelarnya sebagai putri, akan tetapi semua berubah ketika Ruby mengajarkannya banyak hal.
Saat masih berada di Sekolah Dasar, Ruby masuk ke sekolah yang dapat dikatakan sangat terkenal dan bahkan hanya orang-orang tertentu yang dapat masuk kedalamnya.
Guinevere mengambil kotak makan Ruby dan segera menarik tangannya, ia ingin membawa Ruby menjauh dari Alucard agar tidak ada orang yang salah faham.
"Seharusnya kau tidak diam saja, harusnya kau pergi meninggalkannya ke tempat lain!" Guinevere mengoceh di sepanjang koridor, rasanya sungguh kesal melihat Ruby yang hanya bisa diam dan takut untuk melawan.
Kini mereka berdua duduk di kursi taman belakang sekolah, disana juga ada Dyrroth yang asik menatap bunga-bunga seorang diri.
Karena adanya Dyrroth, Ruby menurut pada Guinevere dan lebih memilih untuk makan disana dan menghindari gangguan dari Alucard.
Melihat Ruby yang makan sambil senyum-senyum sendiri, Guinevere pun bertanya "Apakah lelaki itu yang kau sukai?".
"Apa urusanmu, apa kau ingin bersaing denganku untuk mendapatkannya?" Jawab Ruby sambil meletakkan kotak makan itu kedalam kantung plastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruby : Obsession
Teen FictionKurang lebih 3 tahun Ruby menyukai salah seorang teman sekelasnya, ia selalu berusaha agar lelaki yang di sukai olehnya menerima cintanya. Namun sudah lebih dari 44 kali menembak, lelaki itu tidak pernah menjawab apapun. Terkadang Ruby kesal, ia han...