5.

283 31 0
                                    


Ruby mengikuti gadis itu dengan berjalan kaki, gadis itu terus berjalan secepat yang ia bisa untuk menghindari Ruby.

"Berhenti disana!" Bentak Ruby, namun gadis yang berada didepannya itu malah berlari dan berusaha untuk menghindarinya.

Namun Ruby segera mengejarnya, tentu saja ia bisa berlari bahkan lebih cepat dibandingkan dengan yang orang lain pikirkan.

Dengan cepat, Ruby segera memegang baju gadis itu. Hal itu membuat sang gadis yang tak asing dimata Ruby itupun berhenti dan tak berani untuk menoleh.

"Lihat kemari, dasar kau!..." Ucap Ruby dengan perasaan geram, saat gadis itu menoleh, Ruby semakin geram di buatnya.

"Kenapa... Apa yang ingin kalian bahas sebenarnya di cafe tadi, hahh!?"



"Ruby : Obsession"
5
©ppiuwz

Selena mengendarai motornya dengan Ruby sebagai penumpangnya, Ruby hanya diam dengan mata yang berkaca-kaca tanpa mau mengucapkan satupun kata kepadanya.

"Saya benar-benar minta maaf, nona..." Ucapnya sembari fokus melihat jalanan, nampaknya Selena terlihat sangat menyesal karena sesuatu.

Beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Ruby, setelah memarkirkan motornya Ruby langsung turun dan berjalan masuk kedalam rumah.

Dengan cepat Selena berusaha untuk mengejar dan mengikuti Ruby, "nona, saya bisa menjelaskan semuanya... Saya mohon beri saya kesempatan untuk menjelaskan!" Namun tetap saja sia-sia, Ruby bergegas menaiki tangga dan memerintahkan Angela untuk menahan Selena agar tidak mengikutinya.

Angela menunduk tanda hormat, kemudian ia segera meraih tangan Selena dan menghentikannya. "Nona Selena, saya harap anda juga mengerti perasaan Nona Ruby" ucap Angela perlahan, hal itu membuat Selena terdiam.

"Lebih baik kita membahas ini di ruang pelayan" kemudian Angela berjalan pergi dengan menuntun tangan Selena, Selena hanya bisa terus berjalan seraya berusaha menyamakan langkahnya dengan Angela.

Sebuah pintu yang sangat besar kini berada di depan mereka, mereka masuk kedalam ruangan tersebut. Ruangan itu tak lain adalah ruangan para pelayan, di dalam terlihat begitu luas dengan beberapa kamar di dalamnya.

Ruangan yang bahkan terlihat lebih luas dari rumah milik Selena, di dalam ruangan itu juga nampak seperti rumah sendiri dengan dapur, ruang makan, ruang bersantai, perpustakaan, dan lain sebagainya untuk para pelayan.

Seluruh kamar yang berada di dalamnya juga terlihat sangat rapih bahkan hampir sama seperti kamar milik Ruby, namun hanya luasnya saja yang berbeda.

Jika ruangan untuk para pelayan saja sudah seluas itu, bagaimana rumah Ruby sebenarnya? Mungkin saja terlihat seperti kastil di bagian dalamnya, namun dari bagian luar terlihat seperti sebuah rumah yang biasa saja.

Kini Angela dan Selena sudah duduk di ruang bersantai, "jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" Kemudian Angela bertanya secara lembut kepada Selena.

"Sebenarnya, setelah kembali kesini... Aku mengirim pesan kepada Dyrroth, aku mengajaknya untuk bertemu di sebuah cafe yang sedikit jauh dari sekolahnya agar Nona Ruby tidak menyadarinya".

"Aku ingin memberitahu Nona Ruby bahwa Dyrroth kemarin mengalami kecelakaan yang mengakibatkan motornya hancur total, hanya itu... Namun aku meminta izin kepada Dyrroth apakah boleh aku mengatakannya kepada Ruby".

...

Ruby menutup pintunya secara kasar, ia menangis sesaat. Hanya butuh sebuah jeritan dalam tangisnya untuk membuatnya merasa lega, untungnya dinding kamarnya sudah diberikan pengendap suara.

Ia mengambil selembar tisu untuk membersihkan air matanya, kemudian memilih untuk pergi mencari Selena untuk meminta maaf karena tidak mendengarkannya terlebih dahulu.

Dimulai dari ruang perpustakaan pribadi milik Ruby yang berada tepat di samping kamarnya, kemudian kedalam ruang khusus belajar yang berada di dalam perpustakaan. Perpustakaan pribadi milik Ruby berisikan buku novel, manga, dan komik, sedangkan ruang khusus belajar yang berada di dalam perpustakaan berisikan buku-buku pelajaran dan beberapa buku tentang pengetahuan.

Kemudian ia berjalan menuju tempat kucing peliharaan milik Ruby di urus, disana hanya ada Nana–salah seorang maid yang bertugas untuk merawat kucing-kucing milik Ruby.

"Nana, apa kau melihat Selena?" Ruby bertanya kepada Nana yang sedang asik bermain dengan kucing-kucing itu, dengan cepat Nana menoleh ke arah Ruby.

Nana segera berdiri dan memberikan tanda hormat, "Saya tidak melihatnya, bagaimana jika Nona mencarinya di ruangan para pelayan?" Ucap Nana yang membuat Ruby segera pergi dari sana secepat mungkin.

"Sungguh merepotkan..." Gumam Ruby, ia segera membuka pintu ruangan pelayan dan bertanya kepada salah seorang pelayan dimanakah Selena berada.

Saat ingin masuk kedalam ruangan bersantai para pelayan, Ruby mendengar suara Angela dan juga Selena. Ia hanya berdiri di depan pintu tersebut seraya menempelkan telinganya ke pintu.

Oh Ruby, apa kau akan menguping?

Ruby mendengar obrolan mereka dari awal hingga akhir, ia mendengarkan tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

"Fuah~ bukankah itu sangat membingungkan, iyakan Angela?" Selena bertanya kepada Angela sambil menatap ke langit-langit dan menghembuskan nafasnya.

Angela menggeleng perlahan, "kita bisa mencari solusinya, Selena. Namun mencari solusi itu juga butuh waktu, bukan berarti kau bisa langsung mendapatkan sebuah solusi hanya karna kau membutuhkannya saat itu juga".

"Yah... Kau ada benarnya" kemudian Selena berdiri dan berjalan menuju ke arah pintu untuk keluar dan mengambil teh untuknya dan juga Angela.

Dugh!

"Awhhh-" Ruby terjatuh ketika pintu itu di buka, hal itu membuat Selena dan juga Angela segera menghampirinya dan membantunya untuk berdiri kembali.

"Nona, apa kau baik-baik saja?" Selena bertanya sambil mengusap-usap kepala Ruby yang terbentur ke lantai.

Ruby mengangguk perlahan, ia kemudian berdiri dan memeluk Selena sambil menangis. "Maafkan aku, aku telah salah sangka padamu..." Ucapan Ruby terdengar tidak terlalu jelas karena sambil menangis, namun Selena mengerti apa yang di ucapkan olehnya.

Selena kembali mengusap kepala Ruby perlahan, "Tidak apa... Ini semua salahku karena tidak meminta izin kepadamu terlebih dahulu, Nona...".

Ruby terus saja menangis, hal itu membuat beberapa pelayan yang melihatnya merasa panik dan ingin segera membantu. Namun Angela menghentikan mereka, ia menjelaskan sedikit tentang apa yang terjadi.

"Bagaimana jika ke kamarku terlebih dahulu, Nona?" Selena menawarkan, kemudian Ruby mengangguk perlahan dalam pelukan Selena.

Tentu saja Selena memiliki kamar sendiri di rumah keluarga Ruby, tempat itu digunakan olehnya jika ingin beristirahat sejenak.

Selena menyalakan lampu dan terlihat banyak sekali benda-benda yang terpajang disana, benda itu terlihat sangat sepele bahkan ada gambar coret-coretan atau tulisan berantakan yang bertuliskan 'sElEnn@'.

"Kau menyimpannya? Oh... Itu sangat memalukan. Sudah berapa lama aku tidak masuk ke kamarmu ya, Selena?" Mendengar Ruby berkata seperti itu membuat Selena menahan tawanya.

"Ini adalah tulisan Nona saat berusia 6 tahun" ucapnya, "dan saat itu... Aku tidak bisa meneruskan sekolahku ke Sekolah Menengah Atas karena kakak tidak memiliki uang... Untungnya tuan Roger bersedia membiayai sekolahku dan mempekerjakan diriku disini... Bahkan membiayai perawatan kakak hingga sembuh." Batin Selena.

Ruby : ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang