16.

170 27 2
                                    


"Selamat makan!" Ucap Silvanna dengan bersemangat, ia merasa senang karena tak perlu repot-repot memasak. Ditambah lagi, masakan yang dibuat oleh Ruby terlihat begitu mewah.

Dyrroth memandangi piring yang berada di hadapannya, kemudian menoleh dan menatap Ruby. Ia pun bertanya "Kamu yang memasaknya?".

Ruby terdiam sejenak dengan sendok yang masih tertahan di mulutnya, ia pun mengangguk perlahan.

Nampaknya Dyrroth sedikit ragu dengan jawaban yang diberikan oleh Ruby, mungkin itu karena ia menganggap bahwa Ruby hanya seorang anak manja yang tak perlu repot-repot melakukan sesuatu demi apa yang ia inginkan.

Silvanna menatap tajam kearah sang adik–Dyrroth, "Cepatlah makan, makanan ini enak kok" ucapnya.

"Aku ragu" sahut Dyrroth, namun hal tersebut tak membuat Ruby merasa sakit hati sedikitpun.

"Kau tidak seharusnya berkata demikian, itu tidak sopan" Silvanna kesal pada sikap adiknya yang menyebalkan dan sulit untuk diatur.

Sementara itu, Ruby tetap fokus pada makanannya dan tidak ikut campur dalam urusan keluarga ini.

Makanan itu dihabiskan oleh Dyrroth, ia semakin tidak yakin bahwa makanan tersebut adalah masakan Ruby. Mungkin karena makanan itu terasa sangat lezat, hal tersebut membuat rasa ragu Dyrroth semakin meningkat.

Nyatanya, makanan itu murni dibuat oleh Ruby seorang diri tanpa campur tangan siapapun.

"Nanti kalian berangkat bareng, ya? Yakali Ruby jalan kaki sendirian, padahal motor lo udah di balikin sama dia" ucap Silvanna seraya memukul pelan pundak sang adik–Dyrroth.

"Lah, dia bisa bawa motor begitu?" Dyrroth meremehkan.

"Jangan meremehkan orang lain, Adik kecil" Silvanna mengukir senyum tipis di wajahnya, namun senyuman tersebut terlihat agak laen.

"Sebenarnya aku bisa lebih dari itu, tapi aku ingin terlihat seperti gadis lemah lembut di matamu, Dyrroth" Batin Ruby.



"Ruby : Obsession"
16
©ppiuwz

Kini mereka berdua berada di halaman rumah, Dyrroth menyerahkan kunci motornya pada Ruby dan berkata "Gue mau liat gimana cara lo bawa motor".

"Heh!" Silvanna yang masih berdiri di ambang pintu merasa semakin kesal, ia menganggap bahwa adiknya itu benar-benar makhluk aneh yang tidak sengaja terlahir ke dunia.

"Tidak apa, kak. Aku bisa membawanya!" Jawab Ruby dengan penuh semangat.

Hingga pada akhirnya Ruby benar-benar mengendarai motor tersebut dengan Dyrroth sebagai penumpang, ia mengendarai dengan perlahan dan hati-hati.

"Lelet udah kaya Kura-kura aja, lo tadi pagi bawa motor gini? Kapan sampe coba" ejek Dyrroth.

Namun Ruby tak peduli, ia tetap mengendarai motor tersebut dengan hati-hati.

"Jujur aja, gue suka cewe motor" ujar Dyrroth.

Mendengar hal tersebut, mata Ruby langsung melebar. "Benarkah?" Ia bertanya demi mendapatkan jawaban pasti dari Dyrroth.

"Ya" Dyrroth menjawab dengan singkat.

Ruby segera menarik nafas dalam-dalam, mengubah posisinya, dan memperingatkan Dyrroth agar berpegangan.

Akan tetapi, Dyrroth menganggap bahwa itu hanya sebuah gurauan.

Dyrroth salah, ia sangat salah. Ruby segera menarik gas dan berkendara layaknya pembalap ahli, ia melewati kendaraan lainnya dengan lihai. Padahal jalanan didepan sedang macet total, namun Ruby nampak santai.

Ruby : ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang