Kurang lebih 3 tahun Ruby menyukai salah seorang teman sekelasnya, ia selalu berusaha agar lelaki yang di sukai olehnya menerima cintanya. Namun sudah lebih dari 44 kali menembak, lelaki itu tidak pernah menjawab apapun.
Terkadang Ruby kesal, ia han...
"Oh iya, Selena?" Ruby memanggil Selena yang masih berdiri seraya menatap foto dirinya bersama beberapa pelayan yang lain dan Ruby di sampingnya.
Selena kemudian berjalan mendekati Ruby dan duduk di sampingnya, "Ada apa, Nona?" Ia pun bertanya.
"Lupakan saja tentang hari ini, apa kau mengerti?" Kemudian Ruby terdiam sejenak untuk menarik nafas, "S.T.U.N... Aku baru mengingatnya! Kau dulu adalah anggota dari group band itu, iya kan?" Ruby bertanya dengan penuh semangat.
"Baiklah, yang terjadi hari ini akan saya lupakan" kemudian Selena tersenyum kecil ke arah Ruby, "Kalau bukan karena anda dan Tuan Roger... Mungkin impian saya itu hanyalah sesuatu yang sampai sekarang tidak akan tercapai, Nona...".
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka menceritakan banyak hal hingga tak menyadari bahwa waktu berjalan dengan sangat cepat, di luar sudah mulai gelap dan kini sudah waktunya untuk makan malam.
"Astaga sudah jam berapa ini? Maaf nona nampaknya saya harus menyiapkan makan malam anda dan Tuan Roger agak terlambat" ucap Selena dengan rasa panik, ia bergegas untuk mengenakan pakaian maid nya kembali dan akan segera menuju dapur.
Ruby segera menghampirinya dan memegang tangan Selena, "Aku bosan makan sendiri, aku ingin makan bersama kalian para pelayan di rumah ini... Boleh kan?".
"Tapi nona, bagaimana dengan tuan Roger? Jika nona ingin makan bersama kami, kami merasa tidak pantas karena semeja dengan anda... Namun karena anda yang meminta secara langsung, kami sangat senang!" Jawab Selena.
Kemudian Ruby mengeluarkan ponselnya dan menelfon ayahnya, tak perlu menunggu lama, telfon itu langsung di jawab oleh Roger.
"Ayah, kapan kau akan kembali?" Ia langsung bertanya kepada sang ayah.
"Mungkin minggu depan, maafkan ayah karena tak bisa pulang dengan cepat".
"Baiklah ayah, semangat!" Kemudian Ruby langsung menutup telfonnya dan menarik tangan Selena menuju meja makan para pelayan.
Meja itu sangat luas, namun tak seluas meja makan Ruby. Tak semewah yang biasa di gunakan oleh Ruby, akan tetapi disana sudah ada beberapa pelayan yang duduk sambil berbincang-bincang hingga membuat ruang makan menjadi ramai.
"Oh nona Ruby, apa yang sedang anda lakukan disini?" Jhonson bertanya, ia adalah supir pribadi milik Ruby.
"Aku ingin makan bersama kalian, apa kalian kira aku tidak bosan makan sendirian di tempat seluas itu?" Kemudian Ruby duduk di kursi yang masih kosong.