10.

221 33 0
                                    


Mendengar cerita dari Guinevere itu membuat Dyrroth semakin percaya bahwa perkataan Selena tidaklah di lebih-lebihkan, ia merasa bahwa mungkin menyukai Ruby kembali adalah sesuatu yang benar.

Ruby merasa sedikit malu saat Guinevere dan dirinya membahas masa kecilnya di depan orang yang ia sukai, Dirinya merasa takut jika nanti Dyrroth semakin tidak menyukainya dan mengira bahwa ia meminta bantuan Guinevere agar Dyrroth tau akan kebaikannya.

"Kamu berlebihan, lagi pula saat itu kita hanya anak kecil kan? Anak kecil kan bisa bicara seenaknya" ucap Ruby sambil menutup kembali kotak makanannya dan meletakkannya kedalam kantong plastik.

Guinevere langsung berdiri dan memukul meja itu dengan kencang hingga terdengar suara dan orang-orang menoleh ke arahnya, "oh maafkan saya!" Ucapnya, kemudian ia duduk kembali.

"Aku tidak melebih-lebihkan! Jangan terlalu merendah dong, kau kan sebenarnya adalah orang yang bahkan-" belum selesai bicara, Ruby langsung menyumpal mulutnya menggunakan permen yang seharusnya ia berikan kepada Dyrroth.

"Guinevere, bukankah aku sudah mengajarkanmu tentang bagaimana kita harus terlihat seperti orang biasa saja? Atau tentang kita harus menyamakan diri seperti orang yang berada di sekitar kita?" Ruby mulai bertanya.

Kemudian Guinevere mengangguk dan memakan permen itu, tak lama kemudian bel pun berbunyi dan mereka segera pergi dari kantin.



"Ruby : Obsession"
10
©ppiuwz

Ruby membawa kantong plastik itu menggunakan kedua tangannya, hal itu membuat Dyrroth tak bisa menggandeng tangannya.

"Huh, padahal aku ingin menggunakan alasan "bukannya biasanya kau menggandeng tanganku, jadi aku mengulurkan tanganku agar kau mudah meraihnya" batin Dyrroth.

Nampaknya Ruby sendiri juga merasakan sedikit perubahan sifat pada Dyrroth yang terjadi secara mendadak, "Dyrroth menjadi sangat aneh, biasanya ia langsung berjalan seorang diri dan meninggalkanku" pikirnya.

Di koridor yang mulai sepi itu, Dyrroth memberanikan diri untuk bicara kepada Ruby. "Eh... Ruby?" Ia memanggilnya terlebih dahulu.

"Iya? Kenapa?" Kemudian Ruby menoleh dengan kaki yang masih melangkah menuju kedalam kelas.

"Ma... Maukah kau ikut denganku saat malam minggu?" Dyrroth bertanya dengan cara bicara yang sangat aneh, ia merasa detak jantungnya semakin cepat dan sulit untuk mengendalikan nafasnya.

Deg!

Detak jantung Ruby menjadi berdegup kencang, wajahnya memerah dan rasanya tubuhnya gemetar. "Tentu! Aku... Aku akan menemanimu saat malam minggu!".

Kemudian mereka segera masuk kedalam kelas, Ruby masih merasa tidak percaya dan wajahnya masih memerah karena memikirkan hal yang baru saja terjadi.

Hingga langit mulai berubah menjadi warna jingga yang menandakan bahwa matahari sudah hampir tenggelam, sungguh langit yang indah.

Tuhanlah yang menciptakannya, namun sangat di sayangkan karena manusia terlalu mementingkan diri sendiri tanpa peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Jujur saja bahwa author sendiri juga menyayangkannya, hidup di perkotaan dengan banyaknya polusi... Namun kita semua bisa memulai dari hal kecil kok, dengan membuang sampah pada tempatnya dan menanam beberapa tanaman di sekitar rumah.

Ruby menunggu Selena untuk menjemputnya seraya menatap langit dan melihat ke ponsel, ia mencari beberapa tempat yang berada di pedesaan dengan latar alam yang belum tersentuh ataupun di ubah oleh manusia.

Sepertinya Ruby ingin pergi kesana bersama Ayahnya–Roger, atau mungkin Dyrroth? Namun bisa saja Selena dan kakak dari Selena yaitu Karina.

"Tempat ini sepertinya indah... Pedesaan ya, apakah disana sejuk?" Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri sambil menunggu kedatangan Selena.

Tak lama kemudian Selena sampai disana dengan membawa motor, Ruby segera naik dan Selena langsung menarik gas untuk pergi dari sekolah.

Dalam perjalanan Ruby menceritakan tentang apa yang baru saja terjadi di sekolah, namun nampaknya Selena tak begitu terkejut mendengarnya.

Mudah di tebak bahwa Dyrroth pasti menanyakan tentang beberapa yang di sukai oleh Ruby kepada dirinya, karna Dyrroth sendiri juga tahu bahwa Selena adalah orang yang mengasuh Ruby.

"Selena, bagaimana jika kita pergi ke pedesaan saat libur panjang nanti?" Ruby bertanya kepada Selena untuk meminta saran darinya.

"Menurutku itu adalah ide yang bagus, nona. Bagaimana jika kita menanyakannya pada tuan terlebih dahulu?" Jawab Selena.

"Tentu saja aku akan bertanya kepada ayah!".

...

"Apakah nona sudah membawa barang yang di perlukan?" Selena bertanya seraya melihat Ruby memakai tas kecil berbentuk dinosaurus berwarna hijau, lebih mirip seperti boneka sih.

Kemudian Ruby mengangguk, ia segera menghampiri Dyrroth yang menunggu diatas motor. Dengan cepat Ruby naik ke atas motor Dyrroth, Dyrroth pun segera menarik gas dan pergi dari sana.

Setelah merasa sudah mulai jauh dari rumah, Ruby memeluk pinggang Dyrroth dengan alasan untuk berpegangan.

"Aku harus fokus ke jalan" batin Dyrroth, "astaga, sepertinya ini pertama kalinya aku membonceng seorang gadis selain kakakku!" Setelah di ingat-ingat, baru Ruby lah yang dibonceng oleh Dyrroth.

Beberapa menit telah berlalu, mereka kini sampai di sebuah pasar malam yang terlihat sangat ramai. "Turunlah disini, aku akan mencari tempat untuk parkir" ucap Dyrroth, kemudian Ruby menuruti perintahnya dan segera turun dari sana.

Tak lama kemudian Dyrroth kembali dengan berjalan kaki dan menghampirinya, Ruby segera mengeluarkan sebuah tali yang ntah terbuat dari apa dan segera mengikatkannya ke tangan Dyrroth dan tangannya sendiri.

Saat Dyrroth menoleh dan ingin bertanya, dengan cepat Ruby langsung berkata, "agar tidak hilang!".

Kemudian Ruby pun berjalan di depan Dyrroth sambil melihat-lihat ke sekelilingnya, Dyrroth merasa sedikit payah karena hanya bisa membawanya ke tempat seperti ini.

"Ruby, maafkan aku karena hanya bisa membawamu ke tempat seperti ini..." Dyrroth langsung meminta maaf kepada Ruby, namun Ruby langsung menggeleng dengan cepat dan berkata "Tidak apa! Ayah belum pernah membawaku kesini... Aku sangat senang karena kamulah yang membawaku ke tempat seperti ini!".

Mendengar itu Dyrroth merasa sangat lega, ia merasa dapat membuat Ruby merasakan apa yang orang sepertinya belum pernah rasakan saat bersama orang lain.

Mereka bersenang-senang di dalam sana mulai dari menaiki komedi putar, dan beberapa permainan lainnya.

Namun tiba-tiba saja hujan turun dengan lebat, secepat kilat Dyrroth melepaskan jaketnya dan segera menutup Ruby menggunakan jaket miliknya. Ia langsung menggendong Ruby dan berlari untuk mencari tempat yang teduh.

Ruby menatap wajah Dyrroth dari sana, hal yang di lakukan Dyrroth benar-benar membuatnya sangat terkejut.

Di sisi lain, Dyrroth sudah menemukan tempat yang mungkin cukup aman untuk mereka berdua berteduh. Dyrroth segera berlari kesana dan menurunkan Ruby perlahan.

"Syukurlah... Kau tidak terlalu basah" ucapnya Dyrroth, ia kemudian mengibaskan rambutnya yang basah.

Ruby tersenyum dan menjawab "Seharusnya kau khawatir pada dirimu sendiri, lihatlah... Kau jadi basah kuyup" kemudian Ruby mengeluarkan tisu dari dalam tas kecilnya, lalu ia mengeringkan bagian wajah Dyrroth mengenakan tisu tersebut.

"Ini terlalu dekat!" Batin Dyrroth dengan detak jantungnya yang tak beraturan.

Ruby : ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang