Fairytale

848 73 20
                                    

Sinopsis :

Ada sebuah dongeng yang menceritakan tentang kisah para peri gigi. Sebagian manusia ada yang percaya namun juga tidak. Pendapat Uchiha Sasuke tentang hal itu juga sama, dia menganggap peri gigi itu tidak ada dan hanya sekedar dongeng anak-anak.

Namun, satu kejadian membuatnya menyangkal semua itu.

Latar : Konoha
Alur : Maju
Bahasa : Indonesia
Pair : SasufemNaru
Genre : Fantasy
Rate : T
Special gift for @Azhar-Chan
Don't like don't read

____________________________________

"Nii-san! Lihat, gigi Sai copot!"

Sosok bocah berumur 9 tahun berseru heboh dihadapan sang kakak. Sambil membawa gigi susunya yang telah terlepas, bocah bernama lengkap Uchiha Sai itu memamerkan senyuman lebar di giginya yang ompong.

"Ih, Sai jadi ompong!" Ejek bocah perempuan di sebelah Sai dengan binar jahil di sepasang onyx nya.

Sai menatap kakak kembarnya cemberut, "Biarin dong, Kiyomi-nee! Bwlek!" Sai menjulurkan lidahnya mengejek sang kakak, Uchiha Kiyomi hanya mendengkus kesal diejek adiknya.

Seorang pemuda yang dipanggil Nii-san menengok menatap sang adik dengan alis bertaut. "Sepertinya Sai sudah besar."

Dengan semangat Sai mengangguk menanggapi ucapan kakak tertuanya, "Um! Aku sudah besar!" Seru Sai kegirangan.

Uchiha Sasuke tersenyum sambil mengusap rambut Sai lembut, pemuda itu berbalik dan kembali mengutak-atik meja kayu rusak di depannya.

"Gigi mana yang lepas, Sai?" Sasuke bertanya selagi dia memalu beberapa bagian meja.

"Yang bawah, Nii-san." Jawab Sai.

Sasuke mengangguk beberapa kali, "Nah, lemparkanlah gigi itu ke atap, agar gigimu kembali tumbuh." Ujarnya disela-sela memperbaiki meja belajar adiknya yang rusak.

Sai tersentak, dia menggeleng kuat menyangkal perkataan Sasuke. "Tidak mau! Aku akan menaruh giginya di bawah bantal saat aku tidur nanti, lalu aku akan minta sesuatu pada peri gigi!"

Sasuke mengernyitkan alis, "Sai, tidak ada yang namanya peri gigi di dunia ini. Itu hanya dongeng." Kata Sasuke.

"Tidak! Nii-san keliru. Peri gigi benar-benar ada! Aku percaya itu!" Seru Sai bersikukuh. Sasuke menghela nafas pasrah akan kekeras kepalaan adiknya yang satu itu.

Kiyomi yang sedari tadi dia menyimak mulai angkat bicara, "Mejanya bisa Nii-san perbaiki?" Tanya gadis kecil tersebut.

Sasuke memasang ekspresi ragu, kepalan tangannya ia benturkan pada permukaan meja belajar kecil milik adiknya, yang seketika itu merobohkan pondasi meja. Si raven menggeleng pasrah, "Tidak.. kayunya sudah sangat rapuh dan dimakan rayap. Memang harusnya diganti dengan yang baru."

"Begitu ya." Kiyomi menundukkan kepalanya sedih, satu-satunya media baginya untuk belajar kini justru rusak akibat rayap.

Sai menatap wajah sedih kakaknya dengan ekspresi bingung. "Kalau begitu kenapa Nii-san tidak beli yang baru?"

"Maaf Sai, Nii-san belum punya cukup uang untuk membeli yang baru. Tapi Nii-san akan bekerja lebih keras untuk mendapatkan uang." Sasuke menjelaskan dengan penuh kesabaran, Kiyomi mengangguk menanggapi sementara Sai semakin mencebik.

"Aku akan minta pada peri gigi, agar kehidupan kita bisa lebih baik!" Teriaknya sambil berlari menjauhi kakak kakaknya.

"Hei Sai! Jangan begitu pada Nii-san!" Kiyomi segera menyusul Sai, meninggalkan Sasuke sendirian di ruang tamu rumahnya.

About SasufemNaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang