Random

483 45 6
                                    

Hanya beberapa cuplikan random tentang keseharian Sasu dan Naru di sekolah mereka.


Latar : Tokyo, Japan
Alur : Maju
Bahasa : Indonesia
Genre : Humor, School Life
Rate : T+
Warning! OOC story!!
Don't like don't read

Sepi, hening dan angker. Itu tiga kata yang mungkin terlalu berlebihan. Salahkan saja pada pikiran hiperbol Sasuke, yang sedang dalam masa bosan tingkat akut selama jam pelajaran biologi dari Asuma sensei.

Si sensei sepertinya sangat larut dalam penjelasannya sendiri, Sasuke dan beberapa murid lain juga begitu. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, hanya ada satu dua orang yang benar-benar mendengarkan Asuma sebenarnya. Sasuke tak benar-benar mendengarkan, dan sibuk memutar-mutar pulpen di tangan sambil sesekali mendengkus bosan.

"Jadi begitulah proses pembuahan sel telur dengan sel sperma. Nantinya, janin itu akan tumbuh dalam rahim, melalui proses yang panjang untuk membentuk organ-organ janin dan barulah 9 bulan kemudian akan lahir," Asuma berbalik menghadap murid-muridnya sambil menutup spidol di tangan. Beberapa murid yang sok peduli hanya mengangguk-angguk sok paham, termasuk Sasuke juga.

"Sas! Aku ingin melakukannya juga!"

Suara cempreng teman sebangku Sasuke membuat seisi kelas tercengang, Asuma melotot menatapnya, bahkan murid-murid yang semula sibuk sendiri langsung mengalihkan pandang kearah bangku paling belakang di barisan kedua itu.

Sasuke saking terkejutnya langsung menjatuhkan pulpen di tangan, dan menatap tak percaya sosok kuning disampingnya, "Kau.. mau melakukannya?"

"Ya! Aku mau kau mengajariku melakukannya!"

Oke, seisi kelas sudah megap-megap sekarang.

"Tidak!! Kau tidak boleh! Lagipula, apa-apaan permintaanmu itu?!" Bentak Sasuke, menolak dengan tegas gagasan si pirang.

Ekspresi Naruto terlihat bingung karenanya, "Loh? Kenapa tidak boleh? Aku kan cuma mau-"

"Tidak!! Tobatlah, Naruto! Kau masih muda!! Masa depanmu masih panjang!! Lagian, mana sudi aku mengajarkannya padamu?!" Pekik Sasuke sewot, Asuma dan para murid lain mengangguk-angguk setuju akan ucapannya.

Naruto yang dibentak begitu terlihat melotot galak, "Teme jahat! Pelit!! Aku kan cuma minta diajarin muter-muter pulpen kayak tadi!! Dasar pelit bagi-bagi ilmu!!" Hardiknya sinis.

"Hah?"

Seisi kelas membeo, kompak. Tak menduga maksud ucapan Naruto adalah hanya untuk minta diajari memutar-mutar pulpen demi menghilangkan gabut.

Itu gabutnya ga ada yang lebih berguna kah?

.

Awalnya, Naruto itu jengkel banget sama Sasuke. Memang, mereka satu kelas, tapi belum pernah satu bangku. Naruto pun belum peduli-peduli amat sama si raven, belum.. tapi sejak saat lomba class meet tahun lalu, kejengkelan Naruto mulai muncul.

Bagaimana tidak? Sasuke yang anggota OSIS, menjadi wasit pertandingan baseball. Saat itu siang bolong, dan kelas Naruto sedang bertanding dengan kelas sebelah.

Mereka kalah, sebab kelas sebelah berbuat curang, dan Sasuke serta beberapa wasit sekongkol dengannya tidak melihat, karena mereka justru asyik dangdutan di bawah pohon yang sejuk, tak peduli dengan peserta lomba yang kepanasan.

Gondok lah Naruto. Dan mulai dari sana lah, rasa kesal terhadap si Uchiha bungsu timbul.

Memang, Naruto tidak bisa mengungkapkan kejengkelannya secara terus terang. Tapi ketika dalam beberapa waktu yang cocok, tidak apa bukan?

About SasufemNaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang