Pagi itu seperti biasa, Naruto yang baru saja tiba kini menghampiri Sasuke dan mengajukan satu pertanyaan yang sama.
"Seperti apa suasana hatimu saat ini?"
Sasuke menatapnya datar, "Bisakah kau tidak menggangguku?" Ujarnya begitu tajam nan menusuk.
Naruto tidak tersinggung, ia justru mengulas senyum simpul yang nampak lembut, "Jangan marah. Kemarahan bisa mendatangkan badai besar. Aku tidak akan bosan mengatakan ini.. tersenyumlah, maka segalanya akan menjadi lebih baik,"
Tanpa menunggu jawaban dari Sasuke, Naruto kemudian berlalu menuju bangkunya. Ucapannya yang meminta Sasuke tersenyum untuk yang kesekian kalinya mengundang rasa ingin tahu dari seluruh penghuni kelas.
Seisi kelas masih hening, hingga dua siswi yang duduk di bangku depan Naruto pun memilih bertanya padanya.
"Hei Naru, apa maksud perkataanmu tadi?" Tanya Yamanaka Ino penasaran.
"Apa ada hal khusus dengan senyumnya Sasuke?" Sambung tanya Sabaku Temari disampingnya.
Naruto menanggapi pertanyaan mereka dengan senyum penuh maknanya, "Begitulah,"
Disampingnya, Tenten duduk dengan gelisah. Matanya sesekali melirik kearah jendela kelas yang menampilkan pemandangan langit tertutup awan hitam dengan beberapa kilatan petir di atas sana.
"Naru, menurutmu apakah badai akan datang?" Tanya Tenten memecah keheningan yang sempat terjadi.
Naruto masih tersenyum, angin kencang berhembus di luar sana, beberapa guntur petir terdengar begitu menggelegar seolah menambah suasana mencekam di kelas mereka.
"Tidak, badai tidak akan datang selama ia tidak marah. Kegusaran terkadang bisa sangat membebani pikiran. Hanya ada beberapa petir yang timbul karenanya, selama itu kita tidak boleh menggunakan payung dan mendekati pohon manapun,"
Seluruh kelas mendengarnya, dan diam-diam mereka mengingat ucapan Naruto dan berusaha untuk membuktikan ucapannya.
Sampai waktu pulang sekolah tiba, ucapan Naruto memang benar adanya. Badai tidak datang, sementara beberapa kilat petir nampak menakutkan di atas sana. Tidak ada murid yang berani membuktikan ucapan Naruto untuk tidak berdiri dibawah pohon dan mengenakan payung.
Dan, satu fakta lagi yang mereka buktikan. Sasuke sama sekali tidak tersenyum, maupun marah selama seharian itu, karena itulah badai tidak terjadi. Dalam raut wajahnya pun tersirat setitik raut gusar seperti yang diucapkan Naruto.
Seisi kelas kembali dibuat heboh, berpikir apakah hubungan suasana hati Sasuke, ucapan Naruto dan cuaca ekstrim yang sering terjadi belakangan ini?
"Mungkin Naruto telah mengutuk Sasuke!"
Celetukan salah satu siswa di keesokan paginya itu lantas membuat seisi kelas terdiam membisu.
"Mu-mungkin kau benar! Bagaimana mungkin segala ucapan Naruto pada Sasuke selama ini benar-benar menjadi kenyataan?!" Sahut salah seorang lagi, yang sukses membuat seruan murid-murid lain semakin menggelora.
Banyak dari mereka yang mencibir secara terang-terangan dihadapan Sasuke, membuat pemuda itu merenungi segala asumsi teman-temannya.
"Mungkin saja begitu.. tapi kenapa harus Sasuke?" Tanya Sai tak paham.
Naruto dan Tenten belum tiba, hingga siswa-siswi itu bisa bergosip panas sepuasnya tanpa diketahui oleh orang yang mereka bicarakan.
"Sasuke! Berhatihati-hatilah dengan Naruto!!"
"Cobalah untuk melabraknya kalau perlu! Kau harus mengetahui niatnya melakukan tindakan seperti ini padamu!! Seperti teror saja!"
"Itu pasti karena dia!! Naruto telah melakukan sesuatu pada Sasuke! Buktinya lihat! Dia anak baru, tapi bertingkah sok kenal dihadapan Sasuke bahkan dihari pertamanya! Apa itu tidak aneh?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/295886139-288-k554487.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About SasufemNaru
Fiksi PenggemarAbout SasufemNaru ___________________________ Cast ; "We meet again, my beloved Empress" - Second Time. "BIARKAN AKU PERGI, SETAN!!!" - Let Me Go! "Terlambat." - 1000 Burung Bangau Untuk Dirimu. "ANIKI!!! TASUKETE!!!!" - Depressed Patient Vs Crazy D...