Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara follow, vote, dan komen. Karena dengan begitu authornya bisa tambah semangat buat fantasy baru.
"Merica hah, hah, hah, ku kira hantu tidak takut dengan apapun, tapi nyatanya kau hantu malah takut dengan hantu tiruan, hah hah." Cibirku dengan nafas yang kurang teratur.
"Ehm.. mau bagaimana lagi, hantu tiruannya lebih mengerikan dariku." Jawab hantu Merica dengan kedua tangan dilipat di bawah buah dada, memalingkan tatapannya dariku.
"Tidak, menurutku kau lebih mengerikan sih." Canda ku.
"Beraninya kau berkata seperti itu!!" Jawab Merica dengan tatapan berapi-api, seketika suasana sekitar memanas.
"Ahaha... Aku cuma ber." Kata-kataku terpotong ketika seseorang mengajakku berbicara tepat di belakang ku."
"Yhoo kau sudah berhasil keluar yaa?" Tanya seseorang yang tidak asing suaranya. Refleks aku menoleh untuk melihat siapa dia.
Bola mataku menganalisis dari tampilan bawah ke atas, dan yaa itu Amdik bersebelahan dengan pacarnya yang memegang boneka yang tadi dimenangkan, ia tampak sedang asik memakan permen kapas. Mataku dan Amdik saling bertemu.
"Sialan, zombie-zombie itu membuatku muak saja." Keluhku refleks menendang batu kerikil yang ada di bawah.
"Zombie? Aku tidak melihat zombie?" Respon Amdik dengan wajah terlukis kebingungan.
"Hmm? Apa maksud mu?" Akupun berdehem singkat.
"Yhaa.. mungkin aku memotong jalan." Jawab Amdik dengan senyuman canggung, ia menggaruk pipi kanannya yang tidak gatal dan mulai bercerita
Lima belas menit yang lalu
Saat dalam perjalanan menuju ke rumah hantu, Amdik selalu memikirkan cara tercepat keluar dari rumah kutukan tersebut. Amdik, sosok jenius yang takut dengan hal-hal berbau horror ini tampak tengah memerhatikan sekitar dengan kerisauannya. Posisi kami berada pada luar rumah hantu di samping kanan, di situlah otak Amdik mulai bekerja.
Terdapat satu pintu di posisi luar sebelah kanan rumah hantu. Amdik meyakini bahwa itu merupakan pintu keluar darurat. Saat melewati depan pintu, ia menghitung langkahnya sendiri menuju ke pintu masuk rumah hantu. Saat sampai didepan pintu masuk, ia mendapati 89 langkah dari depan pintu darurat tersebut.
"Akan ku hitung langkahku sampai 89 dari sekarang." Batin Amdik yang merencanakan sesuatu. Ia mulai menghitung langkahnya.
Di pertengahan perjalanan, Amdik yang melihat kemeja ku di tarik oleh hantu. Ia tampak sengaja menghindar agar menghitung langkah kakinya tidak buyar.
"Huuaaa...apa-apaan tangan itu!! Dia menarik Farzan! Bagaimanapun juga, aku harus meneruskan menghitung langkahku ini!" Batin Amdik dengan ketakutan, seluruh anggota badannya menggigil layaknya kedinginan.
"Sayang! Ayo kita pergi! Selagi Farzan mengalihkan perhatian!" Ajak Amdik sembari memeluk erat pacarnya disamping kiri.
"Maaf Farzan aku pergi dulu." Pekik Amdik berlari kecil meninggalkan Farzan.
"45,46,47,48,49,50... Tahan ayo tahan, jangan tunjukkan sisi lemahmu didepan Merica!" Batin Amdik sembari menghitung langkah kakinya sendiri, ia berlari-larian kecil melewati tangan-tangan yang berusaha meraih dirinya, dalam kegelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Girlfriend
RomanceFarzan anak SMA yang dapat melihat gadis 16 tahun yang sangat cantik. Tapi sayangnya gadis itu telah meninggal 5 tahun lalu. Kacamata baru tersebutlah yang membuat Farzan dapat melihat gadis cantik ini. Gadis itu terus melekat pada Farzan, ia pun mu...