BAB 17 : ADRIAN & ADIRA

7 1 0
                                    

Satu mobil avanza terparkir rapi diantara mobil-mobil lain. Kini seorang pria dengan pakaian rapi keluar dari mobil. Ia berlari ke pintu mobil seberangnya, membukakan pintu untuk pujaan hatinya. Telapak tangan gadis yang selembut salju tersebut bersentuhan dengan telapakan tangan pria yang tampak kekar. Pria tersebut menarik keluar dengan lemah lembut layaknya seorang putri.

Adira pun keluar dari mobil dengan pakaian gaun berwarna ungu yang anggun, rapi, sekaligus cantik. Lantas Adrian pun tidak bisa mengalihkan pandangan dari kekasihnya. Adira yang ditatap terus-terusan malah tambah malu. "Apa ada yang salah sayang?" Tanya Adira dengan tersipu malu.

"Ti-tidak, kau sangat cantik sekali." Jawab Adrian, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat, seketika pikirannya yang kotor telah pergi.

"Ayo sayang." Tangan kanan Adrian melengkung berada pada pinggulnya, bersiap menjadi sandaran Adira. Tak menunggu waktu lama Adira menyelipkan tangannya dan memegang lengan kekar. Pasangan kekasih tersebut berjalan menuju restoran yang berada didepannya.

Pintu restoran terbuka dengan otomatis. Adira dan Adrian masuk dengan keadaan Adira masih menempel pada lengan Adrian. Wangi harum dari rambut sampai pakaian Adira sangat menyengat. Hal tersebut tersebut tentu saja membuat pikiran Adrian melayang-layang. Tak lama berselang, seorang pelayan datang dengan penampan kosong yang dipeluk di perutnya.

"Selamat datang pak Adrian dan bu Adira, silahkan ikuti saya untuk menuju ke mejanya." Pelayan tersebut berjalan bagaikan pemimpin, diikuti oleh Adrian dan Adira. Melewati meja-meja yang kosong, hingga akhirnya sampai pada meja yang di tunjuk pelayan tersebut.

Tempat duduk pilihan pelayan tersebut memang sangat cocok, berada di paling pojok kanan. Bersebelahan dengan aquarium raksasa yang berisi ikan-ikan besar sekaligus cantik.

"Silahkan duduk." Pelayan tersebut mempersilahkan kedua pasangan tuk duduk saling berhadapan.

"Terima kasih," Ucap Adrian dan Adira dengan bersamaan, Adira pun melepas lengan Adrian dengan pelan. Lalu segera ia duduk berhadapan dengan Adrian yang menatap dengan tatapan yang tidak bisa terlepas.

"Silahkan untuk memesan makanannya." Pelayan tersebut memberikan buku yang bertuliskan isi menu-menu restoran. Karena Adrian tampak malas untuk memilih, ia hanya berkata,"makanan favorit di restoran ini saja."

Hanya dengan jawaban singkat tersebut, pelayan langsung mengangguk paham. Pria berpakaian pelayan tersebut segera meninggalkan pasangan kekasih.

"Hei sayang, kau tahu tidak, kenapa restoran ini sangat sepi?" Tanya Adrian yang terlihat seperti ngegombal.

Mendengar pertanyaan Adrian, gadis tersebut langsung melihat keadaan sekeliling yang sepi, hanya terdapat pekerja yang tengah bersenda gurau.

"Hmm.. iya juga yaa, menurutmu kenapa?" Adira pun berdehem sekaligus bertanya balik.

"Karena, restoran ini bagaikan hatiku yang kesepian jika tidak melihatmu," ucap Adrian dengan gombalan percaya diri. Adira yang mendengar gombalan tersebut langsung seketika raut wajahnya ngeblus bagaikan kepiting rebus.

Sembari menunggu pesanan makanan datang, kedua pasangan serasi tersebut mengisi waktunya dengan saling ngegombal satu sama lain.

"Ihh.. sayang, kamu kok kaya mangga sih?" Adira mulai gombalannya.

"Mangga? gimana maksudnya?" Tanya Adrian tanda menyerah.

"Iya mangga, udah harum manis lagi." Jawab Adira diiringi kekehan manis.

"Ayang bisa aja," jawab singkat Adrian.

"Mie, mie apa yang enak hayoo?"Adrian memulai gombalannya lagi.

Ghost GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang