BAB 4 : REFRESHING

79 54 13
                                    


Jangan lupa untuk Follow dan vote akun ini.

Hari ini adalah hari Sabtu, hari dimana ujian terakhir dilaksanakan.

Kriiiinggg.....kriiingggg.....

Bunyi nyaring dari alarm gadget membuat mataku sedikit demi sedikit terbuka. Tanganku meraba-raba untuk mencari gadget, ku sentuh sesuatu yang empuk seperti bantal, kugenggam dengan keras, ku pakai kacamataku agar bisa tahu apa yang ku genggam ini.

"Haaahh... Me-me Merica!!". Aku terkejut setengah bahagia, ternyata yang kugenggam adalah payudara milik Merica. Untungnya Merica masih terlelap tidur disampingku. Dengan sigap aku melepas genggaman itu dan beralih ke gadget yang masih membunyikan alarm.

"Huuaaaaahhhh....". Aku menguap,mataku terasa sangat berat, ku kerahkan semua tenaga, untuk bisa bangkit dari ranjang.

Ku ambil handuk

Masuk kekamar mandi

Meletakkan kacamataku di tempat yang tidak terkena air

Menyalakan shower

Tetesan air dari shower membuat mataku terbuka lebar-lebar.

..........

Ku berjalan kaki pergi ke sekolah dengan tangan kanan dan kiri masuk ke kantong celana. Melihat ke langit yang cerah, berawan, gerombolan burung melewatiku dari atas. Bau wangi parfum ibuku dari sebelah kiriku, yaa Merica. Dia memakai parfum ibuku sangat banyak. Dia merengek ingin menemaniku ke sekolah.

"Heii Farzan, apa sekolahnya masih jauh?". Tanya Merica dengan pandangan fokus kedepan.

"Hmm tidak jauh juga". Balasku sambil berjalan.

...........
DIDEPAN GERBANG SEKOLAH.

"Haaaahh.... I ini sekolahku dulu, aku masih ingat sekali, perasaan ini, suasana ini, benar-benar membuatku nostalgia". Kata Merica dengan mata melebar dan nada suara yang bersemangat.

" Oh iya kah? Berarti kita akan mencari informasi tentangmu disekolah ini dulu". Balasku.

"Yap kau benar".

............

DIDEPAN PINTU KELAS.

"Ingat Merica, selama didalam kelas jangan mengajakku mengobrol". Bisikku.

"Oke, itu tidak terlalu berat". Balas Merica.

Aku membuka pintu kelas, seperti biasa berjalan kebelakang melewati orang-orang yang selalu mengabaikanku. Ku lepaskan ranselku, ku duduk dengan tenang.

"Hei Farzan, siapa nama gadis ini?". Kata Merica duduk di meja temanku yang bernama Fadhila biasa dipanggil Dila.

"Woy, turun dari sana cepat". Bisikku sembari menggerakkan tangan ke atas kebawah.

"Hmm.... Gadis ini auranya berbeda sendiri diruangan ini, seperti ada yang menjaganya". Kata Merica dalam hati.

"Heeiiiii....apa kau bisa melihatku?"

"Coba menghadap kemariii..."

"Bwa bwa bwaa...bleeee..." Merica menjulurkan lidahnya, membuat matanya sendiri juling dihadapan Dila, kulihat Merica dari kejauhan dia terlihat imut saat melakukan itu.

"Apa yang kau mau dariku bodoh." Bisik Dila ke Merica.

"Hmm...aku?"

Merica menengok ke belakangnya, dengan ekspresi kebingungan, sementara aku hanya fokus belajar dibangku belakang.

"Aku berbicara denganmu setan payahh.." balas Dila.

"Wah wah wah, ternyata ada satu anak lagi yang bisa melihatku." Ucap Merica dengan senyuman manis.

Ghost GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang