BAB 6 : PERMULAAN

69 52 13
                                    


Jangan lupa untuk vote, dan follow yaaa....

Kriiinggg.....kriiiinggg...

Suara nyaring dan getaran dari gadgetku membuatku membuka mata sedikit demi sedikit.

"Farzannn....kalau sudah bangun cepat matikan alarm nyaaa!!" Teriak ibuku yang bersuara lebih keras dari alarm.

Tanganku meraba-raba, bergerak kesana kemari seolah-olah mempunyai mata ditanganku. Akhirnya kesentuh benda keras, tidak salah lagi ini adalah gadget ku, ku ambil, kumatikan. Kuingin melanjutkan mimpiku,tapi aku tidak ingat mimpi yang terakhir kali.

Entah kenapa tanganku secara otomatis meraba ke meja kecil disebelah atas ranjang tidurku untuk mencari kacamata.

Ku ambil kacamataku.

Kupakai.

Kubuka mataku secara perlahan-lahan. Biasanya yang kulihat pertama kali saat berbaring adalah langit-langit kamar yang seperti biasa, tapi kali ini kulihat wajah cantik, mata biru berseri, bibir kenyal yang terlihat sexy, tepat didepan mataku.

"Selamat pagi Farzan." Sapaan Merica dipagi hari tepat didepan wajahku dengan jarak kurang lebih 10 cm. Hembusan nafas Merica bisa kurasakan.

"Ohh selamat pagi." Jawabku membalas sapaan Merica.

"Apa kau bersedia untuk hari ini?" Tanya Merica tepat didepanku dengan mata bersinar.

"Haah untuk apa?" Ku kerutkan keningku karena kebingungan.

Merica bangkit dariku, turun dari ranjang, dan berpaling dariku.

"Hiiihh...kau berjanji untuk memulainya hari ini kan!" Sentak Merica dengan nada ngambek.

"Ohh ya aku lupa."

........

Didepan gerbang sekolah yang tertutup.

"Jadi kita disini mau ngapain?" Tanya Merica dengan pandangan sayu.

"Tentu saja kita mencari informasi disini." Jawabku dengan tegas sembari menjentikkan jari.

"Hei Farzan, apa kau lupa hari ini hari apa?" Tanya Merica, dengan mata yang melotot, mulutnya melengkung membentuk senyuman yang mengerikan.

"Hari Minggu." Jawabku dengan santai dan polos.

"Dan kenapa, kita, harus KESEKOLAHNYA HARI MINGGU...KENAPA TIDAK HARI SABTU KEMARINN!!!" Sentak Merica dengan mata yang berapi-api.

"O-o-oke ki-ki-kita bisa lompat pagar." Jawabku dengan grogi ketakutan.

Kupanjat pagar dengan hati-hati dan pelan agar tidak menarik perhatian warga. Tanpa disadari kaki kiriku kurang tepat pada pijakan yang membuat kurang seimbang, dan berujung jatuh langsung ke tanah.

Bruughh...

Merica yang sudah berada dalam sekolah menahan geli tawa saat melihatku terjatuh. Memang biadab tuh setan.

"Ini salah mu sendiri bukann..ahahaha." ucap Merica dengan ngakaknya yang sudah tidak bisa ditahan.

"Bukannya ditolong malah diketawain." Ucapku dengan tatapan sayu dsn berusaha bangkit dari tanah.

.....

Aku dan Merica melangkahkan kaki melewati kelas-kelas kosong yang masih dihiasi tanaman-tanaman alam yang indah sembari meneteskan embun-embun pagi. Kicauan burung-burung pipit yang terdengar merdu, ditambah suara anak kucing yang sedang mencari induknya. Kurasakan dan kunikmati kesunyian ini. Tak terasa langkah kakiku dan Merica sudah membawa kita ke depan perpustakaan sekolah.

Ghost GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang