BAB 20 : Rencana Jahat Ferica

13 1 0
                                    

"Ferica apa yang kau pikirkan sampai menangis seperti itu?"tanyaku dengan penasaran.

"Tidak apa, lanjutkan permainannya." Ferica pun terisak sembari mengusap air mata yang mencair secara tiba-tiba.

"Truth or dare?"tanya Merica yang hanya bisa didengar olehku dan Dila. Kalau semisal aku memilih dare, mungkin tantangannya akan super duper aneh.

"TRUTH!!!"jawabku dengan keras. Merica tampak memikirkan kejujuran apa yang harus di bocorkan oleh ku. Merica pun menjentikkan jari tanda telah selesai berpikir.

"Siapa wanita yang kau cintai selama ini?selain ibumu." Pertanyaaan yang sangat sulit untuk dijawab bahkan membuatku langsung meneteskan keringat dingin. Diriku yang tidak pernah menjalin hubungan asmara, membuat pikiranku berputar-putar tidak bisa menjawab.

"Aku memang sengaja bertanya seperti ini karena kelemahan Farzan ada di masalah percintaan," gumam Merica diiringi senyuman tipis.

3 menit mulutku tidak mau terbuka. Yang bisa kulakukan sekarang adalah menelan saliva ku sendiri.

"Hoy Farzan! Kenapa lama sekali!? Dan kenapa kau menatapku dengan pandangan aneh seperti itu?!" Tegur Dila.

"Ya, aku sangat mencintai..." Perkataan ku terpotong ketika seluruh peserta permainan mendekatkan wajahnya dan menatapku tajam-tajam.

"Bisakah munduran sedikit!"pintaku dengan tatapan sayu. Lantas mereka pun menuruti perkataanku.

"Aku sangat mencintai Merica!!"jawabku dengan percaya diri yang berkobar diantara diriku yang pemalu. Sontak seluruh peserta terbelalak lebar tidak percaya yang barusan aku ucapkan.

"Kau jatuh cinta dengan hantu?"tanya Dila memastikan dengan alis terangkat setengah.

"Yaa, tentu saja, mungkin sejak pertama kali aku dan Merica bertemu," jawabku dengan polosnya. Merica yang mendengar itupun langsung menutup wajahnya yang tersipu malu.

"Mungkin kau sudah kehabisan obat Farzan!"ucap Ferica, gadis tersebut menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya.

"Baiklah kita lanjutkan, sekarang giliranmu Farzan," ujar Dila yang mengalihkan topik, gadis tersebut memberikan botol untuk memutar korban selanjutnya.

"Akan kupastikan botol ini mengarah ke kak Ferica!!"gumamku dalam hati. Lantas aku pun memutarkan botol tersebut dengan segenap kekuatan. Botol tersebut mulai melambat dan benar saja, botolnya mengarah ke Ferica. Ferica yang melihat itu, sontak langsung frustasi.

"Kenapa harus aku lagiii!!!"kesal Ferica.

"Truth or dare?" Tanya kami bertiga aku, Dila, dan Merica secara bersama-sama.

"Tentu saja aku akan memilih dare." Ferica dengan percaya dirinya memilih tantangan lagi.

"Tantangannya, push up 100 kali,"ucapku dengan mata mengarah ke tangan yang sedang membersihkan kuku jari. Ferica yang mendengar itu, sontak langsung membelalakkan matanya bulat-bulat.

"Kau pasti bercanda kan? Mana bisa cewek push up 100×!!"protes Ferica dengan nada yang tinggi.

"Baiklah kalau begitu akan ku beri kesempatan untuk memilih lagi, truth or dare?"

"Ya,ya aku pilih truth!" Ferica akhirnya masuk kedalam perangkap ku, senyuman para anggota pemain mulai mengembang, yaa ini termasuk kedalam rencanaku, bertujuan jika Ferica memilih truth aku akan menyuruhnya jujur apa yang dia lakukan kepada Merica semasa hidupnya.

"Pilihan yang bagus, coba ceritakan apa yang terjadi pada adikmu Merica!"kami pun mulai menyimak cerita dari Ferica dengan pandangan yang fokus ke mata indah Ferica. Ferica yang mulai berceritapun tampak grogi mengatakan sesuatu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ghost GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang