Bab 18

4.2K 301 70
                                    

"Mau mangganya om?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau mangganya om?"

Entah kenapa Liora memanggil pemuda itu Om. Jelas-jelas pemuda itu masih muda dan segar, bukan om-om.

Tidak menjawab pertanyaan Liora, pemuda itu lebih memilih mendekati Liora dengan menggenggam erat pisau ditangannya.

"Eits!!! Mau bunuh gue? Nggak semudah itu beb. Gue punya senjata juga nih, tinggal tusuk lo aja, beres deh." Jelas Liora hendak bangkit dari duduknya tadi.

Nyeri dipinggang sekaligus kakinya membuat dirinya tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya. Hingga berakhir hendak terjatuh kembali.

Namun sebelum itu, pemuda tadi malah menahan tubuhnya untuk tidak jatuh.

Jarak diantara mereka berdua sangatlah dekat. Bahkan Liora bisa merasakan getaran jantung Pemuda itu.

"Tatapan lo kayak gak asing. Siapa lo sebenarnya? Apa lo yang bunuh murid-murid disini?" Tanya Liora menatap tajam pemuda itu.

Pemuda itu diam tak menjawab pertanyaan Liora. Malahan pemuda itu semakin mengeratkan pegangannya pada pinggang Liora.

"Modus banget sih lo. Pengen peluk gue ya? Yaudah sini gue peluk." Liora memeluk pemuda itu dan melingkarkan kakinya pada pinggang pemuda itu.

Dia seperti digendong ala Koala. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga pemuda itu. "Pinggang sama kaki gue sakit. Gendong gue yaa? Lumayan kan bisa peluk gue yang cantik ini." bisik Liora.

Apa Liora tidak takut bahwa Pemuda didepannya ini adalah Pembunuh Itu?

Pemuda itu diam tak protes. Dia malah membawa Liora pergi dari sana sambil memeluk pinggang Liora agar tidak jatuh.

"Lumayan digendong cogan. Kapan lagi coba?"

Batin Liora tersenyum menyeringai. "Gue nggak akan dibunuh kan?" tanya Liora pada pemuda itu.

Pemuda itu menggeleng pelan sambil menatap wajah Liora yang cantik. "Sipp bagus, gue juga masih mau hidup." Kata Liora semakin memeluk leher pemuda itu.

"Btw, siapa nama lo? Kok gue nggak asing yaa sama lo." Tanya Liora penasaran.

Pemuda itu diam tak menjawab pertanyaan Liora. Dan malah membawa Liora kedalam sebuah gudang di belakang sekolah.

"Lo mau bunuh gue?" Tanya Liora takut.

Pemuda itu menggelengkan kepalanya pelan.

"Ohh bagus deh. Kirian tadi mau bunuh gue." Liora kembali tenang setelah mendapatkan jawaban dari pemuda itu.

Setelah berada didalam Gudang. Pemuda itu menguncinya dan menurunkan Liora dari gendongannya.

"Ngapain? Mau perkosa gue? Jangan dong!!! Yakali Cantik-cantik gini gak pw pas udah nikah sama suami."

"Gue yang akan nikahin lo. Tenang aja." Bisik pemuda itu.

"Behh, suara lo berdamage banget. Serak-serak basah gitu. Tapi kok kayak gak asing yaa? Gue kayak pernah dengar deh." Kata Liora merasa bahwa dia pernah mendengar suara Pemuda itu.

Bukan Protagonis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang