Bab 47

2.3K 164 6
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"Jangan kau sandarkan harapanmu pada seseorang kelak, jika seseorang itu harus beranjak, maka kau akan terjatuh.
Sandarkanlah selalu harapanmu kepada Allah, sebab ia takkan meninggalkan jiwa dan hati yang bersandar kepadanya."
[Tulisan Seseorang]

Mata Liora terpukau melihat isi markas Vavian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Liora terpukau melihat isi markas Vavian. Bersih dan rapi, tidak seperti yang terlihat dari luar markas ini. Meskipun dia tau letak dimana Markas ini berada, dia tidak mengetahui isi Markas ini.

Tujuannya bekerja sama adalah untuk menyelamatkan Arlan, dan membuat Reyfand tidak bekerja sama dengan Vavian. Dengan itu, dia akan mudah menyingkirkan kakek tua sialan itu.

Reyfand dan Liora masuk ke dalam sebuah ruangan. Cukup gelap, membuat ruangan itu terlihat menyeramkan.

"Lo tunggu disitu, gue pengen panggil kakek tua dulu." Reyfand menyuruh Liora duduk di Sofa yang di sediakan, lalu pergi memasuki salah satu pintu diantara 3 pintu.

Liora duduk disana, sambil mengamati sekitar ruangan tersebut.

"Kalau gue hitung, diruangan ini ada 5 CCTV yang bergerak berbeda arah. Diluar ruangan ini ada sekitar 15 CCTV, diluar rumah ini ada 8 CCTV yang bergerak berbeda arah juga. Gue nggak nyangka bakalan seketat ini penjagaan rumah ini." Batin Liora mengamati sekitarnya.

"Gue memiliki prediksi kalau mereka mempunyai banyak anak buah. Mereka juga punya senjata-senjata ilegal yang senjata itu dilarang digunakan di negara ini." yaa. Liora melihat beberapa penjaga yang memegang senjata ilegal.

Tak lama, Reyfand datang dengan seorang Pria Tua yang Liora pastikan itu adalah Vavian Andromeda, pembunuh kedua orang tuanya.

"Selamat datang, Nona Qiara." Sapanya ramah.

Liora mengangguk pelan sambil meneliti Vavian dari atas sampai bawah.

"Ada belati di saku celananya. Dia juga nyembunyiin pistol di belakang badannya tepatnya dipinggangnya. Benar-benar licik." Batin Liora geram.

Vavian duduk di Sofa seberang Liora duduk diikuti Reyfand disamping Vavian.

"Langsung basa-basi saja. Saya membenci pengkhianat, buktikan bahwa anda tidak akan berkhianat pada saya." Ujar Vavian dengan seringaian di bibirnya.

Reyfand yang mendengar itu menatap Vavian tajam. "Maksud lo apaan tua bangka?!" tanya-nya menaikan nada bicaranya.

Vavian bersender disofa dengan santai. "Hanya memastikan bahwa dia tidak akan berkhianat Reyfand. Kamu tau? Sekarang banyak sekali pengkhianat yang berkedok teman."

"Tapi sayangnya saya bukan teman anda Tua Bangka." Sarkas Qiara santai namun menusuk.

[Aku ubah ya? Waktu dia jadi Qiara, namanya juga diubah jadi Qiara, begitupun sebaliknya]

Bukan Protagonis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang