Bab 2

16.3K 767 72
                                    

Liora memasuki kelasnya dengan santai tanpa memperdulikan banyak pasang mata yang kini menatap dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liora memasuki kelasnya dengan santai tanpa memperdulikan banyak pasang mata yang kini menatap dirinya.

"Nambah Cantik aja si Liora."

"Iya nih, Aura kecantikan nya bertebaran dimana-mana."

"Dara dkk auto marah sih, gw gak yakin Liora bakalan selamat klo mereka kelewatan ngebuly dia."

"Iya nih jadi takut."

"LILI!!! YUHUUU LALA KANGEN!!!" Teriak salah satu siswi yang bername tag Valencia Natlana atau yang sering dipanggil Lala. Anak tunggal kaya raya yang bar-bar. Keluar masuk Bk adalah kerjaannya.

"Berisik nyet." Ketus siswi disebelahnya yang bername tag Queensha Rida Asfia. Anak tunggal kaya raya yang cuek, berbanding terbalik dengan Lala yang bar-bar dan tidak bisa diam. Rida sama dengan Lala, suka mencari keributan. Namun, Rida lebih santai dalam menyikapi masalah dibanding dengan Lala yang apa-apa diselesaikan dengan baku hantam.

Mereka adalah sahabat Liora. Mereka berdua yang sering membantu Liora saat dibully oleh Dara dkk saat Inti Raflesia lengah. Mereka adalah segalanya bagi Liora.

"Apasih lo, sewot bener kayaknya." Sinis Lala pada Rida yang kini menatapnya sinis juga.

"Jangan teriak deket kuping gue makanya." Kata Rida malas.

Dia sedang malas berdebat. Ini masih pagi, dan dia tidak ingin merusak moodnya hanya karena bertengkar dengan Lala.

Liora yang melihat tingkah laku kedua sahabatnya itu pun terkekeh geli. Dia jadi ingat Vanya, bagaimana keadaan dia saat ini?

"Ra? Kok lo duluan sih, mana cepet banget lagi jalannya." Sewot Panji yang masuk kekelas diikuti Inti Raflesia lainnya kecuali Saka yang sedang berpatroli digerbang sambil menunggu bel masuk tiba.

"Salah sendiri lelet jalannya, kayak siput." Jawab Liora malas.

"Wow, kayaknya ada yang beda dari lo, tapi apa ya?" Tanya Lala menatap Liora dari atas sampai bawah.

"Cara bicaranya." Sahut Rida terlebih dahulu.

"Wah lo bener, cara bicaranya beda njir. Lo kenapa Li? Aneh bener hari ini." Tanya Lala

"Gak papa. Gue pengen berubah aja gitu kan, cape dibully terus." Jawab Liora

"Nah sipp. Ntar gue sama Rida ajak lo bolos bareng, balapan bareng, tawuran bareng, bikin masalah bareng dan masih banyak lagi." Ujar Lala sesad.

"Sesad dih." Sinis Rendi.

"Menambah pengalaman loh, masa SMA itu adalah masa paling seru untuk berulah. Jadi gapapa kali. Ya gak Rid?" Balas Lala senyum-senyum sendiri membayangkan dia, Rida dan Liora membuat masalah. Ah, pasti sangat seru jika dihukum bersama.

Rida diam tak membalas perkataan Lala. Bukan apa, dia hanya malas berbicara, apalagi dengan adanya Regan yang sedari tadi memperhatikannya. Entah kenapa dia merasa bahwa pemuda itu sering sekali menatapnya terang-terangan dan itu membuat dirinya sedikit risih.

Bukan Protagonis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang