Bab 19

4.4K 311 7
                                    

"Harusnya gue yang tanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Harusnya gue yang tanya. Kenapa lo ada disini?" Tanya Liam dengan tatapan tajam yang mengarah kepada Liora.

"G-gue... g-gue cari angin, Ah iya cari angin, hehe." jawab Liora berbohong sambil cengengesan.

Rida, Lala dan yang lainnya sampai di tempat Liam dan Liora berada saat ini.

"Lo nggak papa?" Tanya Lala membantu Liora bangkit dari duduknya dilantai.

"Mampuss, nggak bisa ngeles gue kalo gini mah." Batin Liora kesal sekaligus takut.

"Cari angin yaa?"

Liora meneguk ludahnya susah. Dia melihat Liam yang kini menatapnya mengintimidasi.

"M-maaf." Gumam Liora mengalihkan pandanganya kearah yang lain, tatapan Liam yang begitu tajam membuatnya sedikit ngeri.

"Kalian ikut kita ke Markas." ujar Liam pergi dahulu.

Liora dan Lala hanya menghela nafas kasar karena tahu mereka akan kena omel pastinya. Sedangkan, Rida hanya diam sambil mengunyah mangga dari Liora yang dia simpan.

Pada akhrinya mereka pergi dari sekolah. Tanpa mereka sadari seorang Psikopat itu menatap mereka dengan seringaian lebar.

******

"Jelasin!" Kata Liam dengan mengintimidasi Liora, Lala dan Rida.

Tidak ada yang membuka suara diantara mereka bertiga. Rida yang malas menjelaskan, Lala yang sibuk memainkan ponselnya, dan Liora yang sedang memikirkan siapa Psikopat itu.

"WOI!!" Teriak Rendi pada mereka bertiga Lala dan Rida tidak terkejut, namun Liora sangat terkejut sampai-sampai dia melatah/keceplosan.

"Psikopatkerenpunyague."

Rida dan Lala melolot mendengar ucapan Liora. Namun, Liam dkk malah penasaran, siapa yang dimaksud oleh Liora.

"Siapa?" tanya Liam dengan tatapan tajamnya.

Liora yang mengerti pun menjawab. "Gue nggak tau siapa, tapi gue dapet info dari dia. Ternyata, dia itu adalah Pembunuh yang udah beberapa kali masuk berita."

"Terus? Ngapain lo pada disekolah? Mau jadi pahlawan kesiangan untuk nangkep tuh psikopat?" Kata Saka menatap Liora dkk sinis.

"Belum sempet dapet tuh Psikopat, lo pada udah koid yang ada." Sinisnya lagi.

"Kemaleman goblok. Ini udah malem, bukan siang lagi." Koreksi Lala yang perkataannya juga ikutan sinis.

"Jangan lakuin itu lagi. Gue dan yang lainnya nggak mau kalian kenapa-kenapa."

Tidak ada yang membalas perkataan Liam. Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Bukan Protagonis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang