5. The Thugs

229 62 13
                                    

Aster terus mengikuti Jericho dari belakang, secara diam-diam.

Yang awalnya berada di jalanan kota penuh kendaraan, mereka akhirnya sampai pada sebuah gang terpencil yang sepi. Aster melihat Jericho memasuki sebuah rumah kecil.

Meletakkan belanjaannya pada tempat dirasa aman, gadis itu melangkah masuk, tentu saja masih secara diam-diam. Ia juga mengambil sebuah topi yang baru saja dibeli tadi, untuk berjaga-jaga.

Tetapi langkah Aster berhenti setelah mendengar suara ribut dari dalam, seperti suara perkelahian. Ia menjadi ragu sebentar, membenarkan posisi masker dan topinya, lalu berjalan masuk lagi.

"Kau yang membawa dia, kan?!" Jericho membentak dengan menarik kerah baju seseorang.

Seseorang yang diancam oleh Jericho nampak familiar, itu adalah Steve. Di dalam ruangan sana juga ada Ray yang mendesah kesal, lalu seorang gadis asing dengan rambut panjang bergelombang.

Bagian dalam rumah kecil ini terlihat berantakan seolah tidak ada yang membersihkannya, atau mungkin disengaja. Aster mencium bau darah amis di sekitar, banyak debu yang menempel pada seluruh sudut.

Jericho melempar kasar Steve yang diam tak menjawab pertanyaannya, lelaki itu melotot, "Di mana wanita itu?"

"Kau ini tidak sopan kepada yang lebih tua." Steve berdiri membersihkan bajunya yang kotor karena debu.

"Jangan banyak bicara, cepat katakan di mana wanita itu, preman!"

Steve tidak menjawab, sebaliknya, Ray menatap seorang gadis rambut bergelombang di sampingnya. "Flo, kau letakkan di mana wanita itu?"

"Di penjara," jawab seorang gadis rambut bergelombang yang bernama Flo.

Ray menatap Jericho dengan angkuh, "Akan kubawa dia, bersabarlah." lalu lelaki itu pergi masuk ke pintu lain.

Sepertinya di pintu lain tersebut terdapat sebuah penjara berjejer. Aster berpikir, apakah di sana tempat para remaja diculik?

Setelah beberapa saat, Ray datang kembali dengan seorang wanita digandengnya. Wanita cantik dengan rambut hitam panjang berkilau, terlihat dewasa, namun sepertinya masih muda. Yang aneh adalah, ekspresi si wanita tersebut nampak kosong.

"Lihat, dia baik-baik saja." Flo menatap Jericho dengan senyuman.

Jericho mengulurkan tangannya, "Berikan padaku."

"Apa?" Flo berpura-pura terkejut, menarik lengan wanita yang berekspresi kosong itu, "Aku tidak mau~"

"Jangan bercanda."

Flo terus menggoda Jericho dengan wajah puas. Ia mengancam, jika lelaki itu mendekat, maka nyawa wanita di tangannya akan melayang.

"Kubilang berikan padaku!"

DOR!

Tiba-tiba suara tembakan pistol terdengar keras di tengah-tengah keributan. Karena ruang yang kecil, membuat suara tersebut berdengung di telinga.

Aster menutup mulutnya dengan kedua tangan, jantung gadis itu berdebar cepat. Dengan kedua matanya sendiri, ia melihat seseorang dibunuh dengan satu tembakan pistol.

Wanita yang berada di tangan Flo baru saja tertembak dari arah kegelapan, si penembak tidak menampakkan dirinya.

Darah berceceran di mana-mana, tidak ada seorang pun yang berteriak, hening, menambah suasana yang mencekam. Jericho hanya menatap wanita cantik yang telah tergeletak di lantai penuh darah.

"Wah, bos sudah bergerak, ya." Steve tersenyum membersihkan noda darah di pipi bagian kanannya.

Jericho melotot, "Siapa yang menembak, b*ngsat?"

[END]Taking Money Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang