4. Healing

260 65 5
                                    

"Pikirkan baik-baik," Jericho menyela perkataan Aster, "Kau tidak membawa sepeserpun uang? Kalau begitu, bekerja saja di Toko rotiku."


"Hah?"

"Aku pemilik Tokonya."

Selama ini, Aster terus saja mengirim surat lamaran dan ditolak. Lalu sekarang, ia mendapat penawaran kerja langsung dari pemilik Toko?

Aster mengangguk semangat, "Aku akan bekerja dengan baik, bos!"

"Panggil Richo saja," Jericho tersenyum, "Mari belanja."

"Belanja apa?"

"Seragammu, kebutuhanmu, bisa kau bayar dengan gaji bulan pertama."

Aster mengerut, "Jika gaji bulan pertama kau ambil, bagaimana dengan makanku sehari-hari?"

"Aku akan mengurusnya, khusus untuk pegawai toko."

Jericho menarik lengan Aster, dan pergi ke sebuah Mall yang jaraknya tak jauh dari Toko roti. Mereka masuk pada sebuah tempat yang menjual pakaian wanita, terlihat mahal.

"Sepertinya kita salah masuk." bisik Aster perlahan.

Jericho menggeleng, "Kita sudah berada di tempat yang cocok." balasnya lalu terus berjalan ke dalam.

"Yang benar saja, hei, Richo!" Aster menarik kaos Jericho yang membuat lelaki itu terpaksa berhenti.

Aster mendongak, mendekat pada telinga lelaki rapi tersebut, "Lihat aura yang tampak di sini, aura mahal, aura yang berbeda kasta dengan kita."

"Terus kenapa, sih? Sama saja."

"Aduh, masih belum sadar juga. Aku hanya menjagamu dari rasa malu yang akan kau terima nanti."

Jericho berdecih, "Rasa malu apa ...."

Melihat respon Jericho yang tampak mengacuhkan, Aster memukul pundaknya karena kesal. "Rasa malu tentang dompetmu itu!"

"Ah!" Jericho berbalik, menatap gadis di depannya yang terus mengoceh. "Jadi kau takut uang di dompetku ini kurang?"

"Akhirnya kau mengerti."

Jericho mendekatkan kepalanya pada Aster yang sedikit lebih pendek, "Oh, Aster, kau meremehkan dompet dari seorang pemilik Toko roti?"

Aster tersentak, "Apa? Tidak."

"Kalau begitu, jangan banyak tanya, dan ikuti saja aku." menarik lengan Aster, Jericho melangkah masuk.

Berkat perintah Jericho sendiri, Aster memilih bajunya dengan was-was. Kebanyakan yang dipilih adalah baju berwarna gelap.

Mereka pergi ke bagian kasir dan membayar pakaian yang dibeli, total bajunya lumayan banyak. Dan, tentu saja, harga yang nampak bukan main-main.

Jericho menggandeng Aster pergi keluar Toko, "Omong-omong, aku akan memberimu sebuah kamar kos untuk tempat tinggal pegawai."

"Benarkah?" Aster merasa takjub, "Kau sebaik ini kepada semua pegawai?"

"Semua pegawai? Oh, Halley. Ya, aku seperti ini juga kepadanya, tetapi dia menolak kamar kos pegawai."

"Halley ... Si lelaki gondrong tadi? Dia saja?"

"Hanya itu pegawaiku."

Aster terkejut, mendongak, "Hanya satu pegawai?!"

"Aku juga termasuk." Jericho mendorong dahi Aster untuk menjauh dari wajahnya.

"Kenapa tidak membuka lowongan pegawai?"

[END]Taking Money Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang