6. First Plan

269 60 4
                                        

Aster membawa Jericho pergi ke toko roti yang sudah tutup karena malam, gadis itu berpamitan sebentar untuk pergi ke apotek terdekat. Dengan bantuan intruksi dari Jericho, ia dapat dengan mudah menemukan apotek tersebut.

"Yakin tidak ke rumah sakit?" tanya Aster dengan ngeri saat melihat luka tusuk di punggung Jericho.

Jericho hanya menggeleng, "Tusukannya tidak dalam."

"Bagaimana jika infeksi?"

"Kau bersihkan saja lalu perban secara rapi, aku akan pergi ke Rumah Sakit sendiri. Oh, kau bisa melilit perban, kan?"

Aster tersenyum, "Jangan remehkan pegawai barumu ini, bos. Aku itu berpengalaman, percayakan padaku."

Merasa penasaran, Jericho berbalik badan, "Berpengalaman?"

"Iya."

"Bagaimana?"

Aster menekan pelan luka di punggung Jericho, "Jangan banyak bicara, aku sedang mengobatimu."

Dengan wajah meringis Jericho berbalik badan perlahan. Aster yang serius mengobati luka, tiba-tiba terpikir sesuatu. "Maaf, Richo."

"Kenapa?"

"Aku mengikutimu diam-diam, lalu memaksamu pulang seperti ini. Pasti wanita tadi adalah orang yang sangat berharga bagimu."

"Seharusnya aku berterima kasih padamu." Jericho mengangkat jari jempolnya, "Terima kasih sudah menyelamatkanku."

"Ya ... Sama-sama," Aster tersenyum kembali, "Apakah tidak apa-apa jika wanita tadi masih berada di markas preman?"

"Biarkan saja."

Aster menutup mulutnya, ia tahu, pasti Jericho sedang bersedih tentang kematian wanita tadi. Aster masih fokus dalam mengobati luka, lalu sedikit demi sedikit, perban telah terlilit rapi.

"Selesai, walau begitu, segera pergi ke Rumah sakit untuk dijahit lukanya." ucap Aster dan meletakkan peralatan medis di tangannya, gadis itu berbalik ke arah tempat cuci tangan dan mulai membersihkan.

Jericho menatap punggung Aster yang sibuk di sana, "Aster."

"Ya?" respon Aster yang masih sibuk membilas tangannya.

"Kau harus mengalahkan para preman itu untuk mendapatkan harta tanpa pemilik, kan? Aku akan membantumu, aku ingin menghabisi mereka juga."

Aktivitas Aster pun berhenti, gadis itu menoleh tidak berbicara dan hanya menatap Jericho. Mereka saling menatap tanpa ada suara, terus diam.

Dan akhirnya, Jericho membuka suara lagi." Ayo bekerja sama, Aster."

Pada saat itu Aster tersenyum lebar, tampak sangat sumringah, "Ayo segera buat rencana."

***

"Aku akan menunggumu di balik gang. Ingat, jika terjadi sesuatu, langsung telepon aku, mengerti?"

Aster mengangguk dan mengintip setumpuk uang pada map di tangannya, "Berapa totalnya?"

"Hah?"

"Uang di map ini."

Jericho merasa kesal dan menyentil dahi Aster tanpa aba-aba, "Bukan saatnya memikirkan itu!"

"Sakit!" Aster melotot sambil mengusap dahinya yang memerah.

Jericho merogoh sakunya dan menemukan masker milik Aster, ia memberikan masker tersebut, lalu memasangkan topi ke kepala gadis itu dengan tangannya sendiri.

Aster tersentak dan mundur beberapa langkah, "Aku bisa sendiri!" teriaknya.

Dengan wajah bingung, Jericho menurunkan tangannya. "Tidak perlu teriak, dong."

[END]Taking Money Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang