"Jericho, ya." Nash tersenyum lalu menghentakkan kakinya ke lantai. "Di mana dia?"
"Apa yang akan paman lakukan pada bosku?"
"Membunuhnya."
Aster terdiam sebentar, alisnya mengerut dalam-dalam, "Itu boleh juga."
Nash tampak terkejut, "Lho, mengkhianati bos sendiri?"
"Bos saya itu sangat egois, dia terlalu mengurusi dirinya sendiri. Sulit untuk terus bekerja sama dengannya."
"Begitu," Nash mengangguk, "Duduk di sini." ujar lelaki itu sembari menepuk pahanya.
Aster mengedipkan matanya tidak percaya, gadis itu menggeleng dan menolak pelan. "Maaf, aku tidak bisa, paman."
Bugh!
"U—uhuk!" Aster terlempar ke samping karena pukulan yang datang tiba-tiba.
"Kata siapa kau bisa menolakku?" Nash berdiri dari tempat duduknya, menghampiri Aster yang tersudut di sisi ruangan.
Aster menelan ludahnya, mata gadis itu bergerak sekeliling untuk mencari alat untuk pembelaan diri, tidak ada apa pun di sekitarnya.
Sekarang, tidak sesuai rencana lagi. Ia berpikir untuk mengulur waktu selama mungkin agar Jericho bisa datang menyelamatkannya. Sayang sekali, kini sepertinya waktunya tidak bisa diulur lagi.
"Tubuhmu bagus." Nash berjongkok di depannya, "Kau ingin tetap hidup, bagaimana jika kita melakukan itu?"
Aster bersikap tidak peduli dan membuang pandangannya ke samping, muak rasanya menatap lelaki menjijikkan itu.
"Kenapa tiba-tiba bisu?" Nash menyentuh pipi Aster, "Jawab pertanyaanku."
"Aku anggap tidak mendengar ucapanmu sebelumnya, ayo bernegoisasi." Aster memberanikan diri untuk saling bertatap muka.
"Negoisasi?"
"Benar, aku bisa membantumu, itu agar kau lebih mudah membunuh bosku."
Nash bertepuk tangan kencang, suaranya bergema di dalam ruangan. Pria itu bersikap seolah telah menemukan ide yang hebat, "Pikiranmu itu ... naif sekali."
"...."
"Kau pikir aku akan mau bernegoisasi denganmu? Kau pikir bahan negosiasi yang kau berikan itu cukup?"
Aster tanpa sadar berdecak.
"Berani sekali kau mendecakkan lidah seperti itu?" memasang wajah tajam, Nash lebih mendekat ke arah Aster. "Kau hanya seorang bawa—"
DOR!
Sebuah tembakan pistol tiba-tiba terdengar dari kejauhan, Nash mengalihkan perhatiannya dan menatap pintu.
Di dalam ruangan hanya terdapat tiga orang, yaitu Nash, Aster, dan Kevin yang tidak sadarkan diri. Pintu ruangan juga tertutup rapat, ada Flo dan Steve yang berjaga di luar sana.
Brak!
Secara tiba-tiba lagi, pintu terdobrak dengan keras. Seorang lelaki masuk dengan pistol di tangan kanannya.
Richo, batin Aster dengan lega.
Seolah menjadi pahlawan hebat, Jericho datang penuh darah dan keringat di sekujur tubuhnya. Rambut lelaki itu berantakan, napasnya juga tersenggal, sepertinya ia tergesa-gesa datang ke sini.
"Aster?"
Jericho melihat Aster yang terpojok di sudut ruangan, sebuah luka tampak di dahi gadis tersebut, penampilannya juga berantakan. Di sisi lain, Kevin tetap tidak sadarkan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Taking Money
Novela JuvenilJangan lupa follow sebelum membaca, cerita ini cukup pendek dan bisa dibaca dalam sehari. Jangan lupa tinggalkan jejak hehe - Aster menemukan sebuah petunjuk tentang harta besar tanpa pemilik di Dunia yang berbeda. Tentu saja, Aster segera pergi ke...