Lion

4.1K 232 2
                                    

Haechan berjalan mengikuti langkah lebar dosenya sambil menghentak hentakan kakinya Haechan memajukan bibirnya beberapa senti ke depan

Mark bodo amat dengan wajah datarnya

Anak anak kampus lainya, yang melihat Haechan, yang berjalan beriringan dengan dosen yang paling di idam-idamkan, oleh banyak kaum hawa dan para uke, lainya mencibir melihat kuduanya.

setelah memasuki ruangan Mark, Mark langsung duduk dibangku singgel miliknya dan mayuruh Haechan juga duduk diseberang meja yang menghalangi mereka

"duduk" ucap Mark tanpa ekspresi melepas jas nya

"sudah"

Haechan melihat sebentar isi ruangan Mark yang lumayan luas namun tidak banyak isinya

"apa Alasanmu terlambat?"

krrkrr

Mark menarik kursi yang diduduki oleh Haechan, untuk mendekat kembali kearah meja, karna anak itu tak diam sendari di perjalanan ke ruanganya

"apa?" tanya Haechan masih tak menangkap

"siapa namamu?"

"H-Haechan" jawabnya disertai kegugupan yang entah kapan munculnya

"sesuai" ucap Mark pelan

Haechan yang mendengar itu langsung menanyakan kembali "sesuai dengan apa Pa?"

"otak, mu bodoh"

"Yakk!" Haechan memekik refleks

Mark mendengar itu terkekeh pelan mematapnya kembali

"jadi untuk apa aku kesini, Pa dosen mesum" ucap Haechan

"kenapa kau mengatai ku seperti itu" Mark mengangkat satu alisnya

"bapa dari tadi melihat ku seperti ingin memperkos-

"tutup mulut mu" Mark menaruh jari telunjuknya didepan mulut biadap Haechan

kedua bola mata Haechan, mengikuti ke satu arah yaitu tangan Mark. yang ada didepan bibirnya

" Aaggghhh" Mark berteriak tertahan berusaha menahan sakit ditanganya, yang digigit oleh gigi mungil Haechan

"Haechan lepaskan!" Mark membentak Haechan karna rasa sakit pada tanganya

Haechan menjauhkan mulutnya,
dari jari Mark yang ia gigit dengan kencang, didalam hatinya Haechan merasa takut, sedih dan juga kesal

Rasa sedih menguasai dirinya, ia tak pernah dibentak oleh daddy nya, dan semua keluarga yang ia miliki. bahkan marah pun daddy tidak mengeluarkan suara tinggi apalagi memukulnya Haechan tak pernah merasakan itu

Melihat Haechan yang terdiam dengan badan sedikit bergetar jangan lupakan matanya yang berkaca kaca Mark melihat itu biasa saja ia sudah terbiasa melihat bubunya menangis,namun entah kenapa rasaya sungguh berbeda ketika bocah bodoh ini yang menangis

"are you okey?" ucap Mark lembut

Haechan masih diam

"bukanya aku disini yang merasakan sakit karna kau gigit, kenapa kau yang ingin manangis"

Mark berdiri mendekati bangku yang diduduki Haechan didepanya

"a aku ak--- hiks kau membentak ku huaaaaaa kau jahat hiks hiks a-aku" Haechan berbicara disela tangis hebatnya

'sial' batin Mark
'apa yang harus ku lakukan' lanjutnya

Haechan yang masih menangis terisak berusaha menghentikan tangisnya namun tak bisa ia masih kesal dan sedih tercampur

(Longer) MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang