Bab 4 : Elite

412 36 2
                                    

"Seorang pria mencari mu tadi"

Ucap pak tua yang sibuk membakar kedua di depan tenda tempat tinggalnya.

"Namanya tuan Min"

Pria yang dia jak bicara pak tua tersebut pucat seketika. Ini sudah lampu merah perintah agar harus segara pergi dan berpindah tempat kembali. Jadi dia terburu mengemas barangnya dan berjalan meningalkan permukiman kumuh district 7.

Kakinya melangkah dengan cepat baru saja dirinya keluar dari gang utama seorang pria memakai jaket hitam dengan tudung kepala dan masker hitam berdiri menghadangnya. Pria itu kemudian panik berlari terseok masuk ke dalam salah satu gedung kosong.

"Mau kemana pak lee? Kenapa berlari?"

Ucap si pria bertudung ikut mengejar si pria kumuh itu. Terus sampai di lantai paling atas pria yang dipanggil lee itu terpojok berdiri di pembatas gedung yang hanya mencapai mata kakinya.

"Maafkan aku, aku hanya di suruh"

Pria bertudung itu berjalan semakin dekat sambil tersenyum sinis. Layaknya seorang harimau yang ingin melahap mangsanya pria bertudung itu mempermaikan suasana di sana.

"Lalu? Apakah yang mati akan hidup? Aku menerima maafmu tapi... "

"Aku hanya di suruh" Ucap pak lee sambil bersedekap meminta ampun.

"Siapa? Sebut saja maka kau boleh bebas" Pria bertudung itu sampai berdiri berhadapan dengan pak lee.

"Bu Hong! Dia! Dia mengancamku!"
Ucap pria itu lantang dengan nada bergetar ketakutan.

"Kalau begitu terimakasih, kamu boleh bebas"

Kemudian tubuh ringkih pak lee terjun bebas dari lantai atas gedung dua puluh tiga lantai tersebut. Pak lee mati di tempat mustahil dirinya selamat dari ketinggian itu. Pria bertudung itu kemudian berkata.

"Kau terlalu bodoh untuk mempertaruhkan nyawamu lee"

♠♠♠♠♠

Seharian penuh tidur membuat kepalanya sakit. Yoongi menghela nafas sembari mengerucutkan mulutnya.  Berapa lama lagi dia akan terjebak di tempat ini sehari saja sudah suntuk.

Ah! Benar dia sudah sehari disini seharusnya ia mengabari om dan temanya. Yoongi melihat sekitaranya kemudian bangkit membuka laci nakas di kanan kiri kasur tapi masih tidak ada. Kemudian ia memberanikan diri keluar dari kamar.

"Mau kemana?" Anak dari bosnya itu entah dari mana datang mengagetkan dirinya.

"Ah? Melihat lihat?"

"Kenapa tegang begitu? Apa kamu bertemu moster?" Ledek gadi itu dengan nada meremehkan yang jujur saja mengjengkelkan bagi Yoongi.

"Aku hanya kaget" Jawab Yoongi berusaha ramah dan melemaskan ototnya agar lebih santai.

"Ayo"

"Kemana" Tanya Yoongi pada gadis tersebut.

"Melihat lihat Masion"

Yoongi kemudian di pandu oleh gadi tersebut berkeliling. Rumah ini memiliki lima kamar satu perpusatakaan dan ruang belajar dan ada lagi perpustakaan pribadi sekaligus rumah kerja Taehyung di   belang lantai satu tidak jauh dari ruang tamu. Tidak banyak ruangan hanya satu ruang makan dan ruang bawah tanah.

Ruang kerja Taehyung membelakangi jendela yang menampakan halaman belakang yang hanya berisi ayunan dan sebuah bangku panjang. Terlihat banyak kelinci di halaman belakang.

"Kamu pelihara kelinci?"

"Iya, minji" Jawab gadis itu.

"Minji?"

'NAKKA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang