Bab 14 : Kidnaping

217 23 0
                                    

Senin pagi semua orang tentu saja sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Begitupun keluarga kim dan Yoongi sudah sarapan pagi pagi dan bersiap berangkat ke kantor.

"Hati hati di jalan ya Minji, nanti jangan lupa telfon kaka kalau sudah sampai ya"

Minji hanya tersenyum dan mengangguk. Hari ini minji akan menjalani tes di Universitas atas undangan yang kemarin. Sayangnya Yoongi tidak bisa menemani minji begitupun Taehyung mereka sama sama sibuk.

"Joshua aku titip minji"

"Iya tuan"

"Yoongi kenapa harus panggil tuan sih!" Protes Yoongi.

Sudah berapa kali Yoongi bilang pada tangan kanan Taehyung satu ini untuk memanggilnya dengan nama saja. Tapi rasanya sangat sulit lidah itu untuk mengucapkan namanya dengan benar.

"Yoongi! Ayo cepat! Nanti kita telat!"

Yoongi berlari menuju pintu depan mengejar Taehyung yang sudah mengomel. Bisa bisanya bapak anak satu ini tidak perhatian pada anaknya sendiri.

"Bye minji aku pergi"

Sampai di kantor seperti biasa Yoongi duduk di kursinya dan mulai bekerja.

'Make u dance~'

Yoongi megangkat telfon yang masuk di handphonenya.

"Hallo? Kenapa wen?" Tanya Yoongi pada orang di sebrang telfon.

"Aku sudah mencoba melacak tuan kim, sepertinya kematian orang tuamu ada hubunganya dengan perusahaan connect"

"Jadi? Kita bertemu ketika makan siang?"

"Boleh caffe seberang kantor oke"

"Oke"

Wendy memang selalu bisa di andalkan Yoongi tidak pernah kecewa akan gadis tomboy satu itu.

♠♠♠♠♠

Kaki Taehyung menginjak mansion namun rasanya begitu sepi. Kakinya beranjak memasuki kamar minji namun gadis kecil itu tidak ada. Sebelum panik dia teringat kalau minji menjalani tes di Universitas. Dia kemudian menghubungi Joshua untuk menanyakan keadaan minji. Yoongi tidak pulang bersamanya karena harus lembur. Jadilah dia pulang terlebih dahulu.

"Hallo Joshua?"

"Hallo bos ada apa?"

"Minji sudah selesai?"

"Saya tidak tau, bos menyuruh saya menjemput korban sandra"

"Ouh baiklah dengan siapa kau titip dia?"

"Tuan oh"

Telfon dimatikan oleh Taehyung kemudian menelfon tuan oh. Untuk menanyakan keadaan minji. Jam sudah pukul empat sore seharusnya mereka sudah jalan pulang.

"Sore bos"

"Hemm, minji bagaiamana?"

"Noona baru selesai kami akan pulang"

"Baiklah, Hati-hati di jalan"

Telfon kembali Taehyung matikan. Setidaknya dia mendapat kabar bahwa minji baik baik saja. Dirinya harus lebih berhati-hati sekarang karena perang dingin sudah di mulai dan keselamatan anggota keluarganya tengah di incar.

♠♠♠♠

Deru mobil tendengar dari luar Taehyung yang tengah membaca buku di ruang tamu bangkit dari duduknya mengintip ke arah jendela. Keningnya menyercit yang keluar dari mobil adalah Yoongi dan Joshua. Matahari sudah tengelam langit sudah mulai gelap. Kenapa anak gadisnya belum sampai mansion.

Taehyung keluar dari rumah berjalan terburu menyambar Yoongi dan mebawanya menggunakan mobilnya. Yoongi sendiri kaget dengan tindakan Taehyung yang begitu tiba tiba seperti ini.

"Kenapa Taehyung?" Tanya Yoongi risau.

"Minji belum sampai rumah"

Taehyung mulai melajukan mobilnya Yoongi ikut khawatir mendengar ungkapan bossnya. Taehyung membawa mobil bagai orang kesurupan memutari sekitaran kampus namun tak kunjung bertemu mobil yang di pakai minji. Sampai sebuah kerumunan orang yang menarik perhatian Taehyung. Diperhatikan baik baik smkin terlihat bahwa pak oh tengah dipukuli beberapa orang  juga minji yang di paksa turun oleh beberapa anak muda.

"Itu minji!" Teriak Yoongi.

Mobil Taehyung berhenti mendadak ia kemudian turun da  berlari menerjang para masa yang mencoba membawa minji pergi. Yoongi kemudian menyusul menyelamatkan sang sopir.

Dengan dasar beladiri yang di ajarkan scoups dirinya berhasil melemahkan pada oknum yang ingin menculik minji. Minji berhasil selamat di tangan Taehyung. Yoongi mengikat pada oknum kemudian menelfon polisi untuk datang dan menangkap mereka.

Tubuh minji bergetar dalam pangkuan Yoongi. Yoongi berusaha untuk menenangkan si gadis cantik itu dengan mengelus punggung juga tanganya. Taehyung sendiri terlihat begitu marah.
Minji ditangani Yoongi sedangkan Taehyung mencari pembuat ulah berani menantangnya. Elite sudah mulai menyentuh anggota keluarganya sudah saatnya dia memulai perang bukan?

Sesampainya di rumah Joshua megantar Taehyung menemui seseorang berperan sebagai dalang dari penculikan minji. Mobilnya berhenti di depan rumah mewah milik orang nomor satu di negara ini. Taehyung turun dengan elegan dan senyuman ramahnya.

"Selamat malam tuan boo" Ya ketua Dewan. Boo Seungkwan yang mengatur dan mengendalikan anggota dewan rakyat.

"Malam, ada apa malam malam berkunjung kemari tuan kim?" Tanya tuan boo.

"Hanya memberikan ucapan selamat malam" Ucap Taehyung sambil menyesap teh yang di suguhkan oleh tuan boo.

"Terimakasih sudah repot repot datang"
Balas tuan boo dengan wajah tanpa dosanya seakan akan dia tidak melakukan sesuatu.

"Yahhh cukup merepotkan sebenarnya.... Apalagi anak buahmu cukup melelahkan menghadapinya"

"Kau sudah tau rupanya? Memang ya kecerdasan tuan kim tidak bisa diremehkan" tuan boo memprovokatif Taehyung.

"Kalau begitu saya pamit, selamat malam hadiahnya akan segera datang tuan boo"

Taehyung bangkit dari duduknya dan membungkuk pamit.

"Aku tunggu semoga sampai ya~" Sahut tuan boo membalas bungkukan Taehyung.

Taehyung keluar dari rumah mewah milik keluarga boo sambil memasang senyum miringnya. Baiklah dirinya tidak akan bermain main kali ini walaupun tuan boo berfikir perbuatanya hanyalah sebuah permainan. Maka kita dia akan membuat permainan yang akan menarik perhatianya.

"Joshua biarkan hobi sedikit bermain"

"Baik bos"

Taehyung tersenyum licik seharusnya tuan boo akan datang ke kantor dengan mata yang bengkak besok ataupun terkena serangan jantung. Pria gila harta satu itu sangat mudah di lemahkan olehnya dan dia lupa bahwa orang yang dihadapinya bukalah tandinganya.














Siap~ salah! Next

'NAKKA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang