Bab 9 : Judge

297 28 0
                                    

Permain kartu di mulai kedua membuka kartu yang dimiliki masing masing.

"Jadi siapa nama anda tuan muda?" Tanya Taehyung sambil meletakkan kartu pertamanya.

"Hong beomgyu" Jawabnya dengan percaya diri dan meletakkan kartunya.

Ujung bibir Taehyung tertarik ke tas memberi lirikan pada salah satu penjaganya sebelum kemudian penjanganya itu pergi.

"ada satu Hong yang saya kenal"

Ucapnya sambil meletakan kartu  lainya.

"Orangtua saya orang terhormat dan pasti anda tau"

Taehyung meletakan kartu terakhirnya beomgyu menatapnya bergantian dengan sang kartu. Pupil matanya bergetar bocah tengil itu membuang kartunya dan mencoba untuk kabur. Untung saja di belakang beomgyu sudah ada penjaga casino yang langsung memelintir tanganya ke belakang dan menahan kepalanya di meja.

"Hong jisoo bukan? Dia harus melihat tuan mudanya terperangkap disini"

Taehyung menyeringai pada beomgyu. Bocah tengil macam dirinya bukan apa-apa.

"Bawa dia, Yoongi kau boleh pulang scoups antar dia pulang"

Yoongi hanya pasrah saja di antar pulang oleh scoups. Lagi pula ini sudah malam dan dia butuh istirahat banyak hal masih harus diproses di otaknya besok.

♠♠♠♠♠

Entah kenapa hatinya merasa tidak tenang karena tidak adanya Taehyung hari ini. Memang pagi ini dia bilang segala pertemuan di hendle managernya dan semua laporan di kirim ke email. Di otak hanya berputar bocah tengil yang membuat keributan di casino kemarin. Walaupun seharusnya dia bisa mengabaikanya karena bocah itu sudah cukup dewasa untuk tabung jawab dengan dirinya sendiri bukan?

Apalagi nama yang di sebutkan Taehyung adalah orang yang terlibat dalam elite. Jadi apalah daya seorang Min Yoongi akan mengikuti rasa penasarannya. Rasa penasaran atas kematian orangtuanya. Pertama dia akan menghubungi scoups lebih dulu karena dia orang yang punya kepercayaan dari Taehyung mengurusi casino.

"Hallo" Suara berat dengan nada kaku milik scoups terdengar dari seberang telfon.

"Hallo, maaf menganggu. Saya cuma mau tanya apa kamu tau dimana pak Taehyung saya ada sedikit perlu" Ucap Yoongi dengan nada yang penuh hati-hati.

"Biar saya jemput kamu, tunggu di besment saja"

Telfon dimatikan sepihak oleh scoups. Berbekal pesan singkat scoups Yoongi mengikuti arahan tangan kanan Taehyung satu itu. Dengan menitip pesan pada beberapa partner kerjanya Yoongi pergi meninggalkan kantor dan menunggu di besment.

Sekitar sepuluh menit menunggu sebuah  mobil musteng yang dikendarai scoups datang Yoongi naik tanpa prasangka buruk apapun. Dirinya dibawa ke salah satu rumah mewah di sekitar gangnam di tuntun masuk dalam bawah tanah? Apa Taehyung sejenis tikus suka sekali di bawah tanah seperti ini. Apa dia mafia atau sebagainya? Apa semua usahanya ilegal? Kenapa semuanya terasa begitu rahasia.

Yoongi di bawa masuk kedalam ruangan dimana Taehyung yang sudah duduk manis menunggu disana dan seorang anak laki-laki yang tergantung. Dirinya begitu shock menghadapi pemandangan yang sangat tidak manusiawi begini. Apa bosnya psychopath? Bocah itu di rantai di leher dan di gantung belum dia belum mati karena kakinya di sanggah oleh meja.

"P-pak"

Taehyung memeluk Yoongi tepat waktu kala sekertarisnya itu ingin terjatuh. Lutut Yoongi melemas tidak mampu menahan berat tubuhnya sendiri.

"Sekarang sudah selesai penasarannya?" Tanya Taehyung sambil menatap lembut Yoongi. "Ambilkan bangku" Perintah Taehyung pada scoups.

Scoups menyeret kursi kayu yang akhirnya menjadi tempat Yoongi di dudukan.

"Pak? Dia masih remaja" Bela Yoongi.

"Diam dulu, target ku bukan dia"

Alis Yoongi  menyatu dirinya bertanya tanya apa maksud darPintu ruangan kedap suara itu kembali terbuka menampakan seorang dengan setelan hitam dan begitu tertutup. Maskernya dibuka membuat wajah orang itu terlihat jelas.

"Lepaskan dia tuan kim yang terhormat" Ucap wanita tersebut menekan setiap kata di dalamnya.

Taehyung berdiri menutupi Yoongi sehingga pria manis itu hanya bisa mendengar pembicaraan keduanya.

"Dia menawarkan dirinya pada saya nyonya Hong yang terhormat"

"Akan kuberikan uangnya, lepaskan dia sekarang" Ucap wanita bermarga Hong itu dengan santai sambil menunjukkan koper hitam yang dibawanya.

Sayangnya Taehyung sejak awal tidak meminta uang pada bocah itu. Siapapun yang berani main main denganya harus dapat ganjaranya.

"Saya tidak pernah menyebut uang dalam setiap kalimat saya" Pandangan Taehyung berubah dingin bocah tengil itu menangis histeris tiba-tiba.

"Baiklah tuan kim, akan saya berikan apa yang tuan mau lepaskan putraku lebih dulu"

Nyonya Hong berlutut pada Taehyung membuat tuan kim itu menyeringai puas.

"Baiklah... Kita bicara empat mata"

Taehyung mengiring nyonya Hong keluar ruangan Yoongi dan putra dari nyonya Hong masih berada disana. Baru saja Yoongi dibangunkan dari duduknya oleh scoups namun suara Beomgyu menginstrupsi.

"Kamu"

Yoongi menatap lamat bocah yang sudah lemas dan pucat itu.

"Kamu memilih kekasih yang salah" Ucapnya dan pingsan Yoongi panik menahan tubuh Beomgyu agar bocah itu tidak mati tergantung.

"Scoups bantu saya tolong"

♠♠♠♠

"Jadi nyonya hong, sepertinya anda tau penyebab kematian kaka ku?"

Air wajah nyonya Hong berubah panik.
"S-saya"

"Anda? Yang membunuhnya? Membiusnya bukan? Dan berniat menjebak orang lain yang malah mati tanpa kau duga?" Ucap Taehyung sambil berjalan mengelilingi nyonya Hong.

"Iya saya yang memberikan cairan itu."
Jawabnya tegas.

"Siapa? Yang memonitor anda?"

"Tidak ada, kalau tuan kim pintar seharusnya anda tau siapa orangnya"

"Benar saya pintar kenapa saya harus bertanya pada anda nyonya Hong" Ucap Taehyung di hadapan nyonya Hong.

Taehyung menarik telfon dari kantong celananya terlihat memanggil seseorang.

"Jadi nyonya hong maka ucapkan selamat tinggal pada orang kementrian, anda bisa bawa pulang anak anda"

Taehyung keluar dari ruangan itu begitu saja. Meningalkan nyonya Hong yang kemudian menanggis dalam diam dalam ruanganya.

♠♠♠








Jelas tidak ges? Ditunggu nextnya 🤍

'NAKKA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang